Lima Tips Parenting dari The Book You Wish Your Parents Had Read-nya Philippa Perry

0
Share
Image: buku The Book You Wish Your Parents Had Read
(The Book You Wish Your Parents Had Read)

Perimin membuka tulisan kali ini dengan sedikit mengutip Robert Fulghum. Pengarang berkebangsaan Amerika Serikat tersebut menulis demikian, “Don’t worry that children never listen to you; worry that they are always watching you.” Perimin setuju sepenuhnya. Kita mungkin tidak perlu mengkhawatirkan bila anak-anak tidak mendengarkan apa yang kita katakan sebagai orang tua. Justru kita perlu khawatir karena anak-anak sepenuhnya memerhatikan kita.

Singkat, padat, namun mengena. Anak-anak adalah peniru yang sempurna. Apa yang mereka lakukan, sepenuhnya cermin dari apa yang orang tua mereka lakukan. Masalahnya, berapa banyak orang tua yang sungguh memedulikan cara parenting mereka? Mereka bersikap acuh tak acuh pada apa yang mereka lakukan sebagai orang tua, karena tidak punya banyak waktu memikirkannya. Beragam alasan lain bisa disodorkan. Yang paling jamak, mungkin, karena mereka sangat sibuk dengan pekerjaan dan aktivitasnya.

Perimin sangat setuju bahwa tidak ada buku yang sepenuhnya mengajarkan bagaimana cara menjadi orang-tua yang baik. Kata kawan Perimin, menjadi orang tua itu tidak ada buku panduannya. Pada akhirnya, kita masing-masing punya takaran sendiri. Kita punya ukuran berdasarkan kacamatanya sendiri. Tapi, izinkanlah Perimin sejenak berkisah mengenai buku The Book You Wish Your Parents Had Read (2019) tulisan Philippa Perry. Ada banyak hal yang bisa kita gali mengenai bagaimana mengasuh anak yang baik. Salah satunya adalah cara mengajarkan nilai-nilai tanpa memaksakan kehendak kita sebagai orang tua. Perimin coba ringkas menjadi lima tips menjadi orang tua yang (lebih) baik.

Tips #1: Membuat Batasan

Buatlah batasan bagi anak Anda! Tantangan utama dalam mengasuh anak adalah keinginan untuk memberi mereka apa pun yang dibutuhkan. Namun, justru tugas kitalah sebagai orang tua untuk membuat batasan dengan menjelaskan harapan kita. Tentu saja, hal ini bisa kita lakukan tanpa menghakimi anak, bukan?

Image: quote The Book You Wish Your Parents Had Read 1

Tips #2: Terima Semua Emosi Anak

Setiap orang tua harus siap menerima semua emosi anak. Kita, sebagai orang tua, pasti ingin terus membahagiakan anak kita. Siapa sih yang tidak menginginkan hal itu? Meskipun demikian, sangat penting juga untuk mempelajari ragam emosi yang dimiliki anak kita. Kita perlu terus mendampingi mereka, berada di samping mereka. Pahamilah pertama-tama emosi anak. Rasa sedih atau marah tidak harus senantiasa dipandang sebagai hal yang buruk.

Image: quote The Book You Wish Your Parents Had Read 2

Tips #3: Orang Tua adalah Cermin Anak

Kita kembali pada kutipan dari Robert Fulghum di awal tulisan. Setiap orang tua adalah cermin bagi sang anak. Ekspresi kita dan ungkapan kita akan dipelajari oleh anak. Anak-anak adalah peniru sempurna dari orang tua mereka sendiri, lho! Jadi, selalu berhati-hatilah dalam menampilkan diri kita di hadapan anak-anak.

Image:  quote The Book You Wish Your Parents Had Read 3&4

Tips #4: Setiap Perilaku Anak adalah Pesan

Segala hal yang dilakukan oleh anak-anak selalu mengandung pensan. Mereka berusaha menyampaikan pesan dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Maka, kita perlu belajar menerjemahkan setiap perilaku yang ditampilkan oleh anak-anak kita. Jika demikian, apa yang bisa dilakukan oleh orang tua? Jawabannya jelas: pelajari dan pahami dengan baik pesan apa yang ingin mereka sampaikan. Kemudian, bantulah mereka memperbaiki cara mengekspresikan pesannya.

Tips #5: Anak Anda Bukanlah Sebuah Proyek

Anda sepenuhnya harus menyadari satu hal. Anak-anak Anda bukanlah sebuah proyek yang Anda rancang. Anak Anda bukan gedung perkantoran. Mereka juga buka jalur kereta cepat. Anak-anak Anda sepenuhnya adalah manusia yang terus bertumbuh. Mereka punya dinamika dan pengalaman sendiri. Mereka bukanlah patung pualam yang bisa Anda ukir agar nampak sepenuhnya sempurna.

image: quote The Book You Wish Your Parents Had Read 5

Pada akhirnya, sebagai orang tua, kita perlu pun lebih banyak belajar. Anak-anak kita, sebagaimana kita juga sebagai orang tua, memiliki kemampuan untuk bertumbuh dan berjalan dalam kisah hidup masing-masing. Justru kumpulan pengalaman jatuh bangun, salah dalam mengambil keputusan, atau merengkuh keberhasilan itulah yang membuat anak-anak sepenuhnya tumbuh sebagai manusia. Tugas orang tua justru duduk bersama menemani anak-anak yang sedang tumbuh itu. Sebagai orang tua, justru kita dituntut untuk lebih mampu mendengarkan dan memahami proses perjalanan mereka menjadi pribadi yang semakin matang.

Dapatkan bukunya di Periplus.com!