Sepak bola, di Indonesia kita menyebut permainan ini. Di bagian dunia lain, ada begitu banyak moda penyebutan: le foot (Prancis), Fußball (Jerman), futebol (Portugal, Brasil), fútbol (Spanyol, Argentina, Meksiko), football (Inggris), soccer (Australia, Amerika Serikat, Kanada), sokker (Afrika Selatan), calcio (Italia), dan sebagainya. Namun, apa pun penyebutannya, satu hal yang kita tahu: permainan ini menggunakan bola yang dimainkan dengan cara disepak, dimainkan bersama-sama dengan dua tim yang saling berhadapan. Dari sanalah, untuk begitu banyak orang, keriangan bersumber. Asal ada bola untuk dikejar dan disepak, entah mengapa hati terasa ringan. Bahkan, lapangan berumput dan tiang gawang bisa jadi teramat sangat relatif: kalau ada maka baik, tak ada pun tak apa-apa. Pada intinya, sepak bola adalah hiburan. Bahkan Walter Lutz, seorang kolumnis sepak bola, pernah menulis “kendati perang, krisis, bencana, skandal permainan, suap-menyuap perwasitan, pengkhianatan terhadap fair-play, sepak bola tidak pernah lapuk dan mati, malahan senantiasa ada dan terus menghibur dunia.” (Sindhunata, 2017:vi)
Sepak bola, sebagai sebentuk hiburan, akan selalu memesona. Jika boleh memersonifikasi sepak bola, Perimin—yang adalah laki-laki biasa ini—hendak mengibaratkannya sebagai gadis tercantik, terwangi, yang membuat setiap anak laki-laki di sekolah jatuh cinta. Kehadirannya di sekolah sudah cukup membuat hati setiap anak lelaki bungah tak terkira. Sayangnya, gadis tercantik itu punya sifat tengil yang tidak jarang membuat hati anak lelaki patah hati. Namun, ajaibnya anak-anak lelaki akan tetap jatuh cinta lagi padanya meskipun berkali-kali patah hati. Kecintaan seorang penggemar sepak bola pada pujaannya memang sublim. “Saya tergila-gila pada sepak bola, sebagaimana kemudian saya tergila-gila pada para wanita: begitu saja terjadi, tanpa alasan, tanpa nyinyiran, tanpa memikirkan rasa sakit atau gangguan yang bakal ditimbulkannya,” demikian tulis Nick Hornby. Sastrawan Inggris yang gila bola ini, khususnya pada klub Arsenal, menuliskan pengalaman intimnya dengan sepak bola dalam Fever Pitch yang terbit pada 1992.
Sepak bola memang subtil, sekaligus penuh misteri. Ia indah dan menyenangkan. Namun, tidak jarang menyakitkan dan menghentak. Sepak bola sering kali merupakan wilayah untuk merajut impian. Akan tetapi, di lain sisi juga “sekolah” untuk menerima realitas yang demikian pahit. Nah, pada kesempatan ini Perimin mencoba memilah dan memilih lima buku tentang sepak bola. Sebab, sebagaimana Albert Camus, sepak bola mengajarkan banyak hal soal kehidupan.
1. Soccernomics
ISBN=13: 9781645030171
Soccernomics mencoba mengeksplorasi beberapa pertanyaan yang bisa muncul di benak seorang penggermar sepak bola. Mengapa Amerika Serikat yang adidaya bukanlah negara yang mendominasi sepak bola dunia? Manakah negara sepak bola paling moncer di muka bumi? Klub mana yang memiliki penggemar paling berapi-api? Ditulis oleh duet ekonom-jurnalis, Soccernomics mencoba menyediakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di benak penggemar sepak bola. Keduanya menyediakan analisis tajam menggunakan data, yang tidak jarang berlawanan dengan intuisi orang awam terhadap sepak bola. Gagasan dalam buku ini cukup revolusioner, sehingga sebuah perhelatan sepak bola tidak lagi sama di mata kita.
2. Fifa World Cup Qatar 2022: The Official Guide
ISBN=13: 9781787399884
Penggemar sepak bola yang ingin benar-benar merayakan Piala Dunia FIFA edisi ke-22 nanti wajib menjadikannya dalam daftar bacaan. Buku panduan eksklusif ini memuat setiap aspek turnamen sepak bola paling besar sedunia ini. Profil lengkap 32 tim, profil pemain bintang dalam setiap tim, dan momen-momen magis dari gelaran Piala Dunia edisi sebelumnya. Buku ini menyajikan data, fakta, dan statistik yang sangat informatif. Koleksi foto eksklusif dan estetis para fotografer internasional juga menambah tampilan apik buku ini.
3. My Life in Red and White
ISBN=13: 9781474618267
Manajer sepak bola, apalagi untuk klub liga kasta tertinggi Inggris, sering kali tidak kalah mentereng dengan para pemainnya. Dan, inilah kisah hidup salah satu manajer klub sepak bola paling berpengaruh di liga tertinggi sepak bola Inggris, Arsène Wenger. Dalam buku ini, kita akan menemukan prinsip-prinsip kepemimpinan, baik di dalam maupun luar lapangan. Wenger menggunakan pendakatan menyerang dalam permainan timnya, mengubah manajemen nutrisi dan kebugaran sebagai hal sentral dalam kehidupan atlet sepak bola, hingga hubungan dengan manajer rival dan media. Buku ini juga berkisah tentang fase-fase awal perjalanan sukses salah satu manajer sepak bola paling dihormati di seantero dunia.
4. Maradona: The Boy. the Rebel. the God.
ISBN=13: 9781409157779
Seandainya atribut “tuhan” bisa disematkan pada seorang pesepak bola, maka dialah satu-satunya yang berhak. Dia adalah Diego Armando Maradona. Dunia mengenal “Si Boncel” ini lewat “Gol Tangan Tuhan”, kejeniusannya mengolah si kulit bundar dan “menari-nari” di atas lapangan hijau, kaki kiri ajaibnya yang membuat kita harus ikhlas menepikan Lionel Messi, dan kebengalannya sebagai pribadi—karir Maradona meredup karena kecanduan heroin. Guillem Balagué menelusuri Maradona melalui wawancara langsung dan kisah-kisah tahun pertama, merajut kisah itu dengan pendekatan psikologis dan sosiologis atas dirinya. Pada akhirnya, kita akan menemukan Maradona yang semakin memesona.
5. How (Not) To Be Strong
ISBN=13: 9781529136302
Sepak bola adalah olah raga yang universal. Tak peduli siapa pun kita, sepak bola berhak dirayakan, tak terkecuali oleh para perempuan. Inilah biografi Alexandra Virina Scott, MBE, bek sayap kanan klub sepak bola perempuan Arsenal yang bermain dalam Women’s Super League (WSL), kasta tertinggi sepak bola perempuan di Inggris. Scott yang saat ini juga bekerja sebagai komentator dan pengamat sepak bola untuk BBC Sport dan Sky Sport. Suara Alex juga dapat ditemukan dalam gim FIFA22 keluaran EA Sports, sebagai komentator pertandingan di gim tersebut. Dalam autobiografi ini, Alex membuka diri sejujur-jujurnya. Ia berkisah bagaimana banyak aspek kehidupan—juga sepak bola—termasuk pengalaman buruk di masa lalu, membentuk kesuksesan diri.
***
Nah, demikianlah rekomendasi lima buku beraroma sepak bola dari Perimin. Semoga, rekomendasi buku-buku dari Perimin ini bisa membantu Bibliobesties semua mencari kesenangan dan hiburan. Sebab, kita semua tahu, sekali lagi perlu Perimin tekankan bahwa dari sepak bola kita bisa belajar banyak soal kehidupan.
Salam!