Pilihan Buku untuk Melihat Kepemimpinan Gen Z

0
Share
Pilihan Buku untuk Melihat Kepemimpinan Gen Z

Kepemimpinan Gen Z- Waktu bergerak, dan sekarang Generasi Z awal—mereka yang lahir antara 1997 hingga 2000-an awal—saat ini telah memasuki dunia kerja. Generasi Z diyakini akan membawa pandangan baru yang juga segar akan dunia kerja. Situs startupsmagazine.co.uk melaporkan pada 2025 nanti diperkirakan bahwa Generasi Z akan mencapai angka 27% dari seluruh tenaga kerja di dunia. Dalam laporan tersebut, merujuk pada penelitian RADA Business, disebutkan Generasi Z memiliki empat kekhasan dalam hal kepemimpinan.

Pertama, Generasi Z memiliki pola kepemimpinan yang berorientasi pada tujuan. Generasi ini cenderung menggeluti pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai yang mereka pegang, selain dapat memberikan dampak positif secara sosial.

Kedua, Generasi Z yang tumbuh dalam era digital, mereka adalah pengguna teknologi digital dan memiliki kecakapan tinggi pada teknologi digital. Kecakapan ini membuat mereka mampu memanfaatkan kekuatan solusi secara digital untuk memecahkan persoalan yang kompleks. Akibatnya, hal ini membantu organisasi atau perusahaan tetap berada paling depan.

Ketiga, Generasi Z mengedepankan prinsip autentisitas dan ruang kerja inklusif. Generasi ini nyaman bekerja dalam kolaborasi, menghargai komunikasi yang terbuka dan jujur, serta menciptakan budaya kerja yang saling mendukung.

Keempat, Generasi Z ini adalah tipe pembelajar dan berhasrat untuk mengembangkan diri. Generasi ini haus pengetahuan dan memiliki budaya belajar yang kuat. Dalam dunia pekerjaan, mereka dituntut untuk mampu beradaptasi dan memiliki ketangkasan. Generasi Z ini secara umum memandang perubahan sebagai peluang untuk bertumbuh dan berinovasi.

Dalam penelitian yang lain, Nihan Yavuz Aksakal dan Ebru Ulucan, keduanya adalah pengajar di Istanbul Ticaret University, menyebut bahwa satu kualitas yang paling dibutuhkan oleh Generasi Z dari seorang pemimpin adalah visi untuk masa depan (farsightedness). Pandangan jauh ke depan ini meliputi bidang bisnis, sehingga mampu mendorong teciptanya visi organisasi. Dalam penelitian tersebut, fitur inilah yang dirasa Generasi Z harus paling menonjol dimiliki oleh seorang pemimpin. Secara individual, Generasi Z mengharapkan karakteristik kepemimpinan yang lebih tradisional. Namun, mereka juga mengharapkan pula kepemimpinan yang penuh inovasi dengan tetap memperhatikan kebutuhan akan privasi, penemuan akan bakat, dan keterampilan digital.

Nah, demi membantu Bibliobesties semakin memahami persoalan kepemimpinan dari sudut pandang dan harpan Generasi Z, Perimin mencoba memilah dan memilih sembilan buku. Di dalam daftar pendek ini, Perimin menyodorkan buku-buku nonfiksi dengan benang merah pada bidang kepemimpinan, meskipun bidang-bidang lain seperti strategi bisnis, manajemen, atau budaya organisasi, dan bidang-bidang spesifik lain juga termasuk dalam daftar. Semoga, rekomendasi ini membawa pencerahan dan pengertian yang mendalam tentang Generasi Z dan apa yang selayaknya dipahami tentang kepemimpinan.

1. The Infinite Game

Keywords: Business strategy, leadership principles, corporate ethics, business innovation, strategic thinking, management, corporate culture

Simon Sinek mencandrakan dua jenis permainan, yaitu finite games, permainan yang memiliki akhir, dan infinite games, permainan yang tidak ada habisnya. Sepak bola, bulu tangkis, voli, hingga catur adalah contoh permainan-permainan yang termasuk finite games. Identifikasinya jelas. Finite games pemainnya jelas, aturannya jelas, dan titik akhir permainan yang jelas. Sementara itu, infinite games seperti bisnis dan politik, pemainnya datang dan pergi, aturan bisa berubah dengan cepat, dan permainan tidak ada habisnya. Dalam infinite games, tidak jelas siapa yang menjadi pemenang atau pecundang. Yang ada hanyalah mereka yang memimpin dan yang tertinggal. Dalam buku ini, Sinek menawarkan sebuah kerangka kerja untuk menjadi pemimpin dengan pola pikir infinite yang bisa membangun organisasi yang lebih kuat, inovatif, dan inspiratif.

2. No Rules Rules: Netflix and the Culture of Reinvention

Keywords: Leadership and management, corporate culture, innovation in business, organizational transformation, reinventing companies, business leadership, creative freedom

Netflix adalah sebuah perusahaan fenomenal. Belum pernah ada perusahaan seperti Netflix sebelumnya. Namun, siapa sangka perusahaan ini berawal sebagai pelayanan penyewaan DVD daring? Loncatan perkembangan Netflix terjadi karena pendekatan dan prinsip-prinsip yang digunakan salah satu pendirinya, Reed Hastings, justru bertentangan dengan prinsip-prinsip konvensional. Hastings menetapkan standar baru, penghargaan terhadap orang, menekankan inovasi, dan memberikan konteks alih-alih kontrol terhadap karyawan. Reed Hastings dan Erin Meyer menyelam ke jantung Netflix dan mengangkat kisah-kisah dari wawancara orang dalam, sehingga mencerminkan filosofi dari salah satu perusahaan paling inovatif, imajinatif, dan kesuksesan dalam dunia bisnis.

3. Leading Without Authority

Keywords: Business leadership, collaborative leadership, organizational change, team collaboration, leadership skill, empowerment, team dynamics

Jabatan dan wewenang, menurut Keith Ferrazzi, tidak serta merta membuat rekan kerja lebih terlibat dan termotivasi pada pekerjaan yang sedang kita kerjakan. Ferrazzi melihat kecenderungan lain. Ada para “pemimpin”—dalam tanda kutip—yang tidak memiliki jabatan dan wewenang resmi, namun mampu mengajak orang-orang di sekitarnya untuk berkolaborasi dan bekerja sama. Mengapa demikian? Jawbannya, menurut Ferrazzi, ada pada kerangka pikir yang disebut co-elevation. Pola berpikir ini menitikberatkan bagaimana seseorang bisa membangun kerja sama untuk mengangkat orang-orang di sekitar, tanpa harus memiliki wewenang atau memanfaatkan bawahan langsung. Intinya ada pada gagasan bahwa kita hadir dalam suasana kolaboratif untuk membuat orang lain menjadi lebih baik dalam pekerjaan mereka. Pada akhirnya, orang bisa membantu dirinya sendiri untuk memajukan pekerjaan dan meningkatkan kualitas kerja dalam tim.

4. HBR Guide to Leading Teams

Keywords: Business leadership, team management, team leadership, collaboration, team dynamics, effective communication, productivity

Sebagai seorang profesional, kita mungkin sering “terjebak” dalam sebuah rapat yang kita sendiri tidak tahu tujuan rapat tersebut mengarah ke mana. Kita merasa ada begitu banyak waktu yang dikorbankan hanya untuk membuat sebuah keputusan sederhana. Untuk hal-hal seperti inilah, HBR Guide to Leading Teams menjadi relevan. Buku ini dilengkapi dengan latihan-latihan praktis, panduan yang terstruktur, dan saran langkah demi langkah. Buku ini wajib dimiliki para pemimpin sebuah tim!

5. Multipliers, Revised and Updated: How the Best Leaders Make Everyone Smart

Keywords: Organizational development, leadership, management, talent development, employee empowerment, collaborative leadership, leadership strategy, organizational culture

Kita barangkali pernah merasakan dua tipe pemimpin. Tipe pertama adalah pemimpin yang merasa paling pintar. Tipe ini seolah akan menguras kecerdasan, energi, dan kemampuan orang-orang yang berada di sekitarnya. Tipe kedua adalah pemimpin yang bersikap sebagai pendukung orang-orang di sekitarnya. Dengan kemampuannya, ia dapat membuat kecerdasan dan potensi orang-orang yang bekerja di sekitarnya menjadi lebih terlihat. Dalam gagasan Liz Wiseman, inilah golongan orang yang disebutnya sebagai multipliers. Para pemimpin yang memiliki naluri seorang multipliers ini akan memimpin dengan memantik inspirasi, sehingga orang-orang akan bekerja keras memberikan hasil yang melampaui standar biasa.

6. The Fearless Organization: Creating Psychological Safety in the Workplace for Learning, Innovation, and Growth

Keywords: Workplace culture, psychological safety, organizational learning, innovation, team dynamics, employee engagement, workplace trust, high-performance teams, inclusive leadership

Budaya organisasi konvensional memiliki kecenderungan agar orang baru harus mampu menyesuaikan diri dan mengikuti apa yang sudah ada. Rupanya, kecenderungan lama tersebut dilihat tidak lagi mampu menjawab kebutuhan inovasi dan tuntutan zaman yang telah berubah. Saat ini, kesuksesan mengandaikan ide-ide baru, tantangan baru, dan pemikiran kritis yang diungkapkan secara berkesinambungan. Dengan demikian, perlu dibangun iklim interpersonal yang didasarkan pada kesetaraan, bukan pada pembungkaman, ejekan, atau intimidasi. Fearless Organization, dengan demikian, bisa dijadikan panduan praktis bagi organisasi, institusi, atau tim yang hendak mengedepankan “keamanan” psikologis dalam mencapai level kinerga dan tanggung jawab yang tinggi.

7. Generation Z Leads: A Guide for Developing the Leadership Capacity of Generation Z Students

| Meghan Grace, Corey Seemiller

Keywords: Leadership theory, youth leadership development, student leadership, generational studies, youth empowerment, student engagement, educational practices

Generasi Z Sekarang ini sedang dalam masa awal dewasa mereka. Dalam kajian psikologi tingkah laku, generasi ini sangat berbeda dari generasi pendahulunya, karena mereka tumbuh dalam dunia yang sangat berbeda pula. Oleh karena inilah, Generasi Z mampu menghasilkan cara pandang terhadap dunia yang unik. Kedua pakar dalam pendidikan tinggi, Meghan Grace dan Corey Seemiller, kini hadir kembali untuk memberikan panduan yang spesifik dalam Generation Z Leads. Dalam buku ini, Grace dan Seemiller menawarkan beragam gagasan dan strategi yang dirasa mampu untuk mengembangkan kapasitas kepemimpinan Generasi Z. Dilengkapi panduan praktis dan beragam gagasan untuk menjawab kebutuhan Generasi Z tentang kepemimpinan, buku ini akan membantu mereka menemukan tempat yang cocok di dalam dunia dewasa ini.

8. The Wisdom of Walt: Leadership Lessons from the Happiest Place on Earth

Keywords: Business strategy, leadership lessons, motivation, success principles, personal development, leadership skills, business inspiration, team building, entrepreneurial insights

Siapa tidak mengenal Walt Disney? Pun, jika tidak mengenalnya sebagai seorang pemimpi, orang akan tahu karyanya. Setidak-tidaknya, setiap anak pernah bermimpi ingin mengunjungi Disneyland. Inilah pokok-pokok kebijaksanaan salah satu seniman yang menjadi pebisnis jempolan. Walt mengawali semuanya dari sebuah mimpi! Ia menginginkan—memimpikan—sebuah taman bermain penuh wahana berukuran besar, tempa orang tua dan anak-anak bisa bermain-main dan bersenang-senang bersama. Banyak ahli menasihati Walt bahwa apa yang ada dalam imajinasinya tiak akan pernah berhasil. Namun demikian, Walt justru menginvestasikan seluruh uangnya demi mewujudkan hal yang diimpikannya. The Wisdom of Walt adalah saringan dari visi Walt Disney. Di dalam buku ini, terdapat serangkaian wawasan dan metode kepemimpinan khas Walt Disney yang bisa menginspirasi untuk meningkatkan karier, pekerjaan, dan kehidupan.

9. Radical Humility: Be a Badass Leader and a Good Human

Keywords: Environmental studies, climate change, environmental justice, social inequality, global warming, Anthropocene, global perspective, human impact on nature, literary anthology, environmental activism

Urs Koenig, sebagai manusia, adalah apa pun! Koenig adalah coach eksekutif, pengajar, penulis, atlet juara ketahanan ekstrem, hingga komandan pasukan penjaga perdamaian NATO dan PBB. Berkat spektrum pengalamannya yang sedemikian luas, Koenig mampu membagikan inspirasi tentang kepemimpinan. Uniknya, alih-alih mendasarkan gagasan kepemimpinan pada hal-hal heroik, Koenig mendasarkannya pada kerendahan hati. Ada lima kerangka kerja yang ditawarkan dalam Radical Humility, yaitu menggali ke dalam diri, kepekaan terhadap menusia, fokus pada pemberdayaan, semangat keterbukaan, dan tidak kenal takut. Dilengkapi oleh cerita-cerita inspiratif, buku ini memuat perjalanan kepemimpinan yang membawa kebaruan.

***

Nah, demikianlah rekomendasi sembilan buku untuk semakin mampu menjadi pemimpin di masa depan dari Perimin. Semoga bisa membantu BiblioBestie menjadi penuh sebagai manusia. Salam!

Jika Bibliobesties hendak membaca Rekomendasyik lainnya, temukan di sini!