Merawat Kebahagiaan a la Haemin Sunim (Bagian 3)

0
Share
Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim (Bagian 3)

Biksu Haemin Sunim mengingatkan pentingnya mencintai diri sendiri secara wajar untuk menemukan kebahagiaan sejati. Salah satunya adalah dengan memahami bahwa “Siapa pun diriku, aku layak mendapatkan cinta kasih.” Ketimbang rumit-rumit dengan segala teori jiwa, filsafat, psikologi, atau bahkan neurosains, beliau menawarkan 8 cara sederhana untuk merawat diri demi menuju kebahagiaan. Nah, pada pekan spesial ini, Perimin mau berbagi tips merawat kebahagiaan langsung dari Biksu Haemin Sunim, langsung dari teks di dalamnya. Tips ini akan Perimin bagi menjadi tiga bagian. Yuk, ikuti perjalanan menepi Biksu Sunim bersama Perimin.

Layak Mendapatkan Cinta

Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim (Bagian 3)
Gambar oleh Hazal via Canva

Biksu Haemin Sunim mengajak kita menyadari bahwa memang ada banyak hal di dunia ini yang bisa memantik rasa sengsara dalam diri kita. Namun demikian, ada sisi lain yang perlu kita kembangkan, yaitu kesadaran bahwa diri kita berharga. Dalam bukunya yang lain, Love for Imperfect Things, Biksu Sunim menulis bahwa kita perlu benar-benar menyadari bahwa “siapa pun diriku, aku layak untuk mendapatkan cinta kasih.” Setelah kita tahu akar dari kesengsaraan dan penderitaan yang sering dialami, rasanya kita juga perlu mampu untuk mencintai dan mengasihi diri kita sendiri. Itulah keseimbangan yang akan membawa kita mampu menjalani kehidupan dengan lebih bahagia.

Soal “tahu batas”

Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim (Bagian 3)
Gambar oleh SDI Productions via Canva

Lebih lanjut, Biksu Sunim menegaskan bahwa mencintai diri itu aspek yang penting untuk bisa mencapai bahagia yang sejati. Orang kebanyakan juga tidak jarang secara umum melekatkan egoisme sama dengan memberi perhatian pada diri sendiri. Padahal, memberi perhatian pada diri sendiri adalah bentuk penghargaan atas eksistensi kita sebagai manusia yang memang memiliki kelayakan untuk dikasihi.

Sementara itu, egoisme memaksa orang lain dan sesama untuk “memenuhi” kebutuhan cinta kasih yang kita butuhkan. Sederhananya, ini adalah soal tahu batas. Sejauh kebutuhan cinta kasih itu tidak melebihi batas kewajaran, itulah sebentuk perhatian yang pantas untuk diri kita. Namun, ketika kebutuhan akan cinta itu melebihi batas wajar, rasanya kita sudah menjadi egois.

8 cara sederhana merawat diri

Ada ide menarik yang ditawarkan oleh Biksu Sunim untuk memberi perhatian secara wajar kepada diri sendiri, sebagai cara memelihara kebahagiaan. Alih-alih mengubah kerangka berpikir dan cara memandang dunia, Biksu Sunim menganjurkan langkah-langkah yang jauh lebih sederhana untuk dilakukan. Bahkan, Biksu Sunim menyadari betapa sulitnya mengubah kerangka berpikir, sehingga kita benar-benar bisa merasakan kebahagiaan!

Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim (Bagian 3)
Gambar oleh Evgeniya Shugaliya via Canva

Setidak-tidaknya, Biksu Sunim menyarankan delapan cara untuk menjadi lebih berbahagia dengan cara memberi perhatian secara layak pada diri sendiri. Pertama-tama, tidur dan beristirahat cukup. Biksu Sunim bahkan menyarankan agar kita beranjak tidur tidak larut malam. Pukul 22.30 adalah waktu paling telat untuk tidur cukup, kata Biksu Sunim, sebab ketika tubuh kita tidak cukup istirahat maka kita akan cenderung merasa mudah jengkel.

Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim (Bagian 3)
Gambar oleh RossHelen via Canva

Mengonsumsi makanan bergizi dan enak adalah cara kedua menjadi lebih bahagia. Sempatkan waktu dan keluarkan lebih banyak uang untuk berbelanja dan membuat makanan sendiri. Memasak membeli bahan makanan yang lebih segar dan sehat adalah cara untuk mengapresiasi diri sendiri.

Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim (Bagian 3)
Gambar oleh Andreswd via Canva

Lalu, jangan lupa berolah raga secara teratur. Ketika rajin berolah raga, kita akan membuat badan bergerak, sehingga otot tubuh kita bertumbuh. Hal ini tentu akan membuat kita lebih percaya diri, selain menghilangkan rasa kesepian dalam diri kita. Hal keempat adalah sempatkan waktu untuk berkonsultasi dengan para profesional yang memang bisa membantu kita saat menghadapi masalah psikologis.

Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim (Bagian 3)
Gambar oleh SDI Productions via Canva

Kita bisa bertemu psikolog atau psikoterapis. Tentu saja, kita perlu memerhatikan anggaran yang kita miliki pada titik ini. Atau lebih sederhana, dan lebih hangat, carilah kawan bercerita yang tidak akan menghakimi kita. Kawan atau psikoterapis akan memberikan pendapat mereka di mana kita mentok dalam hidup atau juga bilamana kita telah mengalami kemajuan.

Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim (Bagian 3)
Gambar oleh Yuriarcurs via Canva

Selanjutnya, kita juga bisa membuat jurnal harian tertulis. Di sini, menulis bisa menjadi terapi bagi jiwa kita. Jurnal tertulis yang kita buat tidak akan menghakimi perasaan dan gagasan yang kita tuliskan. Selain itu, jurnal bisa membuat kita lebih transparan terhadap diri kita sendiri, karena kita tidak perlu khawatir dihakimi orang lain.

Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim (Bagian 3)
Gambar oleh Yuriarcurs via Canva

Biksu Sunim juga menyebut bahwa menari bisa juga membuat kita lebih bahagia. Ketika kita mengalami masa sulit, otot-otot tubuh kita pun mengalami tekanan, sehingga jadi terasa kaku. Menari adalah cara untuk membebaskan tekanan emosional yang berpengaruh pada otot-otot tubuh kita.

Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim (Bagian 3)
Gambar oleh Antonio Guillem via Canva

Cara ketujuh yang disebutkan oleh Biksu Sunim adalah salah satu yang paling umum, yaitu mendengarkan musik. Putar musik yang kita senangi, lalu menarilah. Jangan pedulikan apakah gerakan yang kita buat saat mendengarkan musik sudah cukup estetik atau belum. Bergeraklah sesuai irama dan gunakan intuisi musikal yang kita miliki.

Gambar oleh Vlada Karpovich via Canva

Langkah terakhir yang ditawarkan oleh Biksu Sunim adalah dengan melukis. Lagi-lagi, jangan pedulikan kemampuan estetis atau teknis dalam melukis. Melalui kegiatan melukis, kita bisa mengomunikasikan dan mengekspresikan rasa-perasaan yang mungkin tidak dapat kita ungkapkan melalui kata-kata maupun gerakan.

Miliki kebiasaan bersyukur!

Gambar oleh Antonio Guillem via Canva

Satu hal lagi yang diingatkan oleh Biksu Sunim soal menumbuhkan cinta kasih dalam diri kita adalah soal bersyukur (gratitude). Menurut Biksu Sunim, kita bisa merasakan cinta tanpa syarat, cinta yang sepenuh-penuhnya, ketika kita memiliki kebiasaan bersyukur. Salah satu cara yang diajarkan oleh Biksu Sunim untuk bisa mencecapi kabahagiaan tanpa syarat adalah dengan membayangan bahwa dalam diri kita selalu ada bocah batiniah (inner child) yang butuh kasih sayang dan perhatian kita. Kita bisa menyapa bocah batiniah yang ada di dalam diri kita baik saat mengalami masa berat maupun ketika merasa senang.

Libatkan bocah batin yang ada di dalam diri dalam keseharian kita, ajak dia berkomunikasi dengan mendalam dan penuh hormat, niscaya kita akan bisa bersyukur atas kehidupan kita. Setidak-tidaknya, meskipun kita pernah mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan di masa lalu, kita masih bisa melanjutkan hidup. Dan, kemampuan kita untuk melewati masa-masa berat dalam hidup adalah kemampuan super yang setiap dari kita memilikinya!

***

Pada akhirnya, perjalanan menuju kebahagiaan sejati adalah tentang menemukan cinta dalam diri kita sendiri. Biksu Haemin Sunim mengajarkan bahwa dengan langkah-langkah sederhana, seperti merawat tubuh, menenangkan pikiran, dan bersyukur atas hidup, kita dapat menciptakan ruang untuk kebahagiaan yang tulus dan mendalam. Dengan menyadari bahwa kita layak mendapatkan cinta kasih, tanpa harus melampaui batas kewajaran, kita tidak hanya membangun hubungan yang lebih baik dengan diri sendiri tetapi juga dengan dunia di sekitar kita. Kebahagiaan, seperti yang diungkapkan oleh Biksu Haemin Sunim, bukanlah tujuan yang jauh, melainkan hasil dari upaya kecil yang kita lakukan setiap hari dengan penuh kasih sayang dan rasa syukur.

Jika Bibliobestien hendak membaca Merawat Kebahagiaan a la Hamein Sunim Bagian 2 atau Bagian 1, temukan di sini!