Haemin Sunim dalam buku terbarunya mengajak kita untuk melihat ada banyak hal yang kita hadapi di dunia ini. Kadang kala, hal tersebut sesuai dengan apa yang kita rencanakan terlebih dahulu. Namun demikian, ada banyak hal pula yang tidak terjadi sesuai dengan keinginan kita. Mekanisme psikologis dalam pikiran kita akan memberikan respon alamiah. Kita merasa senang jika ada banyak hal yang terjadi sesuai dengan rencana kita. Di lain sisi, kita dengan mudah merasa susah ketika ada begitu banyak hal terjadi di luar rencana yang sudah kita persiapkan. Bahkan, dalam kadar dan konteks yang sangat partikular, orang bisa merasa hancur lebur setelah diterpa masalah yang membuatnya merasa segala sesuatu berada di luar kendalinya. Konon, seorang pemikir dan kritikus kebudayaan yang wafat pada awal abad ke-20, Friedrich Nietzsche, mencandrakan kehidupan layaknya sebuah monster di lautan yang akan melumat apa pun yang berlayar di dalamnya.
Generasi yang akrab dengan internet mungkin menjadi warga dunia yang semakin peka dengan kebutuhan akan kesehatan jiwa. Mereka, dan juga kita para pembaca tulisan ini, tentu dengan senang hati serta menyambut dengan gegap gempita satu kata ini: mindfulness, kesadaran. Perhatian yang semakin terbuka pada persoalan ketenangan jiwa dan keseimbangan emosi membuat kita mencari-cari bagaimana caranya menjadi manusia yang lebih manusiawi. Maka dari itulah, buku-buku yang menawarkan tema pengembangan diri melalui jalur psikologi populer menjamur dan menjadi kebutuhan yang spesifik.
Menghadapi Masa Sulit dengan Kebijaksanaan Zen
Haemin Sunim, seorang guru Zen Buddhisme dan penulis spiritualitas, menawarkan kedalaman dan keseimbangan di tengah gerak zaman pascamodern yang semuanya cepat. Merespon situasi ini, Sunim menulis The Things You Can See Only When See Only When You Slow Down (2012). Di sana, ia mengemukakan pandangan bahwa ada banyak hal yang kita pahami taken for granted, karena kita tidak memberi perhatian secara penuh dan bertindak semata-mata agar cepat selesai. Akibatnya, kita kehilangan keindahan hidup. Setelahnya, Sunim datang dengan Love for Imperfect Things (2016) yang hendak mengingatkan bahwa tidak ada yang menuntut kita menjadi sempurna di dunia ini. Kebebasan sejati justru akan kita rasakan ketika mampu merangkul ketidaksempurnaan dalam hidup. Kita hanya perlu dengan sungguh menyadari keberadaan kita, eksistensi kita di dunia. Setelah kesadaran itu muncul, dunia akan menjadi tempat yang lebih indah dan lebih nyaman untuk ditinggali.
Pada 2024 ini, Haemin Sunim kembali dengan buku terbarunya, When Thing Don’t Go Your Way, yang memberi tawaran kepada kita untuk menggali inspirasi dari Buddhisme Zen, utamanya untuk menghadapi masa-masa sulit. Buku yang terdiri dari enam bab ini disusun berdasarkan esai-esai personal, kisah, dan nasihat-nasihat yang disiapkan oleh Sunim. Sungguh, buku ini adalah kisah dan inspirasi personal Haemin Sunim. Ia juga secara terbuka menceritakan bagaimana dirinya “kena mental” ketika menghadapi masa-masa sulitnya ketika muncul rumor soal rumah mewah dan mobil Ferrari, setelah kemunculannya di televisi Korea.
Event Book Interview Eksklusif bersama Haemin Sunim
Pernahkah Anda merasa hidup bagaikan di tengah lautan yang penuh ombak? Terkadang sesuai rencana, terkadang tak terduga, dan terkadang juga membawa kita ke jurang kekecewaan? Di era serba cepat ini, tak jarang kita terjebak dalam kesibukan dan kehilangan makna hidup. Di sinilah kehadiran Haemin Sunim, seorang guru Zen Buddhisme dan penulis spiritualitas, membawa angin segar untuk menenangkan jiwa.
Pada 5 Juli 2024, pukul 18.00 WIB, mari kita selami bersama kedalaman pemikiran Haemin Sunim dalam Book Interview: When Things Don’t Go Your Way Book Interview. Dalam acara ini, kita akan diajak menyelami isi buku terbaru Haemin Sunim, When Things Don’t Go Your Way yang menawarkan panduan Zen untuk menghadapi masa-masa sulit. Daftarlah sekarang dan bersiaplah untuk sebuah pengalaman yang mendalam dan memotivasi.