Penantian 4 tahun sejak November 2018 bagi para Potterhead dan Fantastic Beast Welfare terbayar tuntas April 2022 dengan rilisnya The Secret of Dumbledore sebagai sekuel ketiga Fantastic Beast And Where To Find Them. Selain Niffler dan Picket Bowtruckle yang menjadi pahlawan di balik kesuksesan Newt dan tim kali ini, David Yates turut menghadirkan 2 hewan magis yang benar-benar menarik perhatian. Tanpa bermaksud spoiler, Perimin tidak akan menyebut 2 sahabat magis ini sampai filmnya benar-benar dirilis di bioskop-bioskop kesayangan.
Narasi yang dikisahkan kali ini tentu istimewa karena mengaitkan karakter Dumbledore dan eksistensi para hewan magis. Fantastic Beasts sendiri tentu dihadirkan untuk lebih menekankan pada keunikan-keunikan para hewan magis. Namun, dengan hadirnya tokoh-tokoh inti seperti Gellert Grindelwad, Albus Dumbledore, Credence, Jacob Kowalsky, Quennie, Vinda Rosier, Yusuf Kama, Bunty sampai Eulalie Hicks tentu semakin menampakkan peran penting para hewan magis ini dalam Wizarding World.
Tidak lupa disertakannya bumbu-bumbu dan racikan plot twist membuat kesalahpahaman sejak awal, bahkan sejak menonton trailernya menjadi nampak makin menjadi. Setidaknya, Perimin mencatat ada 5 plot twist sepanjang film Fantastic Beast 3 ini. Pertama, soal disposisi batin Credence yang akhirnya berani mengikuti kata hatinya sendiri. Sebagai salah satu orang kepercayaan Grindelwald, Credence selalu setia dan patuh pada perintah sang tuan sampai pada suatu kejadian yang membuat matanya terbuka. Maka, tidak salah saat Albus Dumbledore berkata, “Credence tidak dapat diselamatkan tapi dia dapat menyelamatkan kita.”
Kedua, keraguan atas kemampuan membaca pikiran dan ‘melihat masa depan’ yang dimiliki Quennie terjawab tuntas di film ini. Rupanya, bergabungnya Quennie dengan pasukan Gellert ini demi impian mulia. Adegan-adegan sedih antara Jacob dan Quennie ini mirip seperti kisah-kisah Drakor yang kedua pemerannya saling jual mahal seolah tidak kenal. Menyakitkan tapi sekaligus menggemaskan. Saling perhatian, tapi dalam diam. Sampai-sampai, Albus mengatakan sesuatu kalimat penting kepada Newt terkait Quennie di bagian akhir film, “Sekali pernah terjadi, pasti akan terjadi lagi.”
Ketiga, relasi antara Gellert dan Albus. Sudah disebutkan dalam beragam sumber bahwa keduanya terikat Pakta Darah mengingat relasi bromance keduanya untuk mengubah dunia. Ikatan ini menjadi alasan mengapa keduanya tidak bisa saling melawan. Jangankan melawan, berpikir untuk melawan saja, David Yates menggambarkan dalam 1 adegan betapa Albus merasakan sakit yang jauh lebih dari mantra Crucio. Namun, nampak keduanya saling mengarahkan tongkat sihir sembari merapal mantera dalam hati tanpa harus saling menyakiti. Kata-kata Gellert sungguh ngena bagi Perimin, “Aku tak pernah menjadi musuhmu. Dahulu dan sekarang.” Sungguh sebuah percakapan yang dalam soal etika antara yang baik dan yang jahat.
Keempat, gara-gara frasa ‘Rahasia Dumbledore’, Perimin telah lebih dulu riset soal Albus Dumbledore, apakah ada kisah masa gelap Albus di dalam garis keluarganya. Akan tetapi, rupanya yang disebut Dumbledore di sini adalah … [DISARAKAN UNTUK MENONTON SENDIRI].
Kelima, sejak trailer dimunculkan, turut tersebar juga 6 logo Kementerian Sihir dari 6 negara: Amerika, Inggris, Perancis, Jerman, Brazil, dan Cina. Rupanya, film ini mengisahkan pemilu untuk menentukan seorang pemimpin Menteri Sihir tertinggi atau ‘Mugwump’ yang diharapkan membawa kebaikan dan masa depan yang cerah dan harmonis di dalam Wizarding World, utamanya kedamaian antara penyihir dan Muggle. Pada 1932, masa jabatan Anton Vogel yang diperankan oleh Oliver Masucci sebagai ‘Mugwumb’ sudah habis. Film ini mengisahkan bagaimana trik politik di balik pemilu. Ada pesan geopolitik tertentu yang sebetulnya disisipkan di balik narasi panjang Fantasic Beasts 3. Bakal lebih menarik dan mendalam jika ada Potterhead lulusan Hubungan Internasional yang berkenan mengkaji plot cerita ini. Status kriminal Gellert Grindelwald di sini menjadi salah satu plot twist paling apik dan mak jleb bagi Perimin, terlebih saat Albus Dumbledore menitipkan pesan kepada Vogel, “Lakukanlah yang tepat, bukan yang mudah.”
Secara umum, Perimin jatuh hati pada film dengan durasi sekitar 180 menit ini. Dari 10 bintang, Perimin memberikan 9 ¾ bintang. Hampir mendekati sempurna, hanya kurang ¼. Lantas, apa yang kurang? Tentu saja, gara-gara mbak Tina Goldstein yang tidak nampak terlalu banyak mendampingi Newt dalam merampungkan misinya. Padahal, kisah asmara tarik ulur di antara keduanya menjadi salah satu hal yang paling Perimin nantikan. “Jadinya, jadian ga sih?”
Ngomong-ngomong soal ini, kata-kata Newt benar-benar menyentuh hati Perimin, “Tekadang kita perlu kehilangan sesuatu agar lebih menghargainya.” Mak nyeeesss!