9 Buku Pilihan untuk Memahami Gejolak Perekonomian Global

0
Share
9 Buku Pilihan untuk Memahami Gejolak Perekonomian Global

“Ekonomi” adalah sebuah kata yang menggelinding, mungkin lebih tepatnya: menggelincir. Ia menggelingsir ke arah yang lebih luas. Tentang kata ini, kita patut merasa berutang pada orang-orang Yunani kuno. Mereka menggabungkan dua kata: eikos (εἰκός) dan nomos (νόμος) untuk membentuk kata baru yang bertahan hingga era internet, ekonomi. Kata yang harafiahnya berarti “aturan-aturan rumah tangga” ini kemudian digunakan secara umum untuk menyebut segala urusan centang perenang yang berhubungan dengan pengaturan sumber daya, pola produksi, dan pemerataan kesejahteraan. Pada titik inilah, makna ekonomi mulai menggelincir. Bermula dari sinilah, cakupan kata ekonomi meluas. Tadinya hanya berkutat dari urusan dapur keluarga, kini mencakup dapur negara, maupun gabungan beberapa negara.

Menggelincirnya gagasan tentang ekonomi ini tentu menarik dampak yang tidak main-main. Sebab, sejak zaman Yunani kuno, ekonomi lalu kait-mengait dengan kesejahteraan masyarakat umum. Ekonomi yang awalnya sekadar urusan “dapur” hingga kini jadi perkara masyarakat sebuah negara menjadi makmur. Pada titik inilah, ekonomi menjadi tersentralisasi, artinya “negara” adalah agen yang mengatur perekonomian. Baru pada abad ke-18, Adam Smith, membawa gagasan baru: perkembangan ekonomi baru akan terjadi sepenuhnya ketika setiap orang memasukkan kebebasan individu dalam kegiatan perekonomian yang dilakukannya. Smith, pada gilirannya melihat ada semacam “tangan tak kasat mata” yang turut campur dalam gejolak perekonomian, justru ketika campur tangan pemerintah seminimal mungkin dalam bidang ekonomi. Gagasan ini kemudian mendapat reaksi bermacam-macam, termasuk gagasan Karl Marx yang tersohor itu dan berbagai reaksi atasnya. Sederhananya, perekonomian modern adalah catatan kaki dari gagasan Smith tentang ekonomi.

Sampai di sini, kita juga perlu memperhatikan aspek manusiawi kita yang lain, bahwa manusia adalah “binatang pencipta dan penafsir tanda”. Maka, wajarlah jika setiap pergantian tahun, manusia kebanyakan menetapkan resolusi atau setidak-tidaknya berharap bahwa tahun yang baru akan bisa dijalani dengan lebih baik, membuatnya jauh lebih sejahtera. Berdasarkan kesadaran ini, orang lalu menajamkan antena mereka setiap pergantian tahun untuk mengamati pergolakan ekonomi dan politik. Sekali lagi, karena setiap orang ingin menjalani kehidupan yang semakin lebih baik.

Nah, demi membantu Bibliobesties memenuhi kebutuhan untuk memahami persoalan-persoalan yang menyentuh perekonomian dunia, Perimin mencoba memilah dan memilih sembilan buku. Di dalam daftar pendek ini, Perimin menyodorkan buku-buku nonfiksi dengan benang merah pada kait-mengait antara kemanusiaan dan gejolak perekonomian. Kita semua mafhum, hal ini menjadi kebutuhan mendesak untuk saat ini. Semoga, rekomendasi ini membawa pencerahan dan pengertian yang mendalam untuk menjalani kehidupan.

Globalization and its Discontents Revisited

Keywords: Political Theory, Financial Crisis, Debt and Credit, Global Finance Reform, Monetary Financing, Economic Stability, Mortgage Lending, Policy Reform

Di awal milenium ini, Stiglitz menulis Globalization and Its Discontents demi menjelaskan betapa tidak nyamannya negara-negara berkembang terhadap fenomena globalisasi. Stiglitz memberikan analisis yang mendalam dan komprehensif tentang dampak globalisasi. Karya ini ditulis Stiglitz bisa dibilang sebagai sudut pandang “orang dalam”, karena jabatannya sebagai Kepala Ekonom di Bank Dunia. Buku ini memaparkan berbagai dampak yang tidak diinginkan yang muncul karena globalisasi, misalnya ketidaksetaraan ekonomi yang meningkat, juga kerusuhan politik. Selain itu, dalam buku ini diuraikan kebangkitan gerakan kaum populis. Tampil sebagai edisi yang diperluas, Globalization and Its Discontents Revisited ini juga turut menukik untuk mengomentari apa yang terjadi di pemerintahan pertama President Trump, seperti gerakan antiglobalisasi yang merebak kala itu. Stiglitz mendorong sebuah pemikiran kritis tentang masa depan ekonomi global sekaligus menawarkan sebuah reformasi atas globalisasi, demi perekonomian dunia yang lebih adil dan stabil.

The Deficit Myth: Modern Monetary Theory and the Birth of the People’s Economy

Keywords: Macroeconomics, Modern Monetary Theory (MMT), Government Deficits, Fiscal Policy, Public Spending, Economic Policy, Inflation, Currency Sovereignty, Full Employment, Public Debt, Economic Myths

Stephanie Kelton, seorang ekonom dan akademisi berkebangsaan Amerika Serikat, terkenal sebagai pendukung Teori Moneter Modern (Modern Monetary Theori—MMT). Dalam The Deficit Myth, ia mengungkapkan pemahaman yang lebih tepat tentang bagaimana seharusnya pengeluaran pemerintah dikelola. Gagasan yang ditawarkan Kelton bisa dilihat sebagai katalisator, yang berfungsi untuk memeriksa kembali keyakinan ekonomi yang selama ini dianut, khususnya analogi yang menyamakan anggaran pemerintah dengan keuangan rumah tangga. Kelton menunjukkan secara gamblang bahwa kendala yang nyata terkait dengan belanja public adalah ketersediaan sumber daya dan inflasi, bukannya defisit anggaran. Ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami tentang konsep ekonomi yang kompleks, buku ini membawa kesegaran dalam diskusi menyoal kebijakan fiskal, kedaulatan moneter, dan peran pemerintah.

The Fourth Industrial Revolution

Keywords: Macroeconomics, Technological Convergence, Artificial Intelligence, Robotics, Biotechnology, Internet of Things, Cyber-physical Systems, Digital Transformation, Economic Disruption, Societal Impact

Beberapa tahun yang lalu sebeblum dirundung demam akibat pandemi COVID-19, dunia seolah dirundung “demam” industri 4.0. Para ahli ekonomi, khususnya yang lahir dan tumbuh di negara-negara maju, melihat faktor teknologi yang akan mendisrupsi dunia industri. Adalah seorang ekonom sekaligus pendiri World Economic Forum (WEF), Claus Schwab, yang mencoba mencandrakan dengan cukup luas apa yang akan terjadi dalam era Revolusi Industri 4.0, ketika kecerdasan buatan, teknologi robotik, dan bioteknologi menjadi faktor dominan dalam industri global. The Fourth Industrial Revolution karya Schwab ini telah memicu diskusi hangat tentang dampak Revolusi Industri 4.0. Ia mencermati betapa teknologi yang begitu cepat perlu dicermati oleh para pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, dan mereka yang mungkin terdampak dari disrupsi teknologi ini. Buku ini bisa digunakan sebagai teks dasar dalam memahami dinamika lanskap teknologi apa permulaan abad teknologi ini.

Post-Western World: How Emerging Powers Are Remaking Global Order

Keywords: Macroeconomics, Emerging Powers, Global Order, Multipolarity, Western-centrism, International Institutions, BRICS, Parallel Order, Global Governance, Non-Western Perspectives, Power Shift

Amerika Serikat dan Tiongkok belakangan ini sedang ada dalam bursa perlombaan menjadi negeri paling berpengaruh di muka bumi. Sementara itu, negara-negara berkembang seperti India dan Brasil mengekor di belakang keduanya. Oliver Stuenkel menulis Post Western World untuk memberi peringatan bahwa kesetimbangan pengaruh dan kekuatan global telah mengalami pergeseran. Menurutnya, pemahaman kita saat ini tentang kekuatan global, baik dalam bidang ekonomi, politik, dan teknologi, tidak lagi sama. Jika sebelumnya orang melihat negara-negara Barat sebagai menjadi pemimpin perubahan, Stuenkel memandang bahwa pandangan tersebut sudah sedikit usang dan kurang memadai. Apa yang lebih relevan adalah bahwa kita sudah harus memasuki alam pikir pasca-Barat, sebab Tiongkok dan negara-negara berkembang di Timur dan Selatan saat ini tengah membangun tatanan paralel. Gagasan Stuenkel ini menarik untuk diikuti karena ia menawarkan cara pandang baru untuk memahami kondisi politik dan ekonomi global.

Gridlock: Why Global Cooperation Is Failing When We Need It Most

Keywords: International Relations, Global Governance, International Cooperation, Institutional Failure, Environmental Challenges, Economic Instability, Security Threats, Multilateral Negotiations, Policy Gridlock

Hubungan kerja sama internasional diyakini sebagai kesepakatan yang menguntungkan dan membuat kesejahteraan bisa dicicipi oleh lebih banyak orang. Namun demikian, trio penulis Gridlock bersepakat untuk satu hal, yakni negosiasi di level internasional bisa terhenti begitu saja justru ketika kesepakatan tersebut memiliki urgensi yang tidak lagi dapat ditawar. Kenyataan yang dilihat adalah ketika Konferensi Perubahan Iklim di Kopenhagen pada 2009 mengalami kemacetan. David Held, Thomas Hale, Keving Young memiliki pandangan bahwa lembaga yang dirancang untuk mewujudkan kolaborasi internasional mengalami hambatan berkat kompleksitas, ragam kepentingan, dan kerangka kerja yang ketinggalan zaman. Pada akhirnya, dunia kehilangan kemampuan untuk secara cepat dan efektif mengatasi masalah-masalah kritis yang melampaui batas-batas negara. Mereka yang berkecimpung dalam bidang hubungan internasional, ilmu politik, dan kebijakan global bisa menjadikan buku ini sebagai tawaran untuk melihat secara kritis hambatan dan tantangan kerja sama internasional di abad ke-21.

The Business Blockchain: Promise, Practice, and Application of the Next Internet Technology

Keywords: Technology and Future Trends, Blockchain Technology, Decentralization, Distributed Ledger, Smart Contracts, Cryptocurrencies, Peer-to-peer Networks, Digital Trust, Financial Technology, Internet of Value, Business Innovation

Di era internet yang semakin canggih, realitas fisik berhasil dilampaui sehingga kita juga hidup dalam dunia digital. Transaksi keuangan yang berabad-abad lalu dilangsungkan secara fisik, saat ini bisa dengan mudah dilakukan secara digital. Namun, apakah transaksi tersebut bisa dilakukan secara aman? Pada dasarnya untuk itulah blockchain tercipta. Peranti teknologi ini seolah menyuntikkan kepercayaan dalam nadi jejaring digital, memutus mata rantai penyusup, dan mengganggu operasi kerja mereka. Melalui The Business Blockchain, William Mougayar memetakan wilayah baru dalam bidang ekonomi niaga. Ia, berdasarkan pengalaman lebih dari 30 tahun di dunia teknologi, menggambarkan masa depan yang dipengaruhi oleh blockchain sebagai motornya.

The Long Game: China’s Grand Strategy to Displace American Order

Keywords: International Relations, China, Grand Strategy, U.S.-China Relations, International Order, Geopolitics, Chinese Communist Part, Hegemony, National Rejuvenation

Sepanjang sejarah modern, tidak ada lawan yang benar-benar tangguh secara ekonomi bagi Amerika Serikat, yang mampu mencapai kisaran 40% dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka. Tiga musuh besar AS pada Perang Dunia II, Jerman, Jepang, atau Uni Soviet pun tidak. Hanyalah Tiongkok, Negeri Tirai Bambu itu, satu-satunya yang mampu meladeni hegemoni AS di bidang ekonomi pada era modern sekarang ini. Pakar hubungan AS-Tiongkok, Rush Doshi mencoba mengungkapkan wawasannya yang luas sekaligus mendalam tentang bagaimana Tiongkok memainkan episode panjang untuk menggeser hegemoni AS, baik secara regional maupun global. Usaha ini, menurut Doshi, sudah dilakukan sejak 1980-an, berlanjut pada krisis keuangan global 2008, hingga 2016 setelah pemilihan yang populis. Tiongkok, tahap demi tahap menjadi semakin agresif untuk memperlemah hegemoni AS. Dibekali akses pada dokumen terpercaya, memoar para pemimpin partai, dan analisis yang cermat tentang situasi politik pasaca-Perang Dingin, The Long Game adalah panduan untuk memahami hubungan AS-Tiongkok tiga dekade ke belakang.

What We Owe Each Other: A New Social Contract for a Better Society

Keywords: Political Theory, Social Contract, Mutual Obligations, Technological Change, Demographic Shifts, Climate Change, Gender Equality, Education Reform, Healthcare Provision, Future of Work, Collective Responsibility

Tawaran yang dibawa oleh Minouche Shafik, seorang ekonom dan pemikir kebijakan publik, tentang kondisi masyarakat modern sungguh menarik. Ia mengajak kita untuk kembali memperhatikan satu aspek mendasar yang mampu mengikat masyarakat, yaitu sebuah kontrak sosial. Di dalam kontrak sosial inilah, kita bisa menemukan kewajiban bersama antarindividu, institusi bisnis, masyarakat sipil, hingga level negara. Sebagai akademisi sekaligus praktisi kebijakan publik, Shafik memandang bahwa kontrak-kontrak sosial yang ada di masyarakat saat ini sudah saatnya dilihat kembali, bahkan direvisi. Apa yang disasar oleh Shafik sangatlah jelas, ia mengusulkan agar masyarakat modern mendukung kebijakan yang menyokong individu, sejak lahir hingga meninggal dunia. Gagasan Shafik bertumpu pada kesadaran bahwa kewajiban bersama perlu dipenuhi demi keadilan, keamanan, dan kesempatan yang setara bagi semua anggota masyarakat di segala aspek kehidupan.

Autocracy, Inc.: The Dictators Who Want to Run the World

Keywords: Political Theory, Authoritarianism, Autocracy, Democracy, Dictators, Global Politics, Propaganda, Disinformation, Corruption, International Relations, Kleptocracy

Anne Applebaum meneliti persoalan yang sebenarnya “ngeri-ngeri sedap”, karena ia menyoroti keterkaitan di antara sekian banyak rezim autokrasi yang berkolaborasi untuk melemahkan lembaga-lembaga demokrasi secara global. Di mata Applebaum, penulis dan sejarawan itu, rezim autokrasi yang dimotori para autokrat telah bekerja sama dan berjejaring demi membangun apa yang disebutnya “Inkorporasi Autokrasi”. Di dalam lembaga inilah para autokrat bekerja sama dan membangun jejaring yang menghasilkan sistem koruptif. Rezim-rezim ini digerakkan oleh ambisi kekuasaan dan kekayaan pribadi dan bergerak melalui korupsi finansial, teknologi pengawasan, dan propaganda. Applebaum, melalui Autocracy, Inc., hendak menekankan kompleksitas geopolitik kontemporer, ketika rezim politik menautkan diri bukan berdasarkan ideologi, namun semata-mata demi kekuasan dan kekayaan. Applebaum menyerukan betapa pentingnya demokrasi dan kebebasan di tengah situasi politik dan ekonomi yang semakin digenggam oleh para autokrat.

***

Nah, demikianlah rekomendasi sembilan buku tentang gejolak perekonomian global—juga politik, yang memberikan pengaruh atasnya—dari Perimin. Semoga bisa membantu BiblioBestie menjadi penuh sebagai pengarung Samudra kehidupan. Salam!

Jika Bibliobesties hendak membaca Rekomendasyik lainnya, temukan di sini!