3 Buku Terlaris New York Times

0
Share
Image: Best Seller The New York Times

Salam Periplusetiawati dan Periplusetiawan,

Bagi yang suka thriller, mari merapat. Satu buku rekomendasi dari Lisa Gardner @lisagardnerbks, Beforer She Dissapeared. Kilas ragam budaya dan isu rasisme ditulis dengan sangat menarik. Bisa menjadi bahan sindiran sosial, bisa juga jadi bahan refleksi. Nuansa kehadiran minoritas dalam kisah perdetektifan yang diusung oleh Gardner menawarkan cakrawala pandang soal bagaimana hidup di tengah-tengah masyarakat madani. Ada nilai apik yang ditawarkan: ini bukan soal mencari orang hilang, melainkan soal menjadi warga negara yang berinisiatif atas dasar kecintaan pada nilai kemanusiaan – bahwa setiap manusia begitu bernilai.

Lagi-lagi soal menghilang, @britrbennett Brit Bennet lewat The Vanishing Half hendak turut meramaikan kampanye soal anti-perundungan sebetulnya. Dikisahkan bagaimana relasi hangat antara warga kulih putih dan kulit hitam yang saling melindungi satu sama lain. Alkisah, Desiree memilih untuk lari dari hidup rumah tangga karena kasus kekerasan. Setiap bentuk masalah yang terjadi dalam masyarakat, gaes, dikait-kaitkan dengan isu rasis. Perjumpaannya dengan banyak orang tersingkir di masyarakat memunculkan isu-isu sosial yang menarik. Pesan moralnya menarik: yang namanya keluarga itu tidak harus yang ada hubungan darah, rupanya ikatan emosional jauh lebih kuat lho!

Satu rekomendasi lagi, The Midnight Library, karya Matt Haig @mattzhaig. Berkisah tentang depresi yang dialami oleh Nora karena baru saja dipecat, tidak lagi bisa bekerja di toko musik tempatnya belasan tahun mencari nafkah.

Ini adalah kisah tentang seorang gadis bernama Nora yang mengalami depresi. Dikisahkan pada beberapa jam sebelum ia depresi, ia dipecat dari pekerjaannya. Dengan alasan, bahwa ia tidak seharusnya bekerja di toko musik selama belasan tahun. Ia seharusnya bekerja di tempat yang lebih baik lagi. Alasannya? Wajah Nora kurang menyenangkan pelanggan. Whaaaattt?!