The Captain Class (2018) adalah inspirasi untuk belajar kepemimpinan dari dunia olahraga. Siapa yang tidak suka olahraga? Hampir semua orang, tak peduli usia, jenis kelamin, maupun status sosial menyukainya, meskipun hanya sebagai penonton atau penggemar. Ada yang menikmatinya sebagai hobi atau rutinitas, bahkan sebagai saran hiburan di kala suntuk. Istilah Latin klasik yang masih menggaung hingga dewasa ini adalah “Mens sana in corpore sano”. Kurang lebih dalah bahasa Indonesia dimaknasi sebagai “Di dalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat.”
Di sisi lain, tidak sedikit orang yang merefleksikan kehidupan dari kegiatan ini. Banyak nilai-nilai yang bisa kita dapatkan melalui olahraga. Sportivitas, kerja sama, determinasi, kepemimpinan, dan disiplin adalah beberapa di antara nilai-nilai yang dapat dipetik. Dari olahraga ini, orang mendapatkan kesempatan untuk melihat lagi hidup yang sedang dijalani dan mengaplikasikan nasihat-nasihat yang terlahir darinya pada hidup sehari-hari. Inilah yang membuat The Captain Class menarik untuk dibaca.
Pelaku olahraga
Selain atlet atau tim sebagai pelaku olahraga, kita juga mengenal sosok pelatih, wasit, manajemen, hingga asosiasi yang menaungi suatu cabang olahraga baik secara lokal maupun internasional. Tanpa pihak-pihak tersebut, mustahil akan terwujudnya sebuah pergelaran olahraga resmi baik tingkat lokal, regional maupun internasional.
Dalam olahraga tim, kita menemukan sosok kapten (dan wakilnya). Mereka yang ditunjuk menjadi kapten biasanya orang yang dianggap mampu memimpin tim pertandingan atau kompetisi. Lebih dari itu, ia memiliki tanggung jawab untuk memimpin tim mencapai kemenangan dari lawannya. Sosok kapten inilah yang menjadi sorotan penulis, Sam Walker. Sam melakukan penelitian bertahun-tahun untuk menemukan faktor yang membentuk sebuah tim juara. Dari hasil penelitiannya, ia menyaring berbagai tim hingga menjadi 16 tim terhebat sepanjang masa dari berbagai cabang, baik kelas regional maupun internasional.
Ia membuat statistik yang menakjubkan karena terbentang lebih dari seabad, dari dekade pertama abad 20 sampai kira-kira sekitar 2016-2017.
Bagian awal The Captain Class mengupas kriteria tim apa saja yang bisa masuk ke “Grup 1”. Ia membuat statistik yang menakjubkan karena terbentang lebih dari seabad, dari dekade pertama abad 20 sampai kira-kira sekitar 2016-2017. Statistik tersebut menjadi nilai lebih bagi Sam. Dari hal itu, kita bisa melihat betapa ia sungguh berkomitmen untuk menulis. Ada keseriusan yang terukur dan juga bisa dipertanggungjawabkan validitasnya.
Secara menarik, ia mengambil juga prinsip pemimpin yang efektif menurut Richard Hackman (h. 266). Ada empat nilai yang bisa menjadi acuan. Pertama, Effective leaders know some things. Kedua, Effective leaders know how to do some things. Ketiga, Effective leaders should be emotionally mature. Terkhir, Effective leaders need a measure of personal courage. Efektifitas menjadi tolok ukur yang sangat penting dalam sebuah prinsip kepemimpinan. Tanpa nilai ini, laku sebuah tim dan kaptennya bukan tidak mungkin hanya menjadi benalu yang tersebar luas tanpa memberikan guna bagi banyak orang.