Wizarding World Ada untuk Dihidupi dan Dirayakan

2
Share
image: Periplus Harry Potter

Wizarding World memang tercipta untuk dihidupi dan dirayakan! Sejujurnya semangat itulah yang gelombangnya saya rasakan saat mengikuti acara HPBN 2022 lalu. Saya, pembaca Harry Potter yang tidak sampai tamat dan bukan Potterhead sejati ini sungguh terkesima. Maka dari itu, demi mengungkapkan rasa hormat pada kawan-kawan pecinta semesta Wizarding World, saya memberanikan diri meramaikan HPBN 2022 dengan tulisan ini.

Saya ingin membuka dengan pengalaman seorang pembaca dan penonton Harry Potter yang biasa-biasa saja—ngomong-ngomong, saya anggota Ravenclaw, patronus saya seekor banteng. Pengalaman saya masuk ke Wizarding World terjadi pada 2001. Memang, sudah lebih dari dua dasawarsa yang lalu. Waktu itu, saya duduk di bangku SMA, asrama pula. Baru tahun-tahun awal. Lalu, beredarlah novel Harry Potter dan Batu Bertuah di antara kawan-kawan angkatan. Detail-detail yang ditulis oleh Joanne K. Rowling memang saya lupa. Maklum, ingatan mengabur kala bertambah umur.

Meskipun hanya satu kawan yang memiliki buku Harry Potter, kami sabar menanti giliran membacanya. Si empunya novel bahkan sampai membuat daftar panjang nama-nama kami yang hendak membacanya. Bagi saya dan sebagian besar kawan, karena kami anak asrama, membaca novel adalah satu bentuk pilihan rasional. Keluar asrama atau menonton teve, kami tidak bisa asal saja. Ada aturan dan jam-jam khususnya.

Hype serial Harry Potter bertambah ramai karena kisah pemuda kurus bermata biru dengan kaca mata bulat dan jidat bertanda sambaran petir ini berlipat ganda karena akan diangkat ke layar lebar. Tak hanya novel, kawan lain yang kantongnya cukup tebal membeli beberapa majalah demi bisa update seluk-beluk kisah “sampingan” Harry Potter. Mohon maklum, sekolah saya berada di kota kecil dan kala itu internet pun masih menjadi “barang” langka.

HPBN 2022: Indo Harry Potter X Periplus

image: Periplus Harry Potter

Rasanya, tak perlu banyak berucap soal pengalaman saya sebagai pembaca Harry Potter. Tidak banyak yang bisa diulik. Jauh lebih seru kalau kita mengintip apa yang dilakukan satu komunitas yang isinya Potterhead semua. Saya terkesan dengan apa yang mereka lakukan belakangan ini.

Adalah Indo Harry Potter yang bekerja bareng Periplus pada 3 Februari 2021 lalu untuk mengadakan acara Harry Potter Book Night 2022. Acara ini merupakan acara tahunan resmi yang diselenggarakan oleh penerbit Bloomsburry. Ini semua dibuat agara para Potterhead dapat merayakan eksistensi semesta Wizarding World setiap tahun. Sebab, apakah yang lebih berharga selain ingatan atau kenangan akan mantan terindah?

Maka, tanpa banyak ba-bi-bu, Periplus dengan senang hati menggandeng Indo Harry Potter. Meskipun acara ini diadakan secara daring, rupanya atensi Potterhead tidak luntur. Ada sekitar 500 Potterhead yang mendaftar acara ini! Goks abis! Rupanya, para Potterhead di seluruh Indonesia yang tergabung dalam komunitas Indo Harry Potter ini punya kerinduan untuk ngumpul bareng, meskipun sekadar kumpul daring.

Kawan-kawan dalam Indo Harry Potter sendiri menyiapkan acara yang tak kalah seru. Ada pembacaan nukilan dari buku Harry Potter berbagai seri. Ada juga kompetisi cosplay Wizarding World. Tapi, yang paling seru adalah kawan-kawan Indo Harry Potter mengelompokkan para peserta ke dalam 4 asrama yang ada di Hogwarts! Setiap pendaftar diminta bergabung ke dalam WAG (Whatsapp Group) berdasarkan pilihan Topi Seleksi. Para Potterhead ini lalu diuji oleh setiap prefek asrama—Ayya untuk Gryffindor, Ayu untuk Hufflepuff, Iyus untuk Ravenclaw, dan Paman untuk Slytherin.

Potterhead menyerbu Wizarding World, Muggles minggir dulu

Acara yang awalnya dijadwalkan mulai dari pukul 19.00 WIB hingga 21.00 WIB ini berlangsung seru. Saking serunya, acara ini molor hingga selesai pukul 23.00 WIB. Justru semakin larut malam, semakin membaralah semangat para Potterhead ini. Jadi, Muggles tolonglah, minggir dulu. Ini malamnya para Potterhead!

Para prefek asrama Hogwarts dari Indo Harry Potter menggarap dengan serius acara HPBN 2022 ini. Konsepnya adalah Hogwarts’ Tournament of Houses. Jadi, setiap kuis yang digelar, akan dihitung sebagai poin untuk asrama para Potterhead. Kuis itu sendiri dibagi menjadi dua jenis, yakni kuis yang sifatnya individual dan kuis berdasarkan asrama. Pengumpulan poin pun dibuat mirip seperti Hogwarts’ Tournament of Houses itu sendiri. Jika peserta menjawab kuis dengan benar, poin akan ditambahkan untuk asrama. Pun sebaliknya, jika jawaban kuis keliru, maka poin asrama akan dikurangi.

Harry Potter Book Night 2022
Panitia Harry Potter Book Night 2022 sedang bersiap-siap sembari menunggu peserta yang sudah para antri di Waiting Room.
Harry Potter Book Night 2022
Paman Hadi dan kak Ayya membuka acara Harry Potter Book Night 2022.
Harry Potter Book Night 2022
Para Hogwartians Indonesia berfoto bersama.
Harry Potter Book Night 2022
Para Hogwartians Indonesia berfoto bersama.
Harry Potter Book Night 2022
Para Hogwartians Indonesia berfoto bersama.
Harry Potter Book Night 2022
Para Hogwartians Indonesia berfoto bersama.
Harry Potter Book Night 2022
Para Hogwartians Indonesia berfoto bersama.
Harry Potter Book Night 2022
Kak Nugi, anggota Slytherin yang kebetulan bekerja di Periplus, sedang pamer buku A Magical Year dari Bloomsburry.

Kuis yang disiapkan oleh para prefek asrama dari Indo Harry Potter pun terbilang sulit. Para Potterhead diminta menebak jawaban berdasarkan satu nukilan buku dari seri Harry Potter yang dibaca secara acak. Lalu, ada juga kuis menebak mantra. Adalah Paman, prefek Slytherin yang memandu kuis ini. Ia mengucapkan mantra-mantra dalam Wizarding World tanpa suara. Para Potterhead harus menebak mantra apa yang diucapkan oleh Paman. Masalahnya, Paman memegang tongkat sihir menutupi bagian depan wajahnya. Ajaibnya, Potterhead masih bisa menebak mantra-mantra dengan benar! What a magic?!

Selamat untuk para pemenang!

Harry Potter Book Night 2022
Suasana pertandingan perwakilan antar-asrama.
Harry Potter Book Night 2022
Suasana pertandingan perwakilan antar-asrama.
Harry Potter Book Night 2022
Suasana pertandingan perwakilan antar-asrama.

Ada juga kompetisi cosplay dari para Potterhead. Tiap cosplayer Wizarding World dalam acara HPBN 2022 ini lalu diminta menceritakan pengalaman mereka ber-cosplay-riasebagai karakter dari Wizarding World. Lalu, para prefek juga membacakan beberapa nukilan paragraf dari seri Harry Potter bertema “Magical Journey”. Sebagai penutup, HPBN 2022 yang digalang bersama antara Indo Harry Potter dan Periplus ini ditutup dengan kuis perwakilan asrama.

Pada akhirnya, para pemenang Howgarts’ Tournament of Houses harus diumumkan. Sebab, sejarah konon ditulis oleh para pemenang. Untuk kuis individual, terpilihlah Adit Aziz (@flamingsun) dari asrama Slytherin yang keluar sebgai top scorer acara HPBN 2022. Untuk ini, Adit layak mendapat satu kopi buku Prisoner of Azkaban Illustrated. Lalu, ada pula Wijaya Kurnia (@Wijayazhangs) yang memenangkan hadiah doorprize dan e-voucher. Ada pula Lody Agusta (@lody.pendragon), juga warga asrama Slytherin, yang berhak menyandang Best Cosplayer dalam Hogwarts’ Tournament of Houses kali ini. Saking antusianya dalam lomba cosplayer, “Lord” Lody pun sampai-sampai membuat sapu terbangnya sendiri dari bahan-bahan seadanya. Bahkan, akhirnya teman-teman yang bergabung dalam acara HPBN 2022 pun malah ikut open PO sapu terbang buatan “Lord” Lody! Semua hadiah tentunya disediakan oleh Periplus yang berkomitmen untuk mendukung acara komunitas-komunitas pecinta buku.

Selain kemenangan individual, ada pula kemenangan yang dialamatkan untuk level asrama. Selamat untuk asrama Ravenclaw yang menyabet juara umum Howgarts’ Tournament of Houses karena memperoleh 1720 poin, mengalahkan Hufflepuff (1430 poin), Gryffindor (1165 poin), dan Slytherin (900 poin). Namun, selain itu, ucapan selamat perlu diucapkan pada asrama Hufflepuff yang layak dijuluki sebagai asrama paling kompak. Meskipun para penghuni Hufflepuff yang hadir pada HPBN 2022 tidak banyak, namun mereka berhasil membuat layar Zoom dipernuhi semarak warna kuning.

Harry yang tumbuh bersama kita

Meskipun serial Harry Potter sebagai novel dan film dalam arti tertentu sudah “tamat”, tapi saya yakin semesta Wizarding World masih hidup dalam sanubari para Potterhead. Ya, sejujurnya, memang semesta Wizarding World meluas dengan kehadiran seri Fantastic Beast yang berpusat pada petualangan Newton Scamander. Belum lagi pada awal tahun ini muncul tayangan Harry Potter 20th Anniversary: Return to Hogwarts (2022).

Bagi mereka yang “tergolong” generasi 90-an, tentu akan mengalami masa tumbuh “bersama” seri Harry Potter, baik dalam rupa novel maupun film. Maka, bagi generasi ini, merayakan apa pun tentang Harry Potter dan petualangannya dalam Wizarding World adalah usaha untuk merawat ingatan dan kenangan. Sementara, bagi generasi-generasi sesudahnya, barangkali merayakan Wizarding World adalah usaha melacak jejak. Generasi 2000-an, sudah barang tentu tumbuh bersama Newt, penyihir yang menulis Fantastic Beasts and Where to Find Them di semesta Wizarding World.

Sederhananya, generasi 90-an mengikuti petualangan Newt dalam seri Fantastic Beasts and Where to Find Them berkat ikatan akan ingatan dan kenangan saat tumbuh bersama petualangan Harry. Sebaliknya, generasi 2000-an tumbuh bersama petualangan Newt dan melacak jejak semesta Wizarding World pada pengalaman Harry Potter. Seru, kan?

Mari merawat Wizarding World

Lepas dari acara HPBN 2022, saya iseng menggabungkan diri dengan WAG empat asrama yang dibuat kawan-kawan Indo Harry Potter. Di sana, saya mengamati satu dua hal menarik. Rupanya, Harry Potter sungguh telah menjadi bacaan lintas generasi. Ada seorang anak berumur sepuluh tahun. Ia tergabung dalam WAG asrama Gryffindor.

Dia bercerita bahwa awalnya takut saat menonton film Harry Potter. Tapi, setelah sedikit lebih besar, dia membaca novel Harry Potter dan menikmatinya. Suatu kali, dengan polos di percakapan WAG, dia berkata bahwa dirinya belum menyelesaikan seluruh seri novel Harry Potter. Katanya, sang bunda—yang sudah masuk pertengahan usia tigapuluhan—yang mendorongnya membaca Harry Potter. “Mama yang sudah selesai baca semua bukunya. Mama ada di (WAG asrama) Ravenclaw, kak,” katanya menambahkan.

Jika melihat dari perspektif yang lebih luas, saya merasa justru sebuah buku itu benar-benar hidup dan dihidupi. Membaca buku memang pengalaman personal. Apa yang kita baca mencerminkan siapa kita, konon katanya. Namun, sebuah buku akan menjadi “buku yang hidup” jika apa yang ada di dalamnya selalu dididiskusikan dan “dirayakan.”

***

Apa yang dilakukan oleh kawan-kawan Indo Harry Potter melalui acara HPBN 2022 yang lalu adalah salah satu cara merawat eksistensi Wizarding World. Kisah-kisah dalam serial Harry Potter kembali dibacakan. Tidak hanya itu, detail-detail tentang karakter dan kejadian dalam Wizarding World pun dibagikan, agar semakin melekat dalam ingatan. Saya rasa, inilah cara para Potterhead dalam komunitas Indo Harry Potter merayakan “sihir” dalam dunia nyata mereka. Maka, inilah Magical Journey yang dihidupi para Potterhead. Semoga, pengalaman HPBN 2022 ini jadi satu bagian membahagiakan dalam bilik ingatan dan suatu saat nanti jadi saripati dapat dipanggil ulang saat berhadapan dengan makhluk-makhluk kegelapan. Expecto patronum!