Benci Jadi Cinta: Jalan Cinta Elizabeth dan Darcy  dalam Pride and Prejudice

0
Share
Benci Jadi Cinta Jalan Cinta Elizabeth dan Darcy dalam Pride and Parejudice

Kisah cinta memang selalu menjadi obrolan yang tidak akan pernah lekang oleh waktu. Misalnya, kisah cinta dalam novel Pride and Prejudice karya Jane Austen merupakan salah satu kisah cinta yang paling terkenal dalam sejarah sastra Inggris. Karya ini pun saat ini masih masuk dalam jajaran roman terlaris di Periplus.com.

Pride and Prejudice sendiri berkisah tentang sebuah perjodohan dengan latar belakang keluarga feodal Inggris di tahun 1800-an. Diceritakan bahwa keluarga Bennet tidak mempunyai anak laki-laki, sehingga membuat harta kekayaan keluarga Bennet harus diwariskan kepada keponakan jauhnya, Mr. Collins. Hal tersebut yang membuat Ny. Bennet tergesa-gesa menjodohkan kelima putrinya. Tujuannya jelas, agar bisa mendapatkan hidup yang layak ketika harta ayahnya sudah dikuasai oleh Mr. Collins.

Dari ketiga anak Ny. Bennet yang berhasil menikah, yang paling menarik dibicarakan adalah Elizabeth dan Darcy. Pasalnya, cara mereka menjalin cinta sangat berbeda dari kedua saudaranya. Pasangan Elizabeth dengan Darcy cenderung emosional dan sarat akan konflik.

Elizabeth digambarkan sebagai wanita yang unik nan berbeda. Dia mencintai buku dan dunia literasi. Sebagai wanita yang berani dan berpengetahuan, Elizabeth sebenarnya menolak praktik perjodohan. Dia bahkan pernah menolak dengan tegas dan tanpa ragu atas lamaran Mr. Collins. 

Pertemuan Elizabeth dan Darcy

Pertemuan pertama Elizabeth dan Darcy terjadi pada sebuah pesta dansa di dekat Meryton. Pada pertemuan awa ini, Darcy terkesan sangat angkuh dan sombong.  Belum lagi, Darcy menolak ajakan Elizabeth untuk berdansa bersama membuat Elizabeth menganggapnya sebagai lelaki yang tidak baik dan kurang menghargai orang lain.

Dari pertemuan awal saja Elizabeth sudah berjanji bahwa dia akan membenci Darcy selamanya. Namun, seperti pepatah Jawa, cinta rupanya sejajar dengan rezeki dan kematian yang berada di tangan Tuhan. Jodho, pati, lan rejeki ana ing tangane Gusti—jodoh, kematian, dan rezeki berada di tangan Tuhan. Siapa pun tidak menyangka Elizabeth akan jatuh cinta pada Darcy.

Cinta Bertumbuh diantara Elizabeth dan Darcy

Dari pertemuan awal yang tidak berkesan, ternyata Darcy diam-diam mempunyai ketertarikan pada Elizabeth. Dari awal pertemuannya Darcy ternyata sudah mengamati Elizabeth. Pertemuan-pertemuan yang tanpa disengaja semakin membuat Darcy mengagumi Elisabeth. Hinga pada suatu waktu Darcy memberanikan diri untuk menyatakan cintanya. Namun sayang sekali, pada posisi ini, Elizabeth mempunyai pandangan yang buruk pada Darcy. Perasaan yang disampaikan pada Elizabeth pun ditolak tanpa ragu-ragu.

Setelah menerima penolakan, Darcy menyadari bahwa anggapan buruk Elizabeth kepadanya tidak benar. Untuk itu Darcy memberi surat kepada Elizabeth untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Setelah Elizabeth menyadari kebenarannya, dia menjadi merasa bersalah.

Ketertarikan Elizabeth bertambah ketika dia menyadari bahwa Darcy telah menolong menemukan adiknya Lidya yang dibawa kabur oleh Wickham. Dacy kembali menemui Elizabeth kembali setelah dia mengetahui bahwa bibinya Lady melabrak Elizabeth. Pada kesempatan ini, Dacy meminta maaf atas perlakuan bibinya kepada Elizabeth. Selain itu, Dacy kembali menyatakan Cinta kepada Elizabeth. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Elizabeth menyambut hangat perasaan Darcy.

Cinta butuh persiapan

Belajar dari Darcy, Perimin memahami ternyata untuk mencintai dan dicintai kita harus menyiapkan diri terlebih dahulu. Sebagaimana yang dilakukan oleh Darcy, ia harus membuktikan kepada Elizabeth bahwa dia layak untuk mendapatkan Elizabeth yang dicintainya. Ketika pertama kali mengungkapkan cintanya kepada Elizabeth, dia mengatakan tidak mempedulikan latar belakangnya dan berniat menikahi Elizabeth. Darcy memposisikan dirinya setara dengan Elizabeth agar dapat saling mencintai dengan tulus.

Elizabeth juga tak kalah menarik. Coba saja kita bayangkan hidup di tahun 1800-an, sangat jarang wanita seperti Elizabeth. Mempunyai kepribadian yang tegas dan tak sungkan mengungkapkan pendapatnya, meskipun sering dianggap tidak sopan. Dia pernah berkata kepada saudaranya akan menemukan cintanya sendiri, tidak peduli orang itu kaya ataupun miskin.

Pride and Prejudice ditulis pada 1813. Meski terlampau jauh dengan jaman kita sekarang novel ini masih sangat menarik untuk dibaca. Selain balutan kata-kata yang indah, novel ini bisa kita gunakan sebagai rujukan untuk mengetahui perkembangan zaman.

Jika Bibliobesties tertarik untuk mempunyai novel ini, kalian bisa mendapatkannya di sini. Periplus menyediakan berbagai macam seri dari novel pride and Perejudice dan beberapa novel karya Jane Austen lainnya. Bibliobesties juga bisa membaca rekomendasyik buku romantis jika ingin menyiapkan sebuah kado untuk pasangan kalian.