Mengarang Ternyata Menyenangkan

1
Share

Buku pertama anak saya adalah tentang bunny rabbit. Si Rabbit mendapatkan teman baru ketika dia sedang berjalan-jalan di hutan. Lalu, mereka bermain dan makan bersama sebelum saling mengucapkan “good bye” karena hari sudah sore. Mereka saling janji, besok akan bermain bersama lagi. Sesederhana itu ceritanya.

Buku tersebut hanya terdiri dari beberapa halaman saja. Ukuran kertas (bekas kalender) setiap halaman agak berbeda satu dengan yang lain. Namun demikian, anak saya yang bikin sendiri ceritanya. Dia sendiri yang menulis-tangan serta menggambar ilustrasinya. Saya hanya membantu membendelkan halaman-halamannya. Anak saya masih duduk di TK tahun kedua waktu itu.

Sejak mulai bisa membaca, anak saya menyukai buku-buku dari Lady Bird. Dia juga suka serial Franklin terbitan Kanisius (Yogyakarta) yang menjadi koleksi perpustakaan-mininya. Hampir setiap malam selalu ada acara read aloud bersama sebelum tidur. Dia yang akan memilih buku-bukunya, kami yang membacakannya. Ada kalanya dia memilih buku, lalu membacakannya untuk boneka-bonekanya yang sudah dijejer-rapi di tempat tidur.

Aktivitas yang menyenangkan

Membaca mestinya merupakan aktivitas yang menyenangkan. Demikian pula mengarang cerita. Keduanya saling terkait erat. Anak-anak yang terbiasa membaca akan lebih mudah untuk merangkai kata dan kalimat menjadi karangan. Mengapa? Karena isi dari “kantung imajinasi” yang dimilikinya sangat beraneka ragam dan semakin bertambah.

Bagaimana menumbuh-kembangkan kecintaan anak pada aktivitas mengarang? Mari kita simak pada webinar yang menghadirkan Joanne Owen melalui link ini.

Tegangan kreatif: pleasure vs. curriculum

Joanne adalah pengarang buku anak dan remaja. Dia terbiasa mengadakan workshop dengan tema mengarang. Dia adalah editor ahli pada laman lovereading.co.uk, sebuah website yang didedikasikan untuk merekomendasikan buku-buku anak yang bermutu.

Pada webinar ini Joanne Owen akan membagikan ide dan tips praktis bagaimana menumbuhkan kecintaan para Murid terhadap dunia mengarang.  Dia juga akan membagikan cara-cara sederhana untuk menumbuhkan kepercayaan-diri mereka. Demikian juga Joanne akan membantu kita dalam mengembangkan kemampuan komunikasi verbal mereka.

Joanne berkeyakinan bahwa writing for pleasure goes hand in hand with writing for a purpose. Artinya, menulis sebagai sebuah kesenangan (hobi) tetap sejalan dengan menulis sebagai sebuah skills yang diwajibkan oleh kurikulum. Bagaimana membuat agar yang tampaknya bersifat wajib pun bisa menyenangkan?

Webinar ini di-desain sedemikian rupa untuk menggaris-bawahi bahwa kegiatan menulis/mengarang sebenarnya merupakan proyek yang menyenangkan (fun), baik untuk para Murid maupun Guru/Sekolah. Sebut saja misalnya beberapa proyek yang bisa dilakukan bersama dalam konteks mengarang ini:

  • Buku pegangan sekolah (handbook)
  • Buku Tahunan (Yearbook)
  • Majalah Sekolah (bisa juga Majalah Dinding Sekolah)
  • Antologi tematik (puisi, tips and tricks, jokes, dll)
  • Travel guide untuk destinasi wisata di sekitar sekolah
  • Festival Mengarang
  • Menulis opini di sebuah surat kabar dan/atau majalah, dan sebagainya

Joanne akan membagikan beberapa gagasan yang bisa dilakukan bersama oleh Guru/Sekolah bersama para Murid sebagai salah satu model PBL (project based learning).

Berminat belajar bersama Joanne? Sila melakukan registrasi di sini. Tautan akan diberikan melalui alamat email yang Anda berikan. Maka mohon dipastikan bahwa alamat email yang Anda berikan akurat.

Memerbesar “kantong imajinasi”

Saya kembali ke buku anak saya di atas tadi. Lepas dari soal tata-bahasanya (anak saya memakai Bahasa Inggris) maupun typo yang masih ada di sana-sini, buat kami orangtuanya, buku tadi adalah salah satu “harta” yang sangat berharga. Maka buku itu kami simpan baik-baik sebagai salah satu bagian dari portfolio anak kami.

Saya amati, seiring dengan berjalannya waktu, genre bacaan anak saya juga berubah/berkembang. Belakangan ini dia lagi senang membaca (atau dibacakan!) tulisan-tulisan non-fiction dari National Geographic Kids Almanac. Apa pun yang dibacanya kami berharap agar “kantung imajinasi” yang dimilikinya semakin besar; demikian pun isinya makin beragam seiring dengan kesenangannya membaca, syukur isinya jauh lebih bervariasi daripada kantung ajaib Doraemon. Semoga.