Macmillan Webinar: Eureka!

0
Share

“Eureka!” seru Archimedes sembari melompat keluar dari bak mandinya. Konon, karena begitu excited untuk mengabarkan penemuannya, Archimedes berseru-seru dan berlarian di jalanan kota, tetapi lupa bahwa dia masih telanjang bulat.

Archimedes (287-212/211 SM), matematikawan dan pemikir Yunani, telah berhari-hari memikirkan satu pertanyaan yang diajukan oleh Raja Hiero II (308-215 SM) dari Sirakusa (Syracuse), sebuah kota pantai di Sisilia (Sicily), Italia. Sang Raja ingin mengetahui bagaimana memastikan bahwa mahkota yang dia pesan dari pandai-emas adalah emas yang murni, bukan yang sudah dicampur dengan perak. Karena Raja merasa “diakali” oleh si pandai-emas.

Eureka membutuhkan proses pengkondisian

Kadang orang salah paham. Orang mengira bahwa insight datang secara tiba-tiba, otomatis, tanpa sebab dan out of the blue. Barangkali karena orang hanya menangkap secuil momen ketika orang mendapatkan insight tersebut. Padahal jauh hari sebelum muncul momen-Aha tersebut, ada proses yang mendahuluinya. Ibarat munculnya anak ayam dari cangkang telur, dibutuhkan proses telur dierami.

Kita tahu telur ayam dierami selama 21 hari. Telur bebek maupun telur kalkun membutuhkan waktu sekitar empat minggu untuk menetas. Nah, berapa lama sebuah insight akan “menetas”? Kita tidak tahu berapa lama. Bisa berbeda-beda. Yang pasti, dibutuhkan proses untuk “mengerami” gagasan. Ini bisa berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Kerapkali gagasan tersebut mesti dibarengi dengan proses uji-coba yang tidak cukup hanya sekali dua-kali saja.

Mungkin kita bisa membayangkan bagaimana ekspresi Thomas Alva Edison (1847-1931) ketika bohlam lampunya menyala seperti yang dia harapkan. Eureka! Barangkali dia juga waktu itu berseru. Tetapi jangan dilupakan bahwa sebelum momen “pecah telur” tersebut, dia bersama asistennya membutuhkan beribu kali percobaan sampai akhirnya bohlam lampunya menyala! Eureka!

Demikian pula, rumus terkenal E = mc2 tidak jatuh dari langit biru. Cukup lama Albert Einstein (1879-1955) bergumul dengan aneka macam teorema dan rumus, entah yang dia tuliskan di papan tulis, entah yang mengalir di pikirannya. Pasti itu tidak terjadi hanya dalam hitungan menit.

Singkatnya, ada proses conditioning (pengkondisian) yang dibutuhkan untuk apa saja. Conditioning ini dibutuhkan untuk “mematangkan” aneka gagasan. Conditioning inilah yang membuat pikiran menjadi lebih siap-sedia (alert) terhadap aneka kemungkinan jawaban dan lalu mampu menangkapnya.

Webinar dari Macmillan (UK): Primary Maths & Primary Science

image: Periplus Macmillan

Webinar dari Macmillan kali ini juga meneguhkan kita ke dalam proses conditioning itu. Kita hanya bisa membantu Anak mencintai Sains dan Matematika sedemikian rupa sehingga pikirannya menjadi lebih siap-sedia menangkap aneka kemungkinan jawaban atau solusi atas sesuatu.

Conditioning di sini tidak perlu dibayangkan sebagai sesuatu yang serba rumit dan sulit. Malah sebaliknya! Umumnya, apa yang menyenangkan akan lebih mudah membuat Anak tertarik dan terlibat di dalamnya (engagement).

Debbie Roberts akan memandu kita melalui aktivitas yang menarik dan edukatif dengan sarana-sarana yang mudah ditemukan. Aktivitas ini bisa dilakukan baik di kelas maupun di rumah. Maka sangat cocok baik untuk Guru maupun Orangtua.

Betapa indah mata yang lebar berbinar

Berat jenis setiap benda berbeda satu sama lain karena kepadatan zatnya berbeda. Karena itu benda dengan bentuk yang sama besar ukurannya tidak dengan sendirinya akan sama berat. Bisa juga dibalik, meskipun berat dua benda adalah sama, belum tentu ukurannya akan sama besar. Kalau berbeda berat jenis, maka akan berbeda pula besar volumenya.

Demikianlah bisa diketahui apakah mahkota yang dipesan Raja Hiero II adalah emas murni atau ada campuran zat lain (perak, misalnya). Akhirnya, Archimedes menemukan dan memahami jawabannya.

Mari kita dukung setiap penemuan-penemuan kecil dari Anak-anak kita, entah di rumah entah di sekolah. Betapa indah mata yang lebar berbinar sewaktu mereka memahami sesuatu! Eureka!