Rekomendasi Novel Sejarah

Novel sejarah barangkali adalah medium paling manusiawi dalam menjangkau masa lalu. Ia bukan sekadar memuat catatan waktu atau peristiwa penting, melainkan menghidupkan kembali tokoh-tokoh yang pernah ada dengan segala lapisan emosinya. Dalam novel sejarah, sejarah tidak tampil sebagai sesuatu yang kaku dan dingin. Ia hadir sebagai narasi hidup yang dibentuk oleh keputusan-keputusan personal, kegelisahan batin, hingga harapan yang nyaris padam. Maka, membaca novel sejarah adalah juga membaca tentang manusia dan zaman yang membentuknya.

Dalam daftar rekomendasi ini, Perimin telah memilih beberapa novel sejarah yang tidak hanya kuat secara latar dan riset, tetapi juga menawarkan kedalaman tokohnya. Semoga, perjalanan membaca buku-buku ini bukan hanya membawa kita berjalan mundur ke masa lalu, tetapi juga memberi pemahaman baru tentang diri kita hari ini. Karena di balik setiap babak sejarah, selalu ada manusia yang merasakan, memilih, dan bertahan. Dan dari merekalah, kita belajar.

Berikut rekomendasi novel sejarah dari Perimin.

1. Poppy War

Keywords: Historical Fantasy, Military Fantasy, Epic Fantasy, Dark Fantasy, Asian-Inspired Fantasy, Shamanism, War Orphan, Military School, Phoenix God, Asian Mythology, Magic vs Humanity, Empire Conflict, Female Protagonist, Fantasy War, Revenge Arc

Buku pertama dari trilogi The Poppy War ini menampilkan kisah epik Rin, seorang gadis yatim piatu dari wilayah termiskin Kekaisaran Nikara yang lolos ujian nasional dan diterima di akademi militer elit. Namun, diskriminasi, kekuatan supranatural, dan bayang-bayang perang membawa Rin ke dalam konflik yang bisa menyelamatkan bangsanya, atau sebaliknya … menghancurkannya.

2. My Name Is Emilia del Valle

Keywords: Women’s Fiction, Historical Fiction, Women’s Fiction, Isabel Allende, Nineteenth Century San Francisco, Female Journalist, Civil War in Chile, Strong Female Protagonist, Identity and Heritage, Latin American Literature, War and Redemption, Love and Discovery, Feminist Historical Novel, Writer Under Pseudonym, Empowered Women in History

Pada abad ke-19, Emilia del Valle tumbuh menjadi perempuan cerdas dan ambisius di San Francisco. Ia menyimpan impian besar untuk menjadi seorang penulis ternama. Dalam dunia yang masih sangat patriarki, ia terpaksa menerbitkan tulisan dengan nama samaran. Pada suatu kali, ia mendapat kesempatan untuk meliput perang saudara di Chile. Misi ini membawanya pada perjalanan berbahaya ke sebuah bangsa yang tak pernah ia kenal. Di sana, ia bukan hanya mengejar berita, tapi juga kebenaran tentang asal-usul dan ayah yang meninggalkannya. Novel ini menyajikan kisah epik tentang cinta, identitas, dan keberanian perempuan melawan takdir demi menemukan jati diri.

3. There are Rivers in the Sky

Keywords: Historical Fiction, Literary Fiction, Contemporary Fiction, Epic Tale, Multi-Timeline Narrative, Epic of Gilgamesh, River Tigris, River Thames, Yazidi Story, ISIS Conflict, Mesopotamia, Interconnected Lives, Historical Threads, Female Protagonists, Cultural Heritage, Trauma and Healing

Dalam novel yang didapuk sebagai novel terbaik pada 2024 ini, Elif Shafak menghubungkan tiga kehidupan yang terpisah oleh waktu dan tempat namun disatukan oleh puisi epik Gilgamesh. Dari reruntuhan perpustakaan kuno di Nineveh hingga London abad ke-19 dan Turki modern, seluruh narasi ini mengeksplorasi kehilangan, ketahanan, dan kekuatan kenangan dalam menghadapi sejarah dan kekerasan.

4. Little Liar

Keywords: Historical Fiction, World War II, Holocaust Literature, Moral Philosophy, Literary Fiction, Mitch Albom, Holocaust Fiction, WWII Greece, Jewish History, Moral Dilemma, Family Betrayal, Redemption, Historical Drama, Auschwitz, Truth and Lies

Ketika Nazi menginvasi Salonika, Yunani, Nico Krispis yang berusia sebelas tahun diberi pilihan oleh seorang perwira Jerman untuk menyelamatkan keluarganya dengan membujuk komunitas Yahudi agar naik kereta menuju tempat ‘aman’. Namun, Nico tidak tahu bahwa ia justru telah membantu mengirim mereka ke Auschwitz, termasuk keluarganya sendiri. Novel ini adalah kisah menyayat hati tentang kebohongan, penyesalan, dan kekuatan cinta yang dapat menebus kesalahan.

5. The Great Gatsby: Illustrated Edition

Keywords: Classic Literature, Historical Fiction, Modernist Fiction, Romance, Social Commentary, Classic American Novel, 1920s Jazz Age, Wealth & Class, Lost Love, The American Dream, Literary Masterpiece, Great Gatsby, F. Scott Fitzgerald, Gilded Age, Illustrated Classics, Roaring Twenties, Tragic Romance

Mahakarya novel klasik karya F. Scott Fitzgerald ini mengupas kemewahan, ambisi, dan kehampaan di balik impian Amerika dari sosok Jay Gatsby, seorang miliarder misterius, menciptakan dunia penuh kemewahan dan pesta-pesta gemerlap, berharap bisa menarik perhatian cinta lamanya, Daisy Buchanan. Namun, di balik kilauan cahaya dan alunan jazz, rupanya tersembunyi kehampaan dan kegelisahan yang mendalam. Dengan ilustrasi menawan karya Alice Tye, edisi ini menghadirkan kembali kisah klasik yang penuh romansa, tragedi, dan kritik sosial, menjadikannya semakin hidup bagi pembaca masa kini.

6. James

Keywords: Historical Fiction, Literary Fiction, Adventure, Huckleberry Finn Retelling, American Literature, Historical Reimagining, Enslaved Narratives, Mississippi River Adventure, Freedom Journey, Antebellum South, Classic Retelling, Social Justice, National Book Award Winner

Sebuah reimajinasi luar biasa dari The Adventures of Huckleberry Finn, James diceritakan dari sudut pandang Jim, seorang pria yang diperbudak dan berusaha melarikan diri menuju kebebasan. Saat Jim mendengar bahwa ia akan dijual dan dipisahkan dari keluarganya, ia bersembunyi di Pulau Jackson, di mana ia bertemu Huck Finn yang juga dalam pelarian. Bersama, mereka menavigasi arus Sungai Mississippi, menghadapi bahaya, penipu, dan harapan akan kebebasan yang tidak selalu dapat diandalkan. Dalam James, Everett memberikan pandangan baru yang menggugah tentang ketidakadilan dan perjuangan untuk kebebasan. Buku ini adalah reinterpretasi yang menarik dari kisah klasik dan menjadi salah satu karya penting dalam sastra modern Amerika.

7. The Women

Keywords: Women’s Fiction, Historical Fiction, War Fiction, Women’s Fiction, Vietnam War, Women in War, Army Nurses, Military Fiction, Historical Fiction, Female Friendship, War and Trauma.

Alkisah seorang perawat junior, Frances “Frankie” McGrath, yang bergabung dengan Army Nurses Corps untuk mengikuti jejak kakaknya ke medan perang Vietnam. Rupanya, perang tidak hanya menguji keberaniannya, tetapi juga mengubah hidupnya selamanya. The Women adalah kisah persahabatan, cinta, dan pengorbanan yang menyentuh hati tentang perempuan-perempuan yang sering terlupakan dalam sejarah.

8. We Do Not Part

Keywords: Literary Fiction, Historical Fiction, Friendship Fiction, Han Kang, Korean Literature, Historical Trauma, Friendship, Korean History, Snowstorm Survival, Poetic Prose, Jeju Island, Hidden History, Dreamlike Novel, Enduring Love, Fragility of Life, Nobel Prize Winner, Unspoken Violence, Haunting Story

We Do Not Part karya Han Kang adalah cerita yang menyentuh tentang persahabatan, cinta, dan sejarah yang lama tersembunyi. Kisah ini bermula ketika Kyungha menerima pesan mendesak dari temannya, Inseon. Dalam pesan tersebut, Kyungha diminta untuk pergi ke Pulau Jeju untuk menyelamatkan burung kesayangannya, Ama. Setelah membaca pesan tersebut, Kyungha memulai perjalanan ke rumah Inseon, meskipun badai salju menghadangnya. Namun, perjalanan ini bukan hanya soal menyelamatkan burung, tapi juga membuka rahasia gelap yang terkubur di masa lalu. Ditulis dengan bahasa yang puitis dan penuh emosi, novel ini mengangkat cerita tentang persahabatan, kenangan, dan keindahan kehidupan, meski sering diwarnai oleh kesulitan dan luka sejarah.

9. Only The Brave

Keywords: Historical Fiction, Danielle Steel, World War II, Berlin, Holocaust, Resistance, Nazi Regime, Courage, Convent Life, Forbidden Romance, Survival, Escape Story, Ravensbrück, Religious Calling  

Hidup Sophia Alexander berubah selamanya ketika Berlin tahun 1930-an berada di bawah bayang-bayang Hitler. Dengan keberanian besar, ia bergabung dalam kelompok pembangkang untuk membantu keluarga Yahudi yang teraniaya. Dalam perang, Sophia mengikuti panggilan religiusnya ke biara, hingga ia tertangkap dan dipenjara di Ravensbrück. Perjalanan melarikan diri penuh bahaya membawa Sophia bertemu seorang pilot AS, yang menguji keyakinannya dan cintanya.

10. The Ministry of Time

Keywords: Science Fiction, Romance, Thriller, Time Travel, Fiction, Contemporary Fiction, Historical Fiction, Time Travel, Romance, Spy Thriller, Workplace Comedy, Historical Figures, Space-Time, Civil Servant, Adventure, Identity, Power Dynamics

Sebuah kisah yang memadukan perjalanan waktu, romansa, thriller spionase, dan komedi tempat kerja, novel ini membawa pembaca ke masa depan yang penuh dengan kejutan. Seorang pegawai negeri yang baru saja mendapat pekerjaan impian terlibat dalam sebuah proyek pemerintah yang mengumpulkan “expats” dari sejarah untuk menguji apakah perjalanan waktu itu mungkin. Dia ditugaskan untuk bekerja bersama seorang ekspatriat dari tahun 1847, seorang komandan yang seharusnya sudah mati, dan menyaksikan pertemuan tak terduga antara sejarah dan masa depan. Seiring waktu, hubungan mereka berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar dinamika teman sekamar yang canggung, membuka pertanyaan tentang bagaimana sejarah dapat dipertahankan atau diubah.

11. The Red Palace

Keywords: Historical Fiction, Mystery and Thriller, Romance, Young Adult Fiction, Korean Historical Drama, Joseon Dynasty, Palace Intrigue, Murder Mystery, Historical Romance, Court Politics, Friendship and Loyalty, Investigation, Crown Prince, Atmospheric suspense

Memadukan misteri dan intrik istana dengan latar historis dinasti Joseon pada abad ke-18, cerita ini menghadirkan ketegangan yang berpadu dengan nuansa romantis dan unsur coming-of-age yang kuat. Di tengah situasi mencekam setelah pembunuhan empat wanita dalam satu malam, seorang perawat istana bernama Hyeon terjerumus dalam permainan politik yang penuh bahaya. Keadaan makin rumit ketika sahabat sekaligus mentornya menjadi tersangka utama dalam kasus tersebut. Dengan tekad kuat untuk membuktikan ketidakbersalahan sang guru, Hyeon melakukan investigasi diam-diam yang mempertemukannya dengan Eojin, inspektur polisi muda yang ditugaskan menyelidiki kasus ini. Ketika bukti-bukti mengarah langsung pada Putra Mahkota, keduanya harus menghadapi tantangan besar untuk mengungkap fakta tanpa terjerat oleh bahaya yang menanti mereka di setiap langkah. 

12. Under the Oak Tree, Volume 1

Keywords: Medieval Fantasy, Romance, Historical Fiction, Gaslamp Fantasy, Slow-Burn Romance, Medieval Love Story, Arranged Marriage, Second Chances, Noble Intrigue, Emotional Growth, Strong Heroine, War Hero, Forbidden Love

Terikat oleh kewajiban, terpisah oleh keheningan, dan dipertemukan kembali oleh takdir—Under the Oak Tree adalah kisah romansa fantasi abad pertengahan yang menggugah emosi tentang kerinduan, keberanian, dan kesempatan kedua. Lady Maximilian, putri seorang adipati berkuasa, menikah dengan Sir Riftan, seorang ksatria rendahan yang tertangkap dalam intrik ayahnya. Namun, hubungan mereka gitu-gitu saja, hingga Riftan pergi tanpa kata di pagi setelah pernikahan mereka. Tiga tahun kemudian, ia kembali sebagai seorang pahlawan perang—dan masih menginginkan Maxi sebagai istrinya. Saat Maxi belajar menemukan keberanian dan tempatnya di dunia, ia menyadari bahwa dirinya lebih kuat dari yang pernah ia bayangkan.

13. Harlem Rhapsody

Keywords: Historical Fiction, Biographical Fiction, Literary Fiction, Harlem Renaissance, Black literature, historical fiction, biographical fiction, W.E.B. Du Bois, Jessie Redmon Fauset, Langston Hughes, The Crisis Magazine, Women in Literature, Black Intellectuals

Pada tahun 1919, di tengah gejolak sosial di Amerika, Harlem menjadi pusat kebangkitan budaya kulit hitam. Jessie Redmon Fauset, editor sastra The Crisis, berperan besar dalam mengangkat penulis muda seperti Langston Hughes dan Countee Cullen. Namun, hubungannya yang penuh gairah dengan W.E.B. Du Bois mengancam reputasi dan ambisinya.

14. Pachinko: National Book Award Finalist

Keywords: Historical Fiction, Literary Fiction, Family Saga, Korean History, Japanese Occupation, Family Saga, Immigrant Struggles, Generational Trauma, Resilience, Identity, Historical Fiction, Min Jin Lee, Bestselling Novel

Pachinko adalah kisah epik yang membentang hampir 100 tahun, mengikuti perjalanan empat generasi keluarga Korea yang menghadapi tantangan hidup di Jepang. Sunja, seorang gadis muda yang hamil di luar nikah, memilih jalan yang penuh pengorbanan, membawa keluarganya dalam perjuangan mencari identitas, kesuksesan, dan harapan di negeri asing.

15. People from Oetimu

Keywords: Historical Fiction, Literary Fiction, War Fiction, Cultural Fiction, Debut Novel

Oetimu: suatu wilayah kecil di pelosok Nusa Tenggara Timur. Masa itu adalah paruh kedua 1990an, dan kejadian-kejadian di wilayah Indonesia selebihnya mau tak mau berdampak kepada kehidupan sosial orang-orang di kampung yang terpencil itu. Kolonialisme Indonesia di Timor Timur kian disorot dunia internasional, sementara warisan kekerasan antara militer Indonesia dan gerilyawan Fretilin ikut menyebar ke wilayah sekitarnya, demonstrasi menentang Soeharto kian marak di kalangan mahasiswa, dan Brazil berhadap-hadapan dengan Prancis di final Piala Dunia. Melalui novel ini, Felix K. Nesi akan membawa kita pada gerakan kemerdekaan melawan penjajahan Portugis pada 1970-an, masa pendudukan Jepang pada 1940-an, hingga peristiwa-peristiwa pada 1998.

***

Demikianlah rekomendasi novel sejarah oleh Perimin. Semoga kisah-kisah ini bisa membuka ruang baru dalam memahami masa lalu, bukan sebagai sesuatu yang jauh dan usang, tetapi sebagai cermin yang memantulkan kemanusiaan kita hari ini. Sebab, di balik peristiwa besar, selalu ada cerita kecil yang menyentuh, dan dari sanalah kita bisa belajar menjadi manusia yang lebih peka, bijak, dan penuh empati.

Jika Bibliobesties hendak membaca rekomendasi buku lainnya, temukan di sini!