What It Takes: Cerita Asia Tenggara dari Gita Wirjawan

0
Share

Tidak sedikit nama orang yang digunakan oleh para musisi Indonesia sebagai bagian dari lirik lagu. Bagi mereka yang bagian dari generasi Baby Boomers, pasti mengenal Aryati—sang mawar asuhan rembulan—yang diciptakan oleh Ismail Marzuki. Generasi X, misalnya, tentu mengenal Cukup Siti Nurbaya atau Kirana yang sama-sama dipopulerkan oleh kelompok musik Dewa 19. Atau, lagu Galang Rambu Anarki dari sesepuh folk pop asli Indonesia, Iwan Fals. Lalu, generasi Milenial pun mengenal Sephia atau Perhatikan Rani dari kelompok musik Sheila on 7. Kelompok musik Peterpan punya Sally Sendiri, hingga Kangen Band pun punya Yolanda. Lalu, ada pula Virgoun dengan Surat Cinta untuk Starla. Belakangan ini, penyanyi Hindia, dalam sebuah lagunya, Masalah Masa Depan, juga menghadirkan satu nama, yakni Gita Wirjawan!

9786340424058 What It Takes: Southeast Asia buku gita wirjawan

What It Takes: Southeast Asia

ISBN-13: 9786340424058

Keresahan dan Pentingnya Narator

Dalam lagu tersebut, Hindia alias Baskara Putra mengekspresikan keresahan yang dibawanya, juga kemungkinan besar dibawa pula oleh generasinya. Persoalan ekonomi, politik, hingga kerusakan alam mengganggu ketenangan batin, yang pada akhirnya berujung pada masalah baru: keseimbangan mental. Masa depan kadang memang seperti monster, menakutkan dan membawa risau. Pasalnya, manusia tidak pernah mampu mengetahui masalah-masalah yang dihadapinya. Kata Hindia, kita hanya bisa “berlindung di belakang tawa, di dalam hati tersisa ragu.”

Baskara Putra adalah pencerita yang pintar, dengan suara cukup lantang. Ia memotret, menangkap, serta menyuarakan keresahan yang dialaminya. Dan, tepat itulah yang dibutuhkan Indonesia sekarang: pencerita, narator. Setidak-tidaknya, hal ini pula yang dipercaya oleh Gita Wirjawan. Dan, atas kesadaran ini pula beliau membangun “wadah cerita” dalam rupa sebuah siniar, Endgame.

Namun, rupanya tak cukup beliau hanya berhenti di situ. Setelah berjalan hampir lima tahun, dengan lebih dari dua ratus percakapan, ditambah dengan hampir tiga tahun bekerja di pusat inovasi dan kolaborasi interdisipliner, Standford University, Gita Wirjawan sampai pada satu kesimpulan. Asia Tenggara, wilayah regional tempat Indonesia berada, memiliki apa yang diperlukan untuk menjadi kesadaran global.

Paradoks Asia Tenggara: Potensi dan Tantangan

Asia Tenggara sungguh punya kapasitas dan keinginan untuk berpikir, bersikap, dan bertindak merespon isu-isu signifikan dalam skala global, seperti transisi energi, krisis kemanusiaan, dan ketimpangan sosial. Hanya saja, selama ini kita belum berfokus pada hal-hal penting dalam jangka panjang. Selain itu, kita belum cukup memiliki narator untuk menyampaikan pesan ini pada dunia.

Maka, sebagai percikan permenungan dan pencarian jawab atas keresahan, disusunlah karya tulis yang cukup komprehensif tentang Asia Tenggara, What It Takes. Di dalam buku tersebut, kita dapat menemukan persoalan apa-apa saja yang perlu diperhatikan secara saksama. Dalam kata-katanya sendiri, Gita Wirjawan menaruh melihat paradoks, bahwa “Asia Tenggara memiliki faktor pendukung untuk menjadi sumber kekuatan global, tetapi tertinggal terutama karena kurangnya kepemimpinan pemerintah yang efektif yang memprioritaskan patronase daripada meritokrasi, dan modal manusia yang lemah karena sistem pendidikan yang kekurangan dana dan sumber daya yang kurang. Ini merembes ke dalam faktor-faktor lain—seperti kebutuhan energi, inovasi dan adopsi teknologi, dan modal keuangan—yang semuanya penting untuk pertumbuhan berkelanjutan dan tingkat pembangunan yang lebih tinggi.” Belum lagi, ketika kita beranjak melihat sejarah Asia Tenggara yang relatif “adem ayem”, tidak banyak mengalami konflik yang berdarah-darah, setidaknya dalam dua milenium ke belakang.

Periplus TALK sebagai Ruang Diskusi

Periplus menyajikan wadah untuk mengadakan diskusi tentang permasalahan dan tema-tema mutakhir dan relevan, dengan tajuk Periplus TALK. Kali ini, Periplus membuat rangkaian diskusi berdasarkan buku What It Takes (2025) karya Gita Wirjawan. Diskusi diarahkan pada keprihatinan-keprihatinan yang dirumuskan dalam latar belakang. Arah diskusi akan berfokus pada mempelajari dan mendiskusikan bersama tantangan dan peluang yang dihadapi kawasan Asia Tenggara untuk mengemuka dalam tataran global. Mengingat begitu dalam dan luasnya gagasan yang ditawarkan Gita Wirjawan dalam buku What It Takes, gagasan utama yang menjadi dasar diskusi adalah:

Peluang dan Tantangan Menjadi Kekuatan Global: Menggali Inspirasi dari Kawasan Asia Tenggara

9786340424058 What It Takes buku gita wirjawan

What It Takes: Southeast Asia

ISBN-13: 9786340424058

Bersama Gita Wirjawan, kita akan menggali setidaknya 3 hal. Pertama, bagaimana mengelaborasi situasi konkret Asia Tenggara saat ini dilihat dari berbagai aspek signifikan dalam “percaturan” global? Apa kekhasan yang bisa dijadikan modal sosial untuk memajukan kawasan Asia Tenggara?

Kedua, mengingat ketegangan geopolitik yang belakangan meningkat, bahkan terjadi pula di antara Thailand dan Kamboja belum lama ini, bagaimana Asia Tenggara dapat menjaga kedaulatan dan otonomi strategisnya? Sebab, buku ini mengandaikan kohesi di antara negara-negara ASEAN. Namun, kira-kira tantangan terbesar apa dan bagaimana memecahkan persoalan ini agar tercapai konsensus regional di antara negara-negara ASEAN yang tentu saja memiliki kepentingan nasional yang beragam?

Terakhir, What It Takes, juga siniar Endgame, memiliki misi untuk membentuk para narator yang memiliki audiens dalam skala nasional, regional, hingga global. Jika harus memilih dua atau tiga tantang besar yang harus dihadapi para narator tersebut dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, apakah tantangan-tantangan tersebut dan bagaimana peluang mengatasinya? Lalu, adakah satu pesan pokok dari buku Gita Wirjawan untuk anak-anak muda Indonesia agar bisa beresonansi dengan kebutuhan global dan mengharumkan nama Indonesia di dalam dunia internasional?