M-Leadership: Berani Memimpin

2
Share
Featured Image Berani Memimpin

Fortis Fortuna adiuvat. Nasib baik menaungi para pemberani. Kalimat ini konon digunakan pertama kali oleh Terence, penulis drama Romawi pada 151 S.M. dalam karyanya, Phormio. Kata “Fortuna” dalam kalimat tersebut merujuk pada Dewi Fortuna. Dialah dewi yang dipercaya oleh orang-orang Romawi Kuno sebagai pembawa nasib baik dan kemujuran. Dalam perjalanan sejarah, kalimat ini juga digunakan sebagai semboyan oleh Korps Marinir Amerika Serikat. Referensi paling kekinian dari kalimat ini dapat kita temukan dalam film John Wick (2014). Sebagai mantan marinir AS, Wick merajah punggungnya dengan kalimat tersebut.

Pernahkah terbayang di benak kita seandainya seorang mantan Jenderal TNI menulis buku kepemimpinan? Kita tidak perlu repot-repot membayangkannya, sebab itulah yang dilakukan oleh Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko! Dr. Moeldoko, melalui M-Leadership: Berani Memimpin (2022), membagikan gagasan-gagasan beliau tentang kepemimpinan. Seorang mantan Jenderal menulis tentang kepemimpinan? Klop, sudah!

Di dalam buku ini, kita akan menemukan sisi lain Dr. Moeldoko yang bisa jadi belum banyak kita ketahui. Beliau hadir sebagai akademisi, organisator, pembelajar, dan pemimpin. Baginya, seorang pemimpin harus memiliki satu keutamaan dasar: KEBERANIAN. Dalam pandangan Dr. Moeldoko, pemimpin yang berani bukanlah ia yang tidak memiliki ketakutan, namun seorang yang bisa menghadapi rasa takut. Singkatnya, KEBERANIAN adalah kemampuan untuk menghadapi rasa takut demi meraih tujuan yang mulia.

Dr. Moeldoko mengajukan hipotesis bahwa seorang pemimpin yang memiliki KEBERANIAN selayaknya melengkapi diri dengan tiga kemampuan: move, motivate, dan make a difference. Seorang pemimpin pastilah orang yang memiliki gerak (move) budi dan batin dalam dirinya sendiri. Tidak berhenti pada diri sendiri, seorang pemimpin juga harus mampu menggerakkan dan mengembangkan orang lain (motivate). Terakhir, seorang pemimpin sejati akan mampu membuat perubahan (make a difference) untuk lingkungan melalui organisasi yang dipimpinnya.

Meskipun Dr. Moeldoko mengangkat serpih-serpih kisah hidupnya di sana-sini, M-Leadership: Berani Memimpin bukanlah sebuah autobiografi. Buku ini justru akan lebih efektif saat dibaca sebagai traktat kepemimpinan. Contoh-contoh konkret dari pengalaman pribadi atau kutipan dari berbagai buku referensi kepemimpinan membuat buku ini bernilai akademis dan praktis sekaligus!

Periplus, sebagai sebuah jenama toko buku yang menaruh perhatian pada literasi dan pengembangan generasi muda calon-calon pemimpin Indonesia, mengapresiasi karya Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko, M-Leadership: Berani Memimpin. Sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan, Periplus hendak mengadakan sebuah forum diskusi buku yang menghadirkan Dr. Moeldoko sendiri sabagai narasumber sekaligus pencerita utama.

Acara bincang-bincang sederhana dalam suasana kekeluargaan dan keterbukaan diharapkan menjadi ruang dan sarana untuk berbagi cerita dan inspirasi tentang pentingnya kisah-kisah kecil di balik inspirasi nilai-nilai kepemimpinan. Dengan demikian, kekayaan sejarah hidup dan nilai-nilai sebagai seorang pemimpin dapat disebarluaskan kepada generasi yang lebih muda: para calon pemimpin Indonesia di masa mendatang. Tentunya, kita berharap menemukan sisi lain Dr. Moeldoko sebagai seorang pemimpin yang sekaligus prajurit, akademisi, dan pribadi humanis yang haus akan perubahan dengan merangkul generasi muda.

Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko, tentunya akan hadir sebagai narasumber sekaligus pencerita utama. Dari beliau, kita berharap kisah-kisah dan wawasan yang meluaskan cakrawala budi sekaligus diharapkan memantik diskusi yang lebih mendalam tentang nilai-nilai kepemimpinan, bahkan menjawab apa artinya menjadi seorang negarawan.

Mayjen TNI (Purn.) Bambang Budi Waluyo, Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Jaringan Struktur Organisasi, Tata Kelola, Organisasi, Pengawasan dan Program HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia), pun hadir selaku Panelis yang tentunya akan memberikan warna dan berbagi pengalaman terkait perhatian sang penulis dalam sektor ketahanan pangan. Selain itu, mantan Panglima Kodam II/Sriwijaya yang pernah bertugas sama sang penulis selama 10 tahun di satuan Lintas Udara 700 ujung pandang akan berbagi refleksi atas nilai-nilai kepemimpinan yang dihayati oleh Dr. Moeldoko selama mengembang tugas di satuan militer, yang tentunya menjadi teladan bagi rekan-rekan dan satuannya.

Yustinus Prastowo, Staf Khusus Menteri Keuangan RI, pun hadir sebagai Panelis. Dari perspektif beliau, diharapkan gagasan nilai-nilai kepemimpinan pun menjadi lebih menyeluruh. Dengan pengalaman beliau di dunia perpajakan dan kegiatan sosial, makna kepemimpinan dari Dr. Moeldoko pun akan semakin relate dalam beragam sisi kehidupan.

Syska Hutagalung, berperan aktif sebagai Panelis dari Kantor Staf Presiden, akan memperkaya topik perbincangan dari sudut pandang staf ahli yang tentunya juga rekan kerja yang sudah banyak melihat sepak terjang Dr. Moeldoko.