Jika Bibliobesties penggemar Hayao Miyazaki, tentunya kalian tidak akan lupa dengan film anime berjudul My Neighbour Totoro (1988), Spirited Away (2001), Howl’s Moving Castle (2004), dan Ponyo (2008)? Yap, semua karya seni Studio Ghibli ini penuh dengan keajaiban, emosi, dan pesan moral yang mendalam. Kini, ada kabar gembira buat kamu penggemar karya-karya Studio Ghibli, baik yang lama maupun pendatang baru, dari maestro animasi Hayao Miyazaki yang kini berumur 82 tahun.
Setelah sepuluh tahun rehat dari dunia kreatif, Hayao Miyazaki kembali hadir dengan karya animasi terbarunya The Boy and the Heron (2023). Sebuah kisah dongeng original yang digarap dengan indah menggunakan teknik animasi gambar tangan, namun mampu memunculkan emosi yang mendalam. The Boy and the Heron merupakan film garapan Hayao Miyazaki yang baru saja dirilis pada pengujung 2023 ini oleh studio GKIDS.
Baca juga: New Arrivals Pekan Keempat Desember
Sebuah biografi metaforis
Judul asli film animasi ini merujuk pada novel dengan judul yang sama, Kimitachi wa Dō Ikiru ka (How Do You Live?) karya Genzaburo Yoshino pada 1937, namun animasi Hayao Miyazaki ini memiliki cerita original dan tidak memiliki hubungan dengan cerita dari karya Genzaburo Yoshino. Bahkan, Miyazaki sendiri mengungkapkan bahwa The Boy and the Heron adalah biografi metaforis dari kehidupannya sendiri.
Berlatar di sebuah pedesaan Jepang tahun 1940-an, film ini berkisah tentang Mahito, seorang anak laki-laki yang berjuang menghadapi kehilangan ibunya serta kekacauan perang yang sedang terjadi. Kehilangan dan kesedihan Mahito digambarkan secara luar biasa oleh Hayao Miyazaki. Keahlian Miyazaki dalam bercerita bersinar dalam setiap bingkai. Animasinya sungguh memukau, menampilkan lanskap yang subur, detail yang digarap dengan cermat, dan karakter yang hidup. Gaya gambar tangan tradisional yang selama ini menjadi kekhasan Studio Ghibli akan membangkitkan rasa nostalgia dan keintiman, menarik kita masuk ke dunia keajaiban dan kesedihan Mahito.
Kebebasan dan harapan
Meskipun narasinya terlihat sederhana, The Boy and the Heron menggali tema kesedihan, ketahanan, dan kekuatan alam. Perjalanan kesembuhan Mahito mulai terjalin erat dengan persahabatannya dengan seekor bangau liar. Burung bangau liar, dalam kepercayaan tradisional masyarakat Jepang, melambangkan simbol kebebasan dan harapan—selain umur panjang dan keberuntungan. Melalui ikatan yang terjalin di antara mereka, Miyazaki sepertinya ingin mengeksplorasi kekuatan transformatif alam, menawarkan sebuah penghiburan dan rasa memiliki di tengah ketidakpastian hidup yang sedang Mahito hadapi.
Menurut artikel goldenglobes.com, The Boy and the Heron masuk dalam nominasi Best Picture – Animated dalam ajang Goden Globes ke-81. Film ini bersaing dengan Elemental, Spiderman-Man, Suzume, The Super Mario Bros Movie, dan Wish. Ini sebuah kabar gembira yang luar biasa.
Gimana Bibliobesties, siap untuk menyaksikan karya animasi terbaru “The Boy and the Heron” di bioskop kesayangan?