Book Lovers menceritakan seorang agen penulis yang sangat sederhana bernama Nora Stephens. Suatu ketika, hasratnya untuk meninggalkan New York City memuncak. Nora ingin menepi dari riuhnya kota New York dan fokus untuk membahagiakan adiknya yang sedang hamil juga menangani klien dengan damai. Mengetahui keinginan kakaknya, Libby menyarankan mereka agar pindah ke Sunshine Falls, sebuah kota kecil di Carolina Utara.
Betapa sialnya nasib Nora. Alih-alih mendapatkan kedamaian di kota Sunshine Falls, dia malah bertemu seorang editor, Charlie Lastra, yang amat dibencinya. Sebelumnya, Nora pernah mengalami kejadian yang kurang menyenangkan bersama Charlie. Secara kasar, Charlie pernah menolak untuk menerbitkan salah satu buku yang penulisnya diwakili oleh Nora. Dengan rasa sakit hati yang masih disimpannya, kini Nora harus hidup di kota yang sama dengan Charlie.
Semakin lama mereka tinggal di Sunshine Falls, Nora dan Charlie semakin mengenal satu sama lain. Nora mulai memahami ternyata Charlie adalah sosok pria yang berbeda dari dugaannya! Sementara itu, semakin dekat hubungannya dengan Charlie, Nora semakin mengkhawatirkan Libby. Dengan hubungannya yang semakin dekat dengan Charlie bisakah Nora membuat Libby bahagia?
Menemukan hidup di Sunshine Hall
Setelah kematian ibunya, Nora harus menjalani kehidupan dengan berbagai persoalan. Mulai dari hubungannya bersama adik perempuan hingga pekerjaan. Meskipun hubungannya terbilang rumit, kondisi ini membuat Nora tumbuh sebagai manusia yang penuh kepedulian. Berbeda jauh dari karakter utama dengan yang dibangun dengan kesempurnaan, dalam Book Lovers,Nora digambarkan sebagai manusia yang tidak sempurna. Namun, secara perlahan Nora menunjukan kepada kita sisi-sisi kemanusiaannya yang lembut. Pada kondisi inilah, menurut Perimin, Nora “terlahir kembali” menjadi sosok manusia yang utuh.
Saat Nora mulai berhubungan dekat dengan Charlie dan pertikaian demi pertikaian menjadi bumbu hubungannya, Nora seolah-olah mulai mengumpulkan potongan teka-teki tentang siapa Charlie sesungguhnya. Sehingga, pada akhirnya, dia dapat melihat gambaran keseluruhan hidupnya. Pada akhirnya Nora menyadari hubungannya dengan Charlie adalah suatu hal yang istimewa dalam hidupnya. Salah satu momen yang paling menyentuh dalam kisah percintaan mereka ketika Nora berjuang melawan serangan panik yang dideritanya. Saat itu, Charlie membantu Nora untuk mengatasinya. Mulai dari kejadian ini, Nora mulai terbuka dengan Charlie. Dia bercerita tentang hubungan keluarganya yang rumit dan keresahan hatinya bahwa dia hanya bisa mengecewakan orang-orang di sekitarnya.
Emily Henry dalam menciptakan karakternya
Dalam membangun seitap karakter dalam Book Lovers, Emily Henry membuat karakternya lebih dari sekadar metafora. Para karakternya memiliki masalah nyata, yang memengaruhi berjalannya alur pengisahan. Kita bisa melihat, melalui berbagai permasalahan keduanya, Nora dan Charlie yang awalnya saling membenci kemudian bisa terikat dalam cinta dan mampu menyelesaikan tantangan untuk mendapatkan cinta itu sendiri.
Secara cerdas, Emily Henry menggunakan hubungan cinta sebagai wahana untuk membantu para karakter berhadapan langsung dengan cerita. Perkembangan hubungan Nora dan Charlie menceritakan sebuah kisah yang kompleks. Book Lover penuh narasi tentang kesedihan, isu kesehatan mental, dan keterkaitan akan keluarga. Sementara itu, ketika kita hanyut akan kisah cinta Nora dan Charlie, kita akan melihat hubungan Nora dengan Libby yang akan membuat kita menangis.