Rekomendasi Adaptasi Buku Fiksi

0
Share
Fiksi ke Film Buku-buku Fiksi yang Diadaptasi Jadi Film

Karya fiksi tekstual, seperti cerpen, novelet, novel, atau roman, bisa dibilang adalah saudara dekat dari seni pertunjukan, misalnya teater atau, pertunjukan dengan dukungan penuh dari teknologi: film. Baik fiksi maupun film, katakanlah, adalah anak kandung dari seni. Sementara itu, seni sendiri adalah “kembaran” satu cermin dari kehidupan ini sendiri. Maka, pada kesempatan yang membahagiakan ini, Perimin hendak menyajikan rekomendasi adaptasi buku fiksi ke film.

Secara teori, baik fiksi tekstual dan seni pertunjukan, keduanya menggambarkan kehidupan. Tidak jarang, keduanya memperkaya dan memperdalam pemahaman kita tentang kehidupan. Film yang bagus biasanya juga adapatasi atas karya fiksi tekstual yang baik pula. Sebaliknya, oleh film sebuah karya sastra fiksi digambarkan dengan jauh lebih “hidup.” Meskipun bisa dinikmati dan sekaligus dipertentangkan sebagai bentuk berkesenian yang berbeda, tidak bisa disangkal bahwa fiksi tekstual dan film memiliki keterkaitan yang sangat erat. Perimin yakin, pembaca yang serius umumnya adalah penikmat film yang penuh gairah.

Nah, inilah tujuh buku rekomendasi adaptasi buku fiksi ke film dari Perimin. Yuk, mari kita simak satu-satu!

1. A Man Called Ove

Apa jadinya jika seorang pria lanjut usia, duda pula, yang hampir sepanjang hidupnya diliputi kepahitan kedatangan tetangga berisik dengan dua anak perempuan dan seorang istri yang sedang mengandung? Inilah kisah Ove, pria lansia yang oleh para tetangganya dikenal dengan “tetangga ketus dari neraka.” Mungkin, cinta yang terlalu dalam pada istrinya, Sonja, yang direnggut kanker berbuah kepahitan ini. Novel pertama Fredrik Backman ini sudah diadaptasi menjadi film pada 2015 versi Swedia dan pada 2022 versi Hollywood.

2. Forrest Gump

Hidup adalah serangkaian komedi-tragedi tanpa henti bagi Forrest Gump. Dengan fisik menjulang, tinggi besar, Forrest adalah raksasa yang menyenangkan. Meskipun demikian, Forrest memiliki keistimewaan karena IQ-nya kurang dari 70. Forrest termasuk idiot savant, yang dikaruniai kemampuan belajar secara cepat untuk hal-hal tertentu, namun cenderung lemah dalam urusan interpersonal. Kisah Forrest sebenarnya adalah kisah tentang menemukan cinta sejati, meskipun dibalut dengan tiga dekade sejarah Amerika Serikat. Diadaptasi menjadi film dan dibintangi Tom Hanks pada 1994, Forrest Gump versi film menyabet 6 Piala Oscar.

3. Twelve Years a Slave

Untuk manusia, kebebasan adalah nilai paling layak untuk diperjuangkan. Dan, inilah yang hendak dikisahkan oleh Solomon Northup melalui memoarnya, Twelve Years a Slave. Sebagai orang kulit hitam bebas, kemalangan Northup berawal dari tipuan dua orang kulit putih. Ia dijadikan budak di sebuah perkebunan di New Orleans, Louisiana. Karya klasik ini diangkat ke layar perak pada 2013 dibintangi oleh Chiwetel Ojiofor, Michael Fassbender, hingga Brad Pitt. Film yang disutradarai Steve McQueen ini berhasil menyabet 3 Piala Oscar.

4. The Godfather: 50th Anniversary Edition

Sebagai sebuah film, adaptasi novel Mario Puzo ini bisa dibilang hampir sempurna—sebab, kesempurnaan hanya milik Allah. The Godfather adalah salah satu saga tentang keluarga kriminal yang paling mumpuni. Inilah kisah keluarga Corleone yang merangkak dari imigran kelas pekerja menjadi keluarga paling terpandang dan penuh kuasa di Amerika Serikat versi Puzo. Di dalamnya, kita akan menemukan sisi-sisi gelap American dream bisa diraih menggunakan cara paling kotor dan tak terpuji. Kisah yang tidak bisa dibaca secara hitam-putih ini diadaptasi oleh Francis Ford Coppola ke layar perak dan berbuah 3 Piala Oscara edisi 1973.

5. All Quiet on the Western Front

Erich Maria Remarque akan membawa kita pada kehidupan Paul Bäumer dan kawan-kawan sekolahnya. Mereka mendaftar sebagai tentara Jerman pada Perang Dunia I. Dipenuhi ideologi dan gelora semangat nasionalisme, mereka harus berhadapan dengan monster yang bernama perang. Medan peperangan mengajarkan kengerian panjang, kebrutalan penuh kebencian, dan kesia-siaan kehidupan manusia. Namun, Bäumer pada akhirnya belajar satu hal: ia harus keluar dari peperangan hidup-hidup, karena ia telah banyak kehilangan. Karya klasik ini pernah diadaptasi ke layar perak pada 1930 dan 2022.

6. Requiem for a Dream

Novel Hubert Selby, Jr. ini terbit pada 1978, namun baru mendapatkan adaptasinya pada 2000 oleh sutradara Darren Aronofsky. Cerita akan berpusat pada ibu dan anak lelakinya, Sara dan Harry Goldfarb. Keduanya ingin menjadi kaya dan mapan, khas mimpi besar orang-orang Amerika. Tapi, justru mimpi akan gelimang harta, popularitas, dan kemapanan itulah yang menjebak mereka pada ketergantungan akan obat-obatan. Mimpi yang selayaknya menghadirkan gairah kehidupan justru seolah menyeret tokoh-tokohnya pada gairah kehancuran dan kematian.

7. Hidden Figures

Sebelum John Glenn mengorbit mengelilingi Bumi dan Neil Armstrong menginjakkan kaki di Bulan, ada empat perempuan kulit hitam Amerika berkutat dengan pensil, kertas, dan perhitungan matematis. Mereka adalah Dorothy Vaughan, Mary Jackson, Katherine Johnson, dan Christine Darden, yang membuat perhitungan matematis untuk meluncurkan roket dan pesawat ulang-alik ke luar angkasa. Kisah para perempuan pahlawan yang jauh dari perayaan dan kemashyuran ini diangkat ke layar perak pada 2016 dan disutradarai oleh Theodore Melfi.

***

Nah, demikianlah rekomendasi buku adaptasi buku fiksi ke film dari Perimin.  Semoga, rekomendasi buku-buku ini bisa membantu Bibliobesties semua menyadari bahwa kehidupan, seberapa pun membosankannya, akan tetap berguna entah bagaimana bentuknya. Yang terpenting adalah bahwa kita berani belajar dari kehidupan itu sendiri. Fiksi dan film, tentu akan banyak membantu.

Salam!

Jika Bibliobesties ingin membaca Rekomendayik lainnya, temukan di sini.