Sudah sewajarnya apabila kita menempatkan putra-putri kita sebagai Warga Dunia (global citizens). Konsekuensinya, kita sebagai Pendidik juga mesti dengan rendah hati berani meningkatkan kemampuan diri dalam berbahasa Inggris agar bisa mendampingi mereka secara lebih optimal.
Bahasa Global
Sudahkah kita mendengar bahwa Bahasa Inggris disebut sebagai Bahasa yang paling popular dan beragam penggunanya di dunia saat ini? Ada 1,131 Milyar orang pemakai Bahasa Inggris. Sejumlah negara memakai Bahasa Inggris sebagai Bahasa resmi. Selain di Inggris (United Kingdom) sendiri, ada Amerika, Australia, Selandia Baru (New Zealand), Afrika Selatan, Kanada (bersama dengan Bahasa Prancis, khususnya di wilayah Quebec), demikian juga negara-negara di Kepulauan Karibia dan bahkan Federated States of Micronesia di Pasifik.
Kenapa bukan Bahasa Mandarin? Pengguna Bahasa Mandarin di dunia memang cukup besar jumlahnya, yakni 1,117 Milyar orang. Namun, tidak seperti pengguna Bahasa Inggris, sebagian besar dari mereka berada di satu negara saja. Kita tahu bahwa populasi Republik Rakyat Cina sendiri adalah yang terbesar di dunia, yakni 1,439 Milyar.
Yang juga menarik adalah bahwa di jagad maya (internet) alias daring, Bahasa Inggris dipakai oleh 60% pengguna. Posisi kedua ditempati Bahasa Rusia (8,5%) dan ketiga oleh Bahasa Spanyol (4%). Sementara itu Bahasa Mandarin hanya ada pada urutan ke-10 saja (1,4%). Bagaimana dengan Bahasa Indonesia? Dengan angka 0,7% kita menempati urutan ke-14. Baik di dunia luring maupun daring, Bahasa Inggris masih merupakan bahasa global.
Capaian Minimal: B1
Sudah sewajarnya apabila kita menempatkan putra-putri kita sebagai Warga Dunia (global citizens). Konsekuensinya, kita sebagai Pendidik juga mesti dengan rendah hati berani meningkatkan kemampuan diri dalam berbahasa Inggris agar bisa mendampingi mereka secara lebih optimal.
Sebagaimana kita sadari bersama, Bahasa Inggris diberi perhatian dalam Kurikulum Merdeka. Capaian minimal yang diharapkan dari proses pembelajaran Bahasa Inggris sejak SD adalah bahwa lulusan SMA setidaknya sudah mencapai level B1 seturut skala CEFR. CEFR singkatan dari Common European Framework of Reference for Languages. CEFR saat ini diterima sebagai salah satu standar internasional untuk menggambarkan kemampuan berbahasa seseorang.
Secara sederhana kemampuan tersebut dibagi ke dalam 3 level pokok, yaitu A, B dan C. Lalu masing-masing dibagi lagi menjadi A1, A2, B1, B2, C1, dan C2. Ada pula yang menyelipkan tanda “+” pada level tertentu, misalnya A1+ yang berarti ada di antara A1 dan A2. Tetapi secara umum dibagi ke dalam tiga tadi: A (Pengguna Pemula, Basic User), B (Pengguna Mandiri, Independet User), dan C (Pengguna Mahir, Proficient User).
Pada Level A (Pengguna Pemula) orang relatif masih baru terhadap suatu Bahasa, misalnya Bahasa Inggris. Kosakatanya masih terbatas, pun kemampuannya masih bersifat pasif-reseptif. Orang sudah bisa paham untuk membaca teks sederhana atau mendengarkan orang berbicara untuk hal-hal sederhana, semisal percakapan sehari-hari. Pada Level B (Pengguna Mandiri), orang sudah lebih maju. Beberapa informasi baik tulisan maupun lisan yang lebih kompleks sudah dia mengerti. Ibaratnya kalau yang bersangkutan sedang dalam suatu perjalanan di tempat yang mayoritas memakai bahasa terkait, dia masih bisa mencari dan mengerti informasi di mana terdapat restoran atau stasiun kereta api. Pada Level C (Pengguna Mahir), orang sudah menjadi pemakai yang produktif. Dia bisa berbicara dan menulis secara baik-benar dan bahkan akademis (ilmiah) bila perlu. Dalam arti tertentu sudah pada tingkat mahir.
Apabila capaian yang menjadi target Pemerintah adalah level B1, sebenarnya itu masih dalam kewajaran. Bahkan kalau sekolah merasa bahwa mereka bisa mencapai level yang lebih tinggi lagi, yakni B2 atau C1, mengapa tidak? Level B1 adalah sekedar batas minimal.
English for Academic Purposes
Kalau Anak diarahkan agar minimal dapat mencapai Level B1, bagaimana dengan para guru yang mendampingi mereka? Pasti tidak boleh lebih rendah dari B1.
Meski menyakitkan, kita mesti dengan rendah hati mengakui bahwa kebanyakan dari kita (guru maupun orangtua) bahkan belum mencapai Level B1 tersebut. Tidak perlu marah atau tersinggung. Tidak perlu menjadi defensif. Kita amini saja dengan rendah hati sekiranya demikian adanya. Toh tidak ada kata terlambat. Kita masih bisa mengembangkan diri.
Periplus Education bekerjasama dengan LBI FIB UI (Lembaga Bahasa Internasional dari Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia) menawarkan program yang relevan dengan kebutuhan untuk mendukung ikhtiar di atas, program tersebut adalah EAP (English for Academic Purposes).
Melalui program 30 jam EAP ini, peserta akan lebih dilengkapi (well-equipped) dengan saran-sarana yang dibutuhkan, baik untuk mengajar Bahasa Inggris maupun mata pelajaran lain (Math, Science, Social Studies) dengan memakai Bahasa Inggris. Team dari LBI FIB UI yang sangat kredibel akan intensif mendampingi para Guru.
Angkatan (Batch) Pertama baru saja selesai, kini waktu yang tepat untuk Anda tergabung dalam Batch Kedua. Mengenai informasi lebih lanjut, silakan unduh program tersebut dengan menekan tombol di bawah ini:
Please contact us
Sekiranya ada kesempatan untuk mendiskusikannya lebih lanjut, maka dengan senang hati kami akan menyediakan diri untuk melayani. Silakan kontak kami di: teacher-academy@periplus.co.id