Majapahit: Nusantara’s Game of Thrones

0
Share

Majapahit Nusantara's Game of Thrones

Sartono Kartodirdjo, tokoh yang dikenal orang banyak sebagai “Begawan Sejarah Indonesia”, suatu kali menulis, “Orang Indonesia zaman prasejarah dengan perahu-perahunya yang sederhana telah mengarungi Samudra yang luas … laut-laut di Indonesia tidak merupakan penghalang, malah menjadi penghubung.” Melalui kalimat tersebut, Pak Sartono ingin menggambarkan betapa orang-orang yang mendiami kepulauan Indonesia melihat bahwa bentang alamnya bukan menjadi penghalang untuk mengusahakan hubungan antarpulau.

Imajinasi Indonesia yang bentang alamnya berupa kepulauan ini rupanya sudah disadari sejak zaman kuno. Kita biasa menggunakan kata “nusantara” untuk menggambarkan bentang alam kepulauan Indonesia di masa sekarang. Jika menelusuri sejarahnya, konon kata “nusantara” paling awal ditemukan dalam prasasti masa Kerajaan Singasari, yaitu dalam prasasti Mūla Malurung yang bertarikh sekitar 1255 Masehi. Prasasti itu sendiri menyebutkan penguasa kerajaan-kerajaan di daerah wilayah Kerajaan Singasari. Pada periode Kerajaan Majapahit, kata “nusantara” sendiri merujuk pada pulau-pulau yang berada di luar wilayah Majapahit.

Mengenal Herald van der Linde dan Karyanya

Herald van der Linde, seorang analis ekonomi, menaruh minat besar pada isu-isu sosial politis dan juga sejarah Indonesia. Pada 2022 yang lalu, ia menulis Jakarta: History of Misunderstood City, sebuah buku yang melihat Jakarta secara unik, dari sudut pandang yang lebih personal namun juga mengupas sisi sosio-historis perkembangan sejarahnya dari masa ke masa. Tahun ini, Herald kembali menegaskan kecintaannya pada Indonesia dengan menerbitkan buku keduanya tentang sejarah Nusantara, Majapahit: Intrigue, Betrayal and War in Indonesia’s Greatest Empire. Herald bercerita, ia membutuhkan empat tahun untuk membuat “laku tapa” menuliskan sejarah Majapahit dengan renyah.

Kerja keras Herald terbayar ketika Majapahit terbit. Di dalamnya, kita akan mendapatkan kisah sejarah tentang kerajaan yang berpengaruh di Nusantara dari abad ke-11 hingga ke-15. Buku ini mengungkap kisah-kisah sejarah secara renyah, disarikan dari teks-teks dan sumber sejarah yang valid. Herald juga di sana-sini membedakan mana mitos dan mana catatan sejarah. Sebuah kerja yang sungguh tidak mudah, namun bermakna bagi generasi muda yang jauh lebih akrab dengan anime, manga, drakor, k-pop, dan budaya pop barat. Dengan teks yang mengalir dan renyah, sekaligus informatif dan juga immersive, karya Herald ini adalah buku yang sangat layak dibaca orang-orang muda Indonesia.

Arah dan Tujuan

Periplus, sebagai perusahaan retail dan distributor buku berkualitas, memberi ruang untuk membahas isu-isu aktual dalam wadah Periplus TALK. Kali ini, Periplus mencoba memberikan ruang reflektif dari sejarah kuno Nusantara, khususnya pada masa Kerajaan Singasari dan Majapahit, dua kerajaan yang secara umum diasosiasikan dengan kejayaan Nusantara.

Diskusi ini diarahkan pada keprihatinan-keprihatinan yang dirumuskan dalam latar belakang, dengan fokus utama pada mempelajari dan mendiskusikan bersama sejarah kejayaan Nusantara di masa lalu, khususnya periode Jawa klasik pada abad ke-11. Mengingat kita tidak banyak mengetahui masa-masa kejayaan kerajaan di masa Jawa klasik yang ada di wilayah Nusantara, gagasan utama yang menjadi dasar diskusi ini adalah:

“Menimba Kebijaksanaan dari Kisah ‘Game of Throne’ Nusantara pada Abad ke-11 hingga Abad ke-15”

Periplus TALK kali ini mengangkat tema sejarah masa klasik Nusantara dengan mengundang pemerhati sejarah klasik Nusantara, Herald van der Linde, sabagai narator. Harapannya, ada banyak inspirasi yang bisa ditimba, utamanya bagi kaum muda, sehingga kecintaan akan budaya dan sejarah Indonesia semakin deras.

Konsep & Tata Acara

Demi memperdalam dan sekaligus memperluas wawasan sejarah Nusantara, khususnya pada abad ke-11 hingga ke-15 melalui kisah Kerajaan Singasari, Periplus dan Herald van der Linde merancang konsep rangkaian diskusi dari buku Majapahit (2024) ke dalam lima tema-tema pokok yang akan didiskusikan secara terpisah, sesuai dengan tempat diskusi berlangsung.

Konsep rangkaian diskusi tersebut akan berjalan sebagai berikut:

1. Bandung – Rabu, 17 Juli 2024

Periplus Setiabudhi, Bandung

2. Jakarta – Jumat, 19 Juli 2024

Gedung Perpustakaan Nasional, Gambir, Jakarta

3. Yogyakarta – Senin, 22 Juli 2024

Periplus Tirtodipuran, Yogyakarta

4. Bali – Rabu, 24 Juli 2024

Periplus Tibubeneng, Kuta Utara, Badung

Tema: Penemuan Kisah Majapahit

Jam: 14:00-16:00 WITA

5. Surabaya – Selasa, 30 Juli 2024

Pakuwon Trade Centre, Surabaya

Hari/Tanggal: Selasa, 30 Juli 2024

Tema: Karakteristik Candi era Majapahit & Suksesi Takhta Singhasari

Jam: 16:00-18:00 WIB