Buku Terbaru Pekan Pertama November 2025

Hai BiblioBesties, di bawah ini Perimin infokan buku-buku terbaru atau New Release sekaligus New Arrivals di Periplus pada pekan pertama November 2025. Khusus bagi kamu yang memiliki Periplus Elite Card (PEC) permanen, kamu bisa mendapatkan buku-buku terbaru New Release dan New Arrivals di November 2025 ini dengan harga spesial, yaitu Diskon khusus sampai 15% dan Cashback sampai 10% dalam bentuk poin PEC. Cashback poin ini bisa kamu gunakan juga untuk memotong transaksi selanjutnya. Selamat membaca Rekomendasi Buku Baru!

Daftar isi

1. Fiction
   • Days at the Torunka Café by Satoshi Yagisawa – US
   • Almond by Won-pyung Sohn – Nomad Edition
   • Jannah Is Not Average by Sarah Kushairi
   • Bunny by Mona Awad – Special Edition 
   • How We Came to Be by Andrea Dee
   • Bad Bishop by L.J. Shen
   • Freida McFadden Book Boxed Set of Never Lie, Ward D and Locked Door
   • In Safe Hands by Ivy Ngeow
   • Bak-Petty Lies by Sulmi Bak
2. Children
   • Brain Quest Learn to Write: Letters
   • Brain Quest Learn to Write: Numbers
   • Wings of Fire Volume 1-5 Special Edition Box Set with Sprayed Edge
3. Teens
   • The Same Backward as Forward by Jennifer Lynn Barnes
4. Comics
   • Kagurabachi, Volume 05
   • Jujutsu Kaisen, Volume 28
   • Apothecary Diaries, Volume 07
5. Hobby and Lifestyle
   • Wonderful Wildflowers
   • World Football Records 2026
   • The Look by Michelle Obama
   • Book of Colour Concepts
6. Selfhelp and Business
   • #Fluke:-Chance,-Chaos,-and-Why-Everything-We-Do-Matters
   • Seeing What Others Don’t: The Remarkable Ways We Gain Insights
   • Enshittification: Why Everything Suddenly Got Worse and What to Do About It
   • The Body Digital: A Brief History of Humans and Machines from Cuckoo Clocks to ChatGPT
   • The Essential Book of Artificial Intelligence: Master the Mysteries of Artificial Intelligence in 12 Short Chapters
   • The Mysterious Mr. Nakamoto: A Fifteen-Year Quest to Unmask the Secret Genius Behind Crypto
   • How to Invest: Masters on the Craft
   • Invest Like a Billionaire: Unlocking The Wealth Secrets of The Ultra-Rich
   • Vulture Capitalism: How to Survive in an Age of Corporate Greed
   • The Age of Extraction: How Tech Platforms Conquered the Economy and Threaten Our Future Prosperity
7. Nonfiction
   • Finding My Way: A Memoir
   • Bread of Angels: A Memoir
   • Dr. Bot: Why Doctors Can Fail–and How AI Could Save Lives
   • The Joy of Solitude: How to Reconnect with Yourself in an Overconnected World

Fiction

Keywords: Literary Fiction, Contemporary Fiction, Healing Fiction, Literary Fiction, Slice of Life, Japanese Fiction,, Cozy Stories, Café Life, Everyday Miracles, Tokyo, Heartwarming, Love And Loss, Community, Healing, Slice Of Life, Emotional Story, Character-Driven, Uplifting

Days at the Torunka Café membawa kita masuk ke sebuah kafe kecil di Tokyo, tempat berbagai tokoh menemukan koneksi tak terduga dan keajaiban sehari-hari. Ada Chinatsu dengan napkin berbentuk ballerina, Hiroyuki yang mencari kebahagiaan lama, dan Shizuku, remaja yang berjuang menghadapi kematian saudarinya sambil merasakan cinta pertama. Semuanya saling bersinggungan di ruang hangat ini. Kafe ini lebih dari sekadar tempat ngupi, ia menjadi tempat menyembuhkan luka dan menemukan arah hidup kembali. Dengan sentuhan lembut, Satoshi Yagisawa menghadirkan kisah tentang kehilangan, harapan, dan momen kecil yang membentuk hidup. Tentu, cocok untuk kamu yang menyukai cerita menenangkan penuh refleksi.

Keywords: Literary Fiction, Coming Of Age, Contemporary Fiction, Won-Pyung Sohn, Almond, Nomad Edition, Korean Literature, Contemporary Fiction, Coming Of Age, Emotional Growth, Alexithymia, Psychological Fiction, Friendship, Trauma Healing, Bookstore Setting, Empathy, Found Family, Mental Health, Korean Novel In Translation, Sandy Joosun Lee, Emotional Resilience, Human Connection, Bestseller

Almond karya Won-Pyung Sohn menghadirkan kisah menyentuh tentang Yunjae, remaja dengan kondisi otak langka bernama alexithymia yang membuatnya sulit merasakan emosi seperti takut atau marah. Ia hidup tenang bersama ibu dan neneknya di atas toko buku bekas kecil, di mana catatan Post-it berwarna-warni mengajarinya cara tersenyum, berterima kasih, dan tertawa. Namun, tragedi di malam Natal mengubah segalanya, meninggalkan Yunjae sendirian di dunia yang tak lagi ia pahami. Dalam kesepian itu, ia bertemu Gon, remaja bermasalah yang tak disangka menjadi jembatan menuju pemahaman baru tentang rasa kehilangan, keberanian, dan kasih. Sebuah novel reflektif bagi pembaca Wonder dan Ginny Moon, kisah ini menegaskan bahwa bahkan hati yang tampak beku pun dapat belajar mencintai kembali.

Keywords: Literary Fiction, Young Adult Fiction, Coming-of-Age, School LifeMalaysian YA, Teen Motivation, School Life, Friendship, Self-Discovery, Dreams, Determination, Teacher–Student Bond, Education, Empowerment

Novel karya Sarah Kushairi berkisah tentang perjuangan seorang remaja perempuan yang tidak mau dianggap biasa-biasa saja. Jannah Ismail bertekad menjadi dokter demi memenuhi pesan terakhir neneknya. Sayangnya, nilai matematikanya berkata sebaliknya. Orang pun juga berpikir sebaliknya. Maka, Jannah dipindahkan ke kelas seni. Di tempat itu, dia malah menemukan pelajaran berharga tentang kerja sama dan keberanian. Dengan bantuan guru muda bernama Miss Eleanor Yee, Jannah berusaha membuktikan bahwa tekad dan semangat bisa mengubah segalanya. Jika tertarik dengan kisah inspiratif tentang mimpi, perjuangan, dan keberanian remaja untuk melampaui batas, novel ini sangat cocok.

Keywords: Fantasy, Dark Academia, Psychological Horror, Satirical Fiction, Weird Girl Aesthetic, Dark Academia, Feminine Power, Cult Fiction, Satire, Friendship, Identity, Surrealism, TikTok Sensation, Psychological Thriller, Horror & Mystery, Dark Comedy, Horror Fiction, Dark Humor, Contemporary Fiction, Thriller, Satire, Women’s Fiction, College Life, MFA Program, Surrealism, Friendship, Obsession, Cult Classic, Mona Awad, Bunny-Verse

Dikisahkan di dalamnya, Samantha Heather Mackey, seorang mahasiswa penulis yang merasa terasing di kampus elit tempatnya belajar. Hidupnya berubah ketika ia menerima undangan dari kelompok eksklusif gadis kaya yang memanggil satu sama lain dengan sebutan “Bunny.” Perlahan, Samantha terseret ke dalam dunia aneh penuh ilusi, kekuasaan, dan eksperimen mengerikan yang mengaburkan batas antara realitas dan kegilaan. Dalam pusaran kelam itu, Samantha mulai kehilangan kendali atas identitasnya sendiri. Dengan gaya penulisan yang jenaka sekaligus seram, Bunny menjadi alegori tajam tentang persahabatan, kesepian, dan bahaya keinginan untuk diterima. Novel ini cocok bagi para pembaca dark academia yang absurd, sedikit menyindir, dan kontemporer.

Keywords: Romance, Contemporary Romance, Coming-of-Age,, Aromantic Asexual Representation, Friendship, University Life, Filipino Author, Asian Representation, Found Family, Identity, Self-Discovery, Radio DJ, Expectations vs Dreams, Emotional Growth, College Story

Novel How We Came To Be berkisah tentang persahabatan dan perjalanan dua remaja yang belajar menerima diri sendiri. Setelah putus dari kekasihnya, Ellice Sanchez, seorang penyiar radio kampus, mulai menyadari dirinya menjadi sama sekali tidak romantis dan “tidak punya ketertarikan” terhadap siapapun. Di sisi lain, Alex Yu, mahasiswa teknik yang selalu menuruti keinginan orangtuanya, diam-diam memimpikan dunia sastra. Pertemuan kembali mereka di universitas menumbuhkan persahabatan yang tulus di tengah tekanan ekspektasi dan pencarian jati diri. Keduanya saling membantu untuk memahami arti kebebasan dan keberanian menjadi diri sendiri. Di dalamnya, kita diajak untuk menelusuri kisah hangat tentang persahabatan, identitas, dan keberanian mengejar mimpi.

Keywords: Romance, Dark Romance, Mafia Romance, Romantic Suspense Mafia, Age Gap, Enemies to Lovers, Power Play, Revenge, Obsession, Forbidden Love, Betrayal, TikTok Sensation

Novel Bad Bishop ini membuka seri baru Society of Villains dengan kisah cinta kelam antara Lila, gadis yang masa depannya direnggut oleh dunia mafia, dan Tiernan Callaghan, pangeran mafia Irlandia yang berbahaya sekaligus memikat. Lila yang dijual oleh ayahnya demi aliansi, malahan menjadi pion dalam permainan kekuasaan yang berdarah dan penuh intrik. Namun di balik kelembutannya, tersembunyi tekad untuk membalikkan permainan dan mengalahkan pria yang berusaha mengendalikannya. Antara hasrat, dendam, dan kekuasaan, batas antara cinta dan kebencian pun memudar. L. J. Shen menghadirkan kisah dark romance penuh intensitas dan sulit dilewatkan begitu saja.

Keywords: Psychological Thriller, Thriller, Suspense, Psychological Thriller, Murder Mystery, Crime, Domestic Drama, Workplace Drama, Romantic Suspense, Twisted Plots, #1 Bestseller, TikTok Sensation, Freida McFadden, Domestic Suspense, Crime Fiction,  Psychological Thriller, Suspense, Serial Killer, Secrets, Mental Hospital, Claustrophobic Setting, Mystery, Twists, Survival, Deception

Box set seri kedua dari Freida McFadden ini terdiri dari tiga thriller psikologis penuh ketegangan yang menelusuri sisi tergelap dari rahasia dan kebohongan manusia. Dalam Never Lie, sepasang pengantin baru terjebak di rumah terpencil dan menemukan rekaman pasien dari psikiater yang hilang secara misterius. Ward D membawa pembaca ke malam mencekam di unit psikiatri ketika seorang mahasiswa kedokteran menyadari sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di balik pintu tertutup rumah sakit. Sedangkan dalam The Locked Door, seorang ahli bedah berjuang menyembunyikan masa lalunya sebagai anak pembunuh berantai ketika korban dengan pola pembunuhan yang sama mulai bermunculan. Setiap kisah menawarkan kejutan yang tak terduga dan akhir yang mencengangkan. Bagi para pecinta dan pembaca thriller penuh intrik, rahasia gelap, dan ketegangan psikologis, koleksi ini wajib masuk ke dalam keranjangmu.

Keywords: Psychological Thriller, Domestic Suspense, Family Drama, Family Secrets, Caregiver Suspense, Motherhood, London Setting, Identity, Betrayal, Dark Past, Father–Daughter Relationship, Domestic Noir

In Safe Hands karya Ivy Ngeow berkisah tentang perjuangan seorang wanita yang berusaha menyelamatkan ayahnya dari bayang-bayang masa lalu dan seseorang yang tak bisa dipercaya. Genevieve kembali ke London bersama anaknya untuk merawat ayahnya yang sakit dan sekaligus memperbaiki hubungan mereka. Namun, kehadiran pengasuh baru yang tampak sempurna membuat segalanya berubah menjadi menakutkan. Ketika sang ayah mulai menganggap pengasuh itu sebagai anak kandungnya, Genevieve menyadari ada sesuatu yang janggal di balik kesetiaan si pengasuh ini. Di tengah rahasia keluarga dan ancaman yang mengintai, Genevieve harus berjuang sebelum kehilangan segalanya. 

Keywords: Psychological Thriller, Revenge Fiction, Korean Noir, Korean Thriller, Revenge, Toxic Relationships, Psychological Manipulation, Letters, Secrets, Obsession, Betrayal, Female Narrator, Twisted Plot

Sulmi Bak mengisahkan seorang guru les privat yang menulis surat kepada ibu dari muridnya. Isinya tentang motif tersembunyi di balik pekerjaannya yang memicu serangkaian peristiwa berbahaya. Melalui surat-surat yang penuh rahasia, perlahan terungkap sisi gelap dari keluarga yang tampak sempurna dan luka masa lalu yang tak pernah sembuh. Hubungan antara majikan dan guru les ini berubah menjadi permainan manipulasi yang mematikan. Setiap kata, setiap kalimat, menjadi bagian dari rencana balas dendam yang semakin tak terkendali. Jika penasaran dengan model balas dendam dengan sentuhan psikologis khas thriller Korea, Petty Lies wajib kamu check-list!

Children

Keywords: Early Learning, Literacy Skill, Children’s Educational Workbook, Early Learning, Writing Practice, Alphabet, Early Literacy, Handwriting, Preschool Workbook, Kindergarten Prep, Educational Activities, Brain Quest, Learning Fun, Tracing Letters

Brain Quest Learn to Write: Letters membantu anak-anak berusia 4 tahun ke atas belajar menulis huruf dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Setiap halaman berisi latihan menulis huruf abjad, pengenalan bunyi huruf, serta ilustrasi menarik yang membuat proses belajar menjadi seru. Anak-anak dapat berlatih menulis huruf besar dan kecil, serta membentuk kata sederhana untuk memperkuat kemampuan membaca awal. Dengan pendekatan edukatif khas Brain Quest, buku ini mendorong kepercayaan diri dan kegembiraan dalam belajar menulis. Cocok bagi orangtua yang ingin mendampingi anak mereka mempersiapkan diri menuju jenjang sekolah dasar dengan cara yang kreatif dan menyenangkan.

Keywords: Early Learning, Literacy Skill, Children’s Educational Workbook, Early Math Learning, Numbers, Counting, Tracing, Early Math Skills, Kindergarten Prep, Handwriting Practice, Educational Activities, Brain Quest, Preschool Workbook, Numeracy

Brain Quest Learn to Write: Numbers dirancang untuk membantu anak-anak usia 4 tahun ke atas belajar menulis angka dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Melalui latihan menulis angka 0–20, anak-anak juga diperkenalkan pada konsep dasar berhitung seperti mengenali, menghitung, dan membandingkan angka. Setiap halaman dipenuhi dengan ilustrasi menarik dan aktivitas edukatif yang mengasah kemampuan motorik halus sekaligus logika numerik. Dengan pendekatan interaktif khas Brain Quest, belajar matematika dasar menjadi pengalaman yang seru dan memotivasi. Cocok bagi orangtua yang ingin mendampingi anak mereka mempersiapkan diri dalam hal pengenalan angka menuju jenjang sekolah dasar dengan cara yang kreatif dan menyenangkan.

Keywords: Middle-Grade Fantasy, Adventure, Dragons, Fantasy Adventure, Friendship, Destiny, War and Peace, Magic, Hero’s Journey, Box Set, Collector’s Edition, Wings of Fire Series, Sprayed Edge

Edisi khusus ini mengajak anak-anak usia sekolah dasar dan menengah kembali ke awal kisah epik para naga muda yang ditakdirkan untuk mengakhiri peperangan besar di dunia mereka. Dalam lima buku pertama ini, setiap naga menghadapi takdirnya sendiri untuk menemukan arti keberanian, persahabatan, dan pengorbanan. Edisi spesial ini menampilkan tepi halaman berwarna, sketsa karakter eksklusif, serta tambahan cataatn bersama penulis Tui T. Sutherland. Penuh petualangan dan keajaiban, seri ini telah memikat jutaan pembaca di seluruh dunia.

Teens

Keywords: Young Adult Romance, Romantic Suspense, New Adult Contemporary Romance, Jennifer Lynn Barnes, The Same Backward As Forward, The Inheritance Games Universe, Tobias Hawthorne II, Hannah Rooney, Enemies To Lovers, Star-Crossed Lovers, Amnesia Romance, Tragic Love Story, Dual POV, Flip Book Edition, Romantic Suspense, Criminal Family, Billionaire Heir, Arson Mystery, Rockaway Watch, Fisherman Rescue, Deluxe Novel, Games Untold Novella, Second Chances

The Same Backward As Forward karya Jennifer Lynn Barnes berkisah tentang cinta terlarang musuh-jadi-pacar yang disajikan dalam format dua sudut pandang. Uniknya, bisa dibaca maju atau dibalik. Dikisahkan, Hannah Rooney, mahasiswi keperawatan berusia dua puluh tahun, menjaga jarak dari bisnis gelap keluarganya sambil menghitung hari sebelum kabur bersama adiknya, Kaylie. Di sisi lain, Tobias Hawthorne II tampil sebagai pewaris kaya raya yang angkuh, bersembunyi di balik topeng seolah-oleh pribadi yang santun. Dia juga memegang sebuah rahasia. Takdir mereka beririsan pada malam badai yang berujung kebakaran: Kaylie dan dua orang lainnya tewas, Toby selamat tanpa ingatan, dan seorang nelayan meminta Hannah menolong lelaki yang diyakini sudah merenggut adiknya. Bagi pencinta romansa pedih berbalut misteri, format dual-POV unik, dan nuansa enemies-to-lovers a la The Inheritance Games, novel ini wajib masuk daftar bacaanmu.

Comics

Keywords: Manga, Fantasy, Action, Adventure, Supernatural, : Kagurabachi Volume 5, Takeru Hokazono, Japanese Manga, Shonen Jump, Fantasy Adventure, Swordsmith Legend, Magical Blades, Cursed Sword, Revenge Quest

Terperangkap dalam pusaran dendam masa lalu, seorang pendekar muda harus menghadapi pertarungan hidup dan mati demi merebut kembali pedang legendaris buatan Kunishige, yang kini dilelang dalam sebuah pelelangan rahasia. Tanpa gentar, ia menantang para penjaga bersenjata yang disumpah untuk melindungi pelelangan tersebut, mengubah pencarian pedang menjadi medan pertempuran berdarah. Narasi penuh ketegangan ini menggambarkan tekad tanpa batas, di mana kekuatan batin dan ketajaman pedang diuji dalam ujian paling brutal. Visualisasi adegan laga yang intens dipadukan dengan alur cerita yang padat menjadikan volume ini sebagai salah satu babak paling mendebarkan dalam serialnya. Ideal bagi pembaca yang menggemari kisah aksi penuh intensitas dan drama emosional yang kuat.

Keywords: Manga, Jujutsu Kaisen, Gege Akutami, Shonen Manga, Japanese Comics, Dark Fantasy, Supernatural Battles, Yuji Itadori, Ryomen Sukuna, Cursed Spirits, Jujutsu Sorcerers, Tokyo Jujutsu High, Manga Series, Battle Manga, Domain Expansion, Modern Fantasy

Pertarungan di dunia jujutsu kembali memanas dengan munculnya ancaman Sukuna yang semakin tak terbendung. Higuruma terpisah dari Itadori dan rekan-rekannya, memaksanya menghadapi Sukuna seorang diri dengan keberanian dan tekad yang nyaris mustahil. Di tengah kehancuran dan teror, setiap jurus yang dilancarkan menjadi pertaruhan hidup dan mati. Sementara itu, Okkotsu bergerak ke Shinjuku, tempat pertempuran paling sengit yang menentukan nasib dunia para penyihir. Bab terbaru ini menegaskan kekuatan emosi, pengorbanan, dan intensitas yang membuat Jujutsu Kaisen terus mengguncang hati para pembacanya.

Keywords: Manga, Historical Manga, Mystery, Court Intrigue, Light Novel Series, Imperial Court, Palace Mystery, Herbal Medicine, Female Protagonist, Historical Japan, Court Life, Political Intrigue

Di tengah hiruk-pikuk istana kekaisaran, seorang pelayan istana yang terlatih dalam pengobatan herbal kembali terseret dalam jalinan intrik politik dan misteri yang kian rumit. Penugasannya sebagai asisten di kantor medis membuka jalan menuju rahasia baru, terutama setelah kedatangan seorang selir baru yang membawa teka-teki dari masa lalu. Ketika seorang mantan utusan istana menaruh perhatian pada tiga asisten medis muda, benang merah antara mereka dan seorang pendeta perempuan misterius dari Shaoh perlahan terungkap. Di balik semua itu, sosok berkacamata monokel yang kerap mengusik ketenangan Maomao terus menjadi sumber kegelisahan sekaligus tantangan intelektual. Novel ini menghadirkan kisah yang cerdas, penuh intrik, serta detail historis yang memikat, menjadikannya bacaan ideal bagi penikmat misteri berlatar kekaisaran.

Hobby and Lifestyle

Keywords: Sports, Football, Football Records, World Cup History, International Football, Soccer Statistics, FIFA Nations, Sports Data, Football Achievements, Historical Matches, Team Records, Player Highlights, Global Football, Sports Reference

Setiap halaman dalam edisi terbaru ini menghidupkan kembali gairah sepak bola dunia melalui kisah, data, dan pencapaian yang memukau. Dari turnamen bergengsi hingga laga bersejarah antarnegara, semuanya tersaji dengan riset mendalam dan penyajian yang memikat. Pembaca akan menemukan beragam statistik terkini, penghargaan, dan rekor yang menandai perjalanan luar biasa dunia sepak bola modern. Lebih dari 35 negara mendapat sorotan khusus, lengkap dengan catatan prestasi dan fakta menarik yang memperkaya wawasan penggemar olahraga ini. Sebuah bacaan ideal bagi siapa pun yang ingin memahami sepak bola sebagai fenomena global yang terus berkembang dari masa ke masa.

Keywords: Fashion, Michelle Obama, Style Evolution, Fashion Icon, Personal Narrative, Women In History, Modern Elegance, Cultural Influence, Public Image, Self-Expression, First Lady, Fashion Philosophy, Visual Storytelling

Dihiasi lebih dari dua ratus foto yang memukau, buku ini menelusuri perjalanan gaya seorang perempuan yang menjadikan busana sebagai bahasa kepribadian dan kekuatan diri. Setiap halaman merekam kisah perubahan gaya yang tumbuh seiring perjalanan hidupnya, dari masa menjabat sebagai Ibu Negara hingga kehidupannya kini yang lebih santai namun tetap elegan. Narasi yang hangat dan reflektif membuka pandangan tentang bagaimana pakaian dapat menjadi sarana untuk menegaskan nilai, rasa percaya diri, dan tujuan hidup. Suara para penata gaya, perias, hingga desainer ternama turut memperkaya kisah di balik setiap tampilan ikoniknya. Melalui kisah ini, pembaca diajak memahami bahwa gaya adalah bentuk komunikasi yang paling personal sekaligus cerminan dari jiwa yang berani tampil autentik.

Keywords: Art Theory, Design, Color Theory, Visual Culture, Art History, Chromatics, Isaac Newton, Johann Wolfgang von Goethe, Manuscripts, Scientific Illustration, Multilingual Edition, Cultural Studies, Aesthetics, Visual Perception, Sanzō Wada, Mary Gartside, Alexandra Loske

Sejak manusia mulai menorehkan warna di dinding gua, warna telah menjadi bahasa pertama untuk memahami dunia. Melalui kumpulan lebih dari empat puluh naskah dan buku langka, karya ini menyingkap bagaimana para ilmuwan, seniman, dan pemikir berusaha memberi struktur dan makna pada spektrum warna selama berabad-abad. Pembaca akan menemukan teori Newton dan Goethe berdampingan dengan sistem warna teosofis, kamus warna eksperimental, serta karya menakjubkan dari seniman perempuan yang selama ini terabaikan. Lebih dari 350 ilustrasi dan diagram yang direproduksi dengan cermat menghadirkan perjalanan visual yang memikat dan sarat pengetahuan. Sebuah edisi yang menghadirkan sejarah warna sebagai refleksi mendalam tentang cara manusia melihat, menafsirkan, dan merayakan kehidupan.

Keywords: Art & Design, Coloring Books, ohanna Basford, Coloring Book, Wildflowers, Botanical Art, Floral Illustration, Creative Therapy, Adult Coloring, Relaxation Activity, Nature Coloring, Art Therapy

Melalui buku ini, kita akan diajak menyusuri hamparan bunga liar yang tumbuh di antara imajinasi dan kenyataan. Setiap halaman menghadirkan pengalaman mewarnai yang menenangkan sekaligus menstimulasi kreativitas, seolah sedang berjalan di taman rahasia yang hidup dengan lebah, burung, dan buah beri. Setiap goresan warna menghidupkan keanggunan bunga-bunga seperti bluebells, honeysuckle, hingga cornflower yang berpadu dengan spesies imajiner yang unik. Petualangan ini menjadi lebih seru dengan tantangan menemukan dua belas bunga ajaib yang tersembunyi dalam daftar Plant Hunter’s Quest. Sebuah pengalaman artistik yang lembut, mengalir, dan membawa ketenangan di tengah hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari.

Selfhelp and Business

Keywords: Self Help, Chance, Chaos, Complexity, Contingency, Interconnectedness, Agency, Randomness, Butterfly Effect, Determinism, Free Will, Systemic Change, Uncertainty, Emergent Behavior, Narrative Bias, Social Science, Evolutionary Biology, Chaos Theory, History of Ideas, Human Agency

Di tengah kehidupan yang tampak teratur, terkadang sebuah keputusan sepele atau peristiwa kebetulan kecil bisa menciptakan gelombang perubahan yang luar biasa besar— inilah salah satu gagasan sentral dalam buku. Brian Klaas  mengajak pembaca menyibak tabir di balik narasi sebab-akibat yang sering kita percaya sebagai norma, dan menggantinya dengan pemahaman bahwa dunia senantiasa dibentuk oleh kekacauan, kebetulan, dan interaksi tak terduga antar elemen yang tampak terpisah. Dengan menggabungkan kisah-kisah sejarah seperti perubahan takdir sebuah kota di Jepang hingga penerapan teori kompleksitas dalam ilmu sosial, buku ini menunjukkan bahwa apa yang kita anggap “hanya kebetulan” sangat mungkin memiliki dampak besar bagi kehidupan banyak orang. Analisis multidisipliner dari biologi evolusi, fisika, hingga filsafat menyuguhkan pandangan baru tentang bagaimana kita bisa hidup lebih sadar—bukan karena menguasai setiap keputusan, tetapi karena menyadari bahwa setiap tindakan kita, sekecil apa pun, berpotensi berarti. Meskipun menghadirkan kesadaran atas keterbatasan kontrol kita, penulis juga menyampaikan pesan optimistis bahwa justru dalam ketidakpastian tersebut lah nilai dan makna mulai terbuka. Bagi yang selama ini merasa bahwa hidup harus dikendalikan sepenuhnya, Fluke menawarkan ajakan untuk menerima ketidakpastian sebagai bagian dari nalar, sekaligus memanfaatkan peluang yang muncul dari kekacauan. Terakhir, buku ini tidak sekadar berupa refleksi teoritis namun juga menghadirkan kerangka berpikir praktis bagi pembaca untuk memahami bahwa tindakan kita—bagaimanapun kecil—mempunyai jangkauan jejak yang lebih luas dari yang terlihat. Pembaca yang cocok untuk buku ini meliputi penggemar sains populer yang tertarik pada teori chaos dan kompleksitas, profesional di bidang sosial dan sejarah yang ingin memahami dinamika kebetulan dalam perubahan besar, serta siapa saja yang merasa bahwa pilihan-pilihan kecil dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak boleh diabaikan.

Keywords: Leadership, Insight, Decision Making, Creativity, Problem Solving, Innovation, Cognitive Psychology, Breakthrough Thinking, Naturalistic Decision Making, Barriers to Insight, Professional Development, Critical Thinking, Business Strategy, Organizational Culture, Human Performance, Connection Making, Contradiction Exploration, Curiosity Driven, Applied Psychology, Real-world Stories

Dalam keseharian kita sering melewati momen-momen ketika “sesuatu” tampak berbeda atau terasa salah—dan itulah titik awal terjadinya insight. Seeing What Others Don’t membawa kita menyusuri bagaimana kita bisa melihat lebih dari yang tampak, melalui kisah nyata dari ilmuwan, petugas penyelamat, praktisi bisnis hingga pemikir kreatif yang entah bagaimana menemukan hubungan, kebetulan, atau kontradiksi yang orang lain lewatkan. Dengan gaya yang ringan namun kaya wawasan, penulis menggali lima strategi utama untuk memupuk kemampuan itu—mulai dari peka terhadap petunjuk kecil hingga menciptakan lingkungan yang mendukung “momen pencerahan”. Selain itu, buku ini juga membuka sisi lainnya: bagaimana organisasi, teknologi, atau kebiasaan mental kita seringkali justru memblokir insight. Di sisi akhir, bagian refleksi menyajikan panduan praktis untuk mengasah pengamatan, menguji asumsi, dan membangun kerangka berpikir yang lebih jernih. Dengan demikian, bacaan ini tak hanya cocok untuk profesional yang bekerja dalam pengambilan keputusan dan inovasi, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin meningkatkan kualitas berpikir dan kreativitas dalam karier atau kehidupan sehari-hari. Jika Anda adalah manajer, pemimpin tim, pengusaha, atau pembelajar seumur hidup yang ingin memahami “apa yang tidak dilihat orang lain”, maka buku ini layak masuk daftar bacaan Anda.

Keywords: Business Technology, Digital Platforms, Enshittification, Big Tech, Monopoly Power, Antitrust Regulation, User Experience Decline, Two-Sided Markets, Tech Policy, Data Interoperability, Platform Extraction, Surveillance Capitalism, User Lock-in, Competitive Markets, Tech Worker Power, Market Consolidation, Internet Quality, Platform Governance, Digital Rights, Consumer Advocacy, Technology Critique

Dalam era layanan digital yang semakin dominan, kita sering mengeluh tanpa benar-benar memahami akar masalahnya, misalnya kehilangan kualitas, meningkatnya iklan, fitur yang semakin membingungkan, hingga pengguna yang merasa dijebak tanpa pilihan. Buku ini menghadirkan sebuah solusi tajam, dengan menciptakan istilah “enshittification” yang bertujuan untuk membaca kembali bagaimana perusahaan teknologi besar secara sistematis mengubah platform yang dahulu menguntungkan pengguna menjadi mesin ekstraksi keuntungan semata. Melalui rangkaian studi kasus seperti Google Search, Facebook (sekarang Meta Platforms), dan Amazon, Cory Doctorow menunjukkan bagaimana struktur pasar, regulasi yang lemah, dan penurunan daya tawar pekerja berkontribusi pada kemerosotan kualitas layanan. Menariknya, di bagian akhir buku tidak semata-mata menyajikan kritik, melainkan juga opsi tindakan: dari penguatan undang-undang antimonopoli, interoperabilitas data, hingga pengorganisasian pekerja teknologi untuk merebut kembali kendali. Oleh karena itu, buku ini sangat cocok bagi profesional teknologi, analis kebijakan publik, penggiat privasi digital, serta pembaca umum yang ingin memahami mengapa pengalaman digital kita terasa semakin buruk dan apa yang bisa dilakukan untuk mengubahnya.

Keywords: Business Technology, Digital Body, Human-machine Interaction, Technology History, Embodied Cognition, AI Culture, Cybernetics, Media Theory, Automation, Digital Humanities, Posthumanism, Sensorial Media, Body Tech, Machine Learning, Interface Design, Technological Anthropology, Digital Culture, Artificial Intelligence, Virtual Reality, Digital Society, Human Augmentation

Dari jam kukuk hingga ChatGPT, perjalanan manusia bersama mesin ternyata lebih dari sekadar kisah tentang kemajuan teknologi—ia adalah kisah tentang tubuh yang terus beradaptasi. Setiap inovasi, dari mekanisme waktu hingga kecerdasan buatan, perlahan mengubah cara kita melihat, mendengar, bergerak, dan berpikir. Vanessa Chang mengajak kita menelusuri bagaimana alat-alat digital tidak hanya memperluas kemampuan manusia, tetapi juga membentuk ulang pengalaman inderawi dan bahkan identitas kita sebagai makhluk sosial. Dengan narasi yang jernih dan penuh rasa ingin tahu, The Body Digital menyingkap hubungan rumit antara daging dan data, antara tubuh yang hidup dan mesin yang berpikir. Di dalamnya, sejarah teknologi diuraikan bukan sebagai deretan penemuan, melainkan sebagai cerita evolusi budaya yang terus menegosiasikan batas antara manusia dan ciptaannya sendiri. Reflektif namun tetap ringan diikuti, buku ini menggugah pembaca untuk bertanya: sejauh mana kita masih mengendalikan teknologi, dan kapan teknologi mulai mengendalikan kita? Cocok untuk pembaca yang tertarik pada sejarah budaya digital, studi media, desain interaksi, atau siapa pun yang ingin memahami bagaimana manusia membentuk—dan dibentuk oleh—dunia digital di sekelilingnya.

Keywords: Business Technology, Artificial Intelligence, Machine Learning, Deep Learning, Neural Networks, Large Language Models, AI Ethics, AI in Society, Technology Trends, Future of Work, Human-Machine Interaction, AI Essentials, AI Concepts, Science Communication, Accessible Technology Guide, Digital Transformation, AI Literacy, Popular Science, Technical Introduction, AI Philosophy, Technology and Society

Di era ketika kecerdasan buatan (AI) semakin memengaruhi hampir setiap aspek kehidupan kita, hadir sebuah panduan visual yang membongkar secara jelas sekaligus santai bagaimana mesin “belajar”, bagaimana jaringan saraf terbentuk, dan bagaimana model-bahasa besar mulai memproses dunia. Anne Rooney membawa kita menelusuri 12 bab pendek yang dirancang supaya pembaca bisa memahami konsep-konsep dasar seperti pembelajaran mendalam (deep learning), jaringan saraf (neural networks), hingga implikasi filosofis dari AI dengan bahasa yang sangat bersahabat. Ilustrasi penuh warna serta diagram-diagram yang tajam membantu menjembatani jarak antara jargon teknis dan pemahaman awam. Penjelasan yang ringan namun tetap berdasar ini menjadikan buku ini sangat cocok sebagai titik awal bagi mereka yang ingin mengeksplorasi dunia AI tanpa harus berkutat pada rumus rumit atau persamaan matematis. Buku ini sangat direkomendasikan untuk mahasiswa jurusan teknik komputer atau sains data yang ingin memahami konteks lebih luas kecerdasan buatan, kaum profesional di bidang teknologi yang ingin menyegarkan pemahaman mereka, serta pembaca umum yang tertarik pada bagaimana teknologi mengubah dunia dan posisi manusia di dalamnya.

Keywords: Blockchain, Cryptocurrency, Bitcoin, Satoshi Nakamoto, Crypto Mystery, Digital Money, Crypto History, BitcoinCreator, Cryptography, Financial Revolution, TechJournalism, Investigative Nonfiction, Digital Currency Origins, Crypto Utopia, Bitcoin Wallet, Speculation Bubble, Money Liberation, Codebreaking, Anonymous Genius, Cryptocurrency Culture

Mengungkap perjalanan selama lebih dari satu dekade, The Mysterious Mr. Nakamoto membawa pembaca memasuki pusaran pencarian identitas sang pencipta mata uang kripto, Satoshi Nakamoto, seraya menelusuri jejak kriptografi, forum cypherpunk, dan transaksi rantai blok (blockchain) yang meninggalkan lebih banyak teka-teki daripada jawaban. Benjamin Wallace melakukan investigasi jurnalistik dalam gaya yang memadukan ketegangan naratif dengan analisis teknis: mulai dari hipotesis bahwa Nakamoto adalah individu tunggal, tim tersembunyi, hingga klaim kontroversial dari pihak-pihak yang mengaku sebagai sang pencipta. Di tengah kisah bagaimana Bitcoin awalnya dipandang sebagai perangkat pembebasan dari sistem keuangan tradisional, buku ini juga menyoroti bagaimana fenomena kripto berubah menjadi arena spekulasi besar dan skema manipulasi, menciptakan jurang antara idealisme dan realitas. Dengan bantuan wawancara internasional, dokumen yang bocor, dan kode sumber yang dipelajari ulang, pembaca diajak menyusuri jejak lintas benua dari London ke Los Angeles, dari Australia ke Arizona. Tidak hanya soal teka-teki identitas, buku ini juga mengajak refleksi: apa artinya penemuan yang mengubah dunia jika penciptanya tetap dalam bayang-bayang, dan apa implikasi bagi masa depan uang, teknologi, dan kepercayaan? The Mysterious Mr. Nakamoto sangat cocok bagi pembaca yang memiliki ketertarikan pada dunia keuangan digital, teknologi blockchain, sejarah teknologi, jurnalisme investigatif, atau siapa saja yang ingin memahami bagaimana satu tulisan kode sederhana bisa memicu revolusi global. Dengan demikian, bagi profesional kripto, akademisi ekonomi, penggemar teka-teki besar, hingga pembaca umum yang penasaran dengan siapa “Mr Nakamoto” di balik layar—semua akan menemukan nilai dalam buku ini.

Keywords: Money & Investment, Investing Strategies, Master Investors, Private Equity Insights, Hedge Funds Explained, Real Estate Investing, Crypto Investment, SPACs Overview, Venture Capital Trends, Value Investing Philosophy, ESG Investing, Portfolio Management, Financial Wisdom, Investment Discipline, Global Finance Leaders, Market Risk Management, Wealth Building Techniques, Investment Storytelling, Alternative Assets, Institutional Investing, Investing Mindset

How to Invest adalah pertanyaan mendasar yang mengemuka saat orang mulai memandang penting investasi. Inilah “ruang” diskusi tentang dunia investasi, tempat para investor tersohor berbagi kisah, strategi, serta keputusan yang tidak selalu terpikirkan oleh kita sehari-hari. Lewat rangkaian wawancara yang dijembatani oleh David M. Rubenstein, pembaca disuguhkan cerita nyata dari nama-nama besar di industri keuangan: mulai dari pengambilan risiko luar biasa, pergeseran strategi investasi, hingga penggunaan instrumen modern seperti crypto dan SPAC. Dengan gaya penceritaan yang menyenangkan namun tetap serius, buku ini menggambarkan bahwa investasi adalah perpaduan antara seni, kerajinan, dan disiplin—bukan sekadar teori di atas kertas. Pembaca diajak memahami bagaimana tokoh-tokoh seperti Stan Druckenmiller, Larry Fink, hingga Seth Klarman menjalankan pendekatan mereka yang unik dalam menghadapi gejolak pasar. Buku ini cocok bagi para investor yang baru memasuki dunia keuangan dan ingin belajar dari para maestro, sekaligus mantan praktisi atau profesional yang ingin memperdalam wawasan mereka dari perspektif yang lebih luas. How to Invest juga cocok bagi siapa saja yang serius ingin mengembangkan strategi investasi mereka dengan landasan yang kuat, berdasarkan cerita nyata dari pengalaman langsung, dan pandangan masa depan yang relevan.

Keywords: Money & Investment, Wealth Building, Billionaire Strategies, Private Investments, Alternative Assets, Portfolio Diversification, Private Credit, Venture Capital, Real Estate Investing, Ultra-Rich Mindset, Investment Psychology, High Net Worth Investing, Asset Allocation, Wealth Management, Tax Optimization, Financial Growth, Capital Preservation, Passive Income, Financial Literacy, Generational Wealth, Elite Investing

Kekayaan luar biasa para miliarder tidak hanya lahir dari keberuntungan, melainkan dari cara mereka memandang dan mengelola investasi secara berbeda dari kebanyakan orang. Buku ini membuka pintu menuju dunia investasi kelas atas yang selama ini tersembunyi dari pandangan publik, dengan menjelaskan bagaimana para ultra-rich mengalokasikan aset mereka pada instrumen-instrumen alternatif seperti private equity, kredit swasta, real estate, hingga usaha strategis jangka panjang yang jarang disentuh investor biasa. Penulis menuntun pembaca memahami bahwa portofolio miliarder dibangun bukan untuk mengejar keuntungan cepat, melainkan untuk menjaga stabilitas, diversifikasi, dan pertumbuhan berkelanjutan lintas dekade. Dengan contoh konkret, data aktual, serta pembahasan yang jujur tentang risiko dan strategi, pembaca diajak menelusuri perbedaan cara berpikir antara investor rata-rata dan mereka yang membangun kekayaan lintas generasi. Gaya tulisannya ringan namun bernas, menjadikan tema kompleks seperti arsitektur keuangan dan strategi alokasi modal terasa mudah dipahami. Setiap bab mengungkap wawasan praktis yang bisa diterapkan oleh siapa pun yang serius memperkuat posisi finansialnya. Buku ini akan sangat berguna bagi investor pemula yang ingin belajar berpikir besar, profesional keuangan yang mencari perspektif baru, hingga wirausahawan yang ingin meniru cara kerja kekayaan para elite dunia.

Keywords: Economic Policy, Free Market Critique, Corporate Power, Neoliberalism Exposed, Economic Inequality, Democratic Capitalism, Late Stage Capitalism, Corporate Greed, Financial Elites, Bailouts And Monopolies, Economic Justice, Systemic Change, Power And Capital, Global Economy, Capital Market Critique, Social Democracy, Economic Democracy, Political Economy, Wealth Concentration, Structural Capitalism, Citizen Empowerment

Melalui analisis sejarah dan kontemporer, penulis menelusuri bagaimana kekuatan korporasi dan elit keuangan telah membentuk sistem yang sebenarnya tidak inklusif—bukan karena kegagalan, melainkan karena itulah cara kerjanya. Dengan memaparkan kasus-kasus seperti bailout besar, akuisisi murah, hingga transformasi demokrasi menjadi oligarki korporasi, pembaca diajak memahami bahwa banyak kemiskinan dan ketimpangan hari ini bukan anomali, melainkan hasil sistematis. Gaya penulisan ringan namun berbobot membuat topik ekonomi dan kekuasaan ini menjadi jernih tanpa kehilangan kedalaman. Di bagian akhir, buku ini juga menawarkan langkah-langkah strategis untuk individu dan komunitas yang ingin mengambil bagian dalam perubahan—bukan hanya menyaksikan. Untuk siapa buku ini? Cocok bagi mahasiswa ekonomi dan bisnis yang ingin memahami sisi gelap kapitalisme saat ini; profesional di bidang politik publik, aktivisme atau kebijakan yang mencari kerangka kritis terhadap kebijakan neoliberal; serta pembaca umum yang merasa “tertinggal” atau “terasing” oleh sistem ekonomi modern dan ingin memahami mengapa. Jika kita merasa penasaran dengan bagaimana struktur ekonomi dunia saat ini terbentuk dan bagaimana kita bisa menyikapinya secara cerdas dan etis, maka bacaan ini layak untuk dipertimbangkan.

Keywords: Economic Policy, Platform Capitalism, Tech Monopoly, Wealth Extraction, Data Economy, Digital Antitrust, Platform Governance, Attention Economy, Economic Inequality, Technology Policy, Future of Work, Platform Regulation, Economic Power, Tech Industry Analysis, Antitrust Reform, Digital Platforms, Capitalist Extraction, Tech Platforms, Economic Democracy, User Data Exploitation, Platform Capitalism Growth

The Age of Extraction mencoba mengeksplorasi bagaimana dominasi platform teknologi tidak lagi sekadar soal memberi kemudahan atau efisiensi, melainkan berubah menjadi proses ekstraksi nilai—baik dari data, perhatian, maupun ekonomi pekerja—yang memperkuat ketimpangan dan mengekang persaingan secara sistemik. Penulisnya secara historis menelusuri pergantian rezim antitrust sejak dekade 1950-an hingga ke era AI dan jaringan sosial digital, mengungkap bagaimana platform raksasa seperti Amazon, Google, maupun Meta tidak hanya menyederhanakan transaksi, tetapi juga memonopoli interaksi dan menimbun kelebihan keuntungan yang berasal dari pengguna dan mitra sama. Analisisnya menyoroti bahwa masalah utama bukanlah kelangkaan sumber daya—melainkan bagaimana distribusi dibuat timpang oleh struktur platform yang mendominasi pasar dan menghambat inovasi baru. Di banyak sektor—termasuk jasa kesehatan dan perumahan—model platform kapitalisme ini dianggap sebagai alarm untuk masa depan ekonomi yang terbagi dua kelas sosial. Di ujung buku, meskipun kritiknya tegas, ada usulan konkret mengenai regulasi persaingan, netralitas platform, dan peran pekerja yang dilemahkan dalam sistem sekarang, memberikan nuansa harapan bahwa perubahan masih memungkinkan. Buku ini sangat direkomendasikan untuk mereka yang membutuhkan peta lanskap ekonomi digital, para pengambil kebijakan, selain mahasiswa atau profesional dalam bidang terkait ekonomi, teknologi, dan ilmu sosial yang ingin memahami cara platform digital membentuk masa depan.

Nonfiction

Keywords: Memoir, Malala Yousafzai, Self-Discovery, First Love, Mental Health, Anxiety, Resilience, Coming of Age, Identity, Female Empowerment, Education Activism, Post-trauma Recovery, Authentic Voice, Young Adult, Personal Growth, Nobel Laureate, Global Icon, Pakistani Author, Oxford Experience

Tatkala dunia mengenalnya sebagai simbol keberanian, ia justru memulai babak baru yang lebih pribadi dan membumi ketika seluruh ekspektasi masyarakat datang ke arah dirinya. Dalam memoir ini ia mengajak pembaca melongok ke balik sorotan publik—ke saat-saat ragu, kebingungan, bahkan kekonyolan yang jarang digambarkan—ketika ia mencoba menyusun kembali identitas di antara gelombang trauma, harapan yang tak kunjung purna, dan pencarian bagaimana menjadi “diri sendiri”. Kisahnya bergerak lincah antara persahabatan yang tumbuh di tengah bayang-bayang besar, jatuh cinta yang tak sempurna, kecemasan yang membayangi malam kuliah, hingga kegigihan menemukan akar baru di sekolah, kampus, dan komunitasnya. Ia tak hanya menceritakan pemulihan dari serangan yang mengubah hidupnya, tapi juga bagaimana ia mendapati bahwa dirinya lebih dari sekadar “ikon”—ia adalah manusia yang belajar tertawa saat hampir gagal ujian, belajar menangis saat diputus tanpa sebab, dan tumbuh ketika segala mata menatapnya dengan harap. Dalam pergulatan itu, muncul kesadaran bahwa kepahlawanan sejati bukanlah tanpa cela, melainkan keberanian untuk berkata, “Inilah aku, dengan luka dan pilihanku sendiri.” Gaya penulisannya hangat, jujur, dan kadang ringan—membuat pembaca merasa seperti mendengar sahabat yang bercerita, bukan tokoh di panggung besar. Bagi siapa buku ini cocok? Ideal bagi pembaca yang tertarik pada kisah inspiratif dan nyata—khususnya kaum muda yang mengalami fase transisi, profesional muda yang ingin memahami bagaimana aktivitas global bertemu kehidupan pribadi, dan semua orang yang mencari inspirasi dari proses menemukan arah di hidupnya sendiri.

Keywords: Memoir, Artistic Autobiography, Creative Life, Patti Smith, Musician Writing, Punk Icon, Artistic Freedom, Grief and Gratitude, Family Life, American East Coast, Post-war Childhood, Imagination, Poetry to Music, Transformation, Rock Memoir, Childhood Rebellion, Inner Life, Female Artist Narrative, Visual and Musical Art, Inspiration

Tumbuh di lingkungan pekerja kelas bawah Philadelphia dan South Jersey setelah Perang Dunia II, sosok Patti Smith membawa pembaca masuk ke ranah imajinasi yang penuh—mulai dari perang ibunya dengan tikus di rumah yang nyaris roboh hingga dongeng peri Irlandia favoritnya, sebab di sanalah benih kreativitasnya mulai tumbuh. Dalam perjalanan hidupnya yang terekam dengan nada puitis dan jujur, ia menyingkap bagaimana puisi memanggilnya sebelum musik, bagaimana pengaruh figur sastra seperti Arthur Rimbaud dan musisi seperti Bob Dylan muncul di tengah ketidakpastian masa muda. Kemudian pilihan hidupnya berputar: cinta, keluarga, dan kesunyian menjadi bagian dari narasi—termasuk relokasi di Michigan dengan pasangan dan anak-anak mereka, pengalaman mengasuh, meraih kembali rasa percaya diri, dan akhirnya kembali menulis. Rasa kehilangan yang mendalam muncul seiring waktu—kematian suami, perubahan besar dalam hidup—namun justru merentang jembatan antara seni dan kehidupan nyata. Ia menceritakan bagaimana imajinasi mengubah hal biasa menjadi magis, dan bagaimana rasa duka sekaligus syukur berkelindan membentuk identitasnya. Gaya penulisannya bersifat intim dan reflektif, mengajak kita memahami bahwa kreativitas bukan hanya tentang panggung dan sorak-sorai, tetapi juga tentang ruang sunyi, pena dan kertas, serta kegigihan. Anda akan diajak melihat bahwa hidup sang seniman tidak hanya gemerlap—tetapi juga kerikil, kerja keras dan keberanian untuk tetap bertanya. Buku ini sangat cocok untuk pembaca yang tertarik pada memoir seniman, pencinta literatur musik, maupun siapa saja yang mencari kisah keberanian kreatif dan transformasi pribadi dalam perjalanan hidup.

Keywords: Health & Wellness, Artificial Intelligence, Medical Error, Doctor Fallibility, Healthcare Innovation, Patient Safety, Clinical Decision-making, Human-machine Collaboration, Digital Health, Medical Ethics, Healthcare Systems, Future of Medicine, AI in Healthcare, Medical Bias, Diagnostic Technology, Healthcare Access, Patient Empowerment, Medical Practice Reform, Health Tech Trends, Doctor-AI Partnership, Global Health Technology

Dalam lingkup layanan kesehatan modern yang penuh kompleksitas, Dr. Bot membawa pembaca melalui refleksi tajam atas kenyataan bahwa keahlian dokter—walau penting—tidaklah cukup untuk menjamin hasil terbaik bagi pasien. Charlotte Blease menyajikan gambaran tentang bagaimana beban kerja yang berat, keterbatasan sistem, bias sosial, dan tekanan institusional menciptakan celah dalam pelayanan medis sehari-hari, lalu memaparkan potensi besar kecerdasan buatan (AI) sebagai alat yang bisa memperkuat, bukan menggantikan, profesi dokter. Dengan menggabungkan kisah pasien serta wawancara dengan tenaga medis dan pakar AI, buku ini mengajak kita mempertanyakan: mengapa kesalahan dokter terjadi dan bagaimana teknologi dapat meminimalkan risiko itu tanpa meniadakan aspek manusiawi dari praktik medis. Gaya penyampaian yang lugas dan terkadang jenaka membantu menyingkap sisi rapuh dari sistem yang kita anggap mapan, sekaligus menggambarkan visi masa depan di mana konsultasi medis bisa lebih aman, responsif, dan inklusif. Pengarang juga membahas dilema etis yang muncul ketika algoritma mulai menjadi aktor dalam keputusan hidup-mati, termasuk isu kepercayaan, regulasi, dan tanggung jawab moral. Meskipun fokusnya pada negara maju, implikasi globalnya jelas: bagaimana negara berkembang yang kekurangan tenaga medis bisa merangkul teknologi untuk mempersempit kesenjangan akses. Bagi pembaca yang bergerak di bidang kesehatan, kebijakan publik, teknologi medis, dan bioetika, buku ini menawarkan kombinasi analisis kritis dan inspirasi praktis.

Keywords: Health & Wellness, Alone Time, Solitude Psychology, Reconnecting With Yourself, Overconnected World, Loneliness Versus Solitude, Mindful Solitude, Creativity And Alone Time, Introvert Extrovert Balance, Digital Detox Lifestyle, Self Discovery Through Solitude, Mental Health, Science of Solitude, Neuroscience of Being Alone, Social Connection Challenges, Personal Development Solitude, Well-being Strategies, Reflective Practice Solitude, Work Life Balance Alone, Modern Life Connectivity Issues, Aloneliness Concept

Di tengah dunia yang tersambung tanpa henti dengan notifikasi, layar, dan arus informasi, pandangan baru ini mengajak kita berhenti sejenak—untuk menyambung kembali ke diri sendiri. Buku ini menelusuri bagaimana kesendirian bukan sekadar kekosongan atau loneliness, melainkan ruang potensi yang bisa menumbuhkan kesejahteraan, kreativitas, dan pemahaman batin yang lebih dalam. Melalui pendekatan ilmiah dari psikologi, neuro­sains, sosiologi, dan literatur, pembaca diajak memahami berbagai jenis kesendirian—mulai dari momen ringan yang membangkitkan inspirasi hingga tantangan yang bisa menjerat dalam kecemasan atau kebosanan. Robert Coplan menunjukkan bahwa hanya dengan lima belas menit waktu sendiri setiap hari bisa membantu menstabilkan suasana hati, mengisi ulang energi, sekaligus memperkuat hubungan dengan orang lain. Di sisi lain, buku ini juga mengungkap paradoks modern: semakin kita terkoneksi, semakin kita mungkin merasa sepi. Ditulis dengan gaya yang lugas namun mendalam, The Joy of Solitude menjadi panduan praktis untuk menjelajah relasi kita dengan kesendirian dan mengubahnya menjadi sekutu dalam kehidupan sehari-hari. Cocok sekali bagi siapa saja yang merasa lelah oleh tekanan sosial digital, pekerja kreatif yang mencari ruang refleksi, individu introvert maupun ekstrovert yang ingin memperdalam pemahaman tentang dirinya, serta pembaca yang tertarik pada kesejahteraan mental dan pengembangan diri.

***

Nah, itu tadi buku-buku terbaru atau New Release sekaligus New Arrivals pada pekan pertama November 2025 ini. Dari sekian buku-buku terbaru di atas, manakah yang paling kalian damba? Kalian juga bisa komen buku apa yang kalian damba namun tak kunjung datang. Siapa tahu Perimin bisa mengabulkan harapanmu.

Setiap minggu, Perimin selalu meng-update informasi buku-buku terbaru dan terlaris di Periplus, mulai dari buku nonfiksi, selfhelp, novel, hingga manga dan komik. Jika kalian tertarik, kalian bisa membacanya di sini.