Umumnya, generasi guru dan atau orangtua murid masih mengalami masa-masa ujian akhir di tingkat SMP atau SMA. Sebut saja EBTANAS (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional), UAN (Ujian Akhir Nasional), ataupun kemudian UN (Ujian Nasional). Ketika menjalaninya, kita semua masih berusia remaja. Apakah Anda menghadapi ujian akhir sekolah dengan bahagia? Masih ingatkah bagaimana reaksi tubuh dan mental Anda kala itu?
Reaksi menghadapi ujian akhir sekolah
Kalau saya pribadi, reaksinya muncul dalam bentuk mimpi buruk. Dalam mimpi tersebut seolah-olah saya sedang mengerjakan soal tetapi belum selesai mengerjakannya ketika tiba-tiba diberitahu waktu sudah habis. Rupanya, alam bawah sadar saya memberitahu bahwa saya merasa masih belum siap untuk suatu Ujian. Saya terbangun dengan rasa cemas.
Reaksi teman-teman saya yang lain cukup bervariasi. Ada teman yang perutnya menjadi mulas dan rajin ke kamar kecil. Teman yang lain memiliki beberapa sariawan sekaligus di bibir, lidah, gusi dan langit-langit. Ada pula yang rambutnya menjadi kusam dan rontok. Entah kenapa, ada juga yang menjadi lebih rajin “bernyanyi” (lagu yang pakai teriak-teriak), atau “ngomong sendiri” seperti sedang latihan public-speaking.
Tampilan luar dari kondisi orang ketika sedang stress rupanya bisa bermacam-macam.
When life gives you lemons
Suka atau tidak, dalam hidup ini, terlebih dengan sistem Akademik yang masih berlaku di banyak tempat: de facto aneka bentuk ujian masih merupakan bagian yang akan tetap ada, bukan?
Ujian masih dianggap sebagai sarana yang dianggap sahih untuk mengukur kapasitas seseorang, atau sejauh mana orang memenuhi standar yang telah ditentukan untuk suatu jenjang Pendidikan dan/atau jenis Profesi tertentu. Tentu saja dengan pengandaian bahwa Ujian dilakukan secara jujur dan fair, tanpa ada manipulasi apa pun. Tidak ada budaya menyontek. Tidak ada oknum yang menjual bocoran.
Ada pepatah yang lebih kurang mengatakan ini, “When life gives you lemons, just make lemonade.” Lemon masam rasanya. Tetapi, di tangan orang yang bersikap positif dan kreatif, lemon bisa dibikin minuman segar, yang bahkan bisa dijual. Lain kata, untuk beberapa hal yang (masih) di luar kontrol kita, kita diajak untuk ikhlas mengamini dan malah memanfaatkannya sebaik mungkin.
Sedaring Macmillan
Bagaimana kita bisa ikhlas mengamini Ujian (Akhir) yang bikin stress tersebut? Mari kita belajar dari David Spencer (Dave).
Terkadang orang punya gambaran negatif mengenai Ujian karena dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan, berat, menentukan hidup-mati seseorang, dan seterusnya. Nah, melalui sesi praktis ini kita diajak oleh Dave untuk mengubah pandangan tersebut menjadi lebih positif.
Melalui webinar ini Dave mengajak kita untuk membantu siswa agar mereka tidak sekedar mendapatkan hasil Ujian yang baik. Lebih dari itu, juga untuk memiliki aneka keterampilan-hidup yang berguna. Tentu saja kita pun mendorong mereka menjadi pembelajar Bahasa Inggris yang ceria, bersemangat, dan penuh motivasi.
David Spencer, alumnus Oxford University yang melahirkan buku laris Gateway dan Gateway to the World, akan menjadi narasumber utama pada webinar kali ini. Berikut ini adalah informasi detailnya:
- Tema: Exams and Teenagers: Facing the Facts
- Hari: Selasa, 26 April 2022
- Pukul: 16:00 WIB
Berangkat dari pengalaman langsung mengajar Bahasa Inggris di sebuah sekolah di dekat kota Madrid (Spanyol) selama berpuluh tahun, Dave akan membagikan tips & tricks yang kiranya relevan dan bermanfaat. Dave akan membagikan apa yang dia sendiri telah/sedang lakukan di kelas.
Detail acaranya sangat cair. Di awal, Dave akan berbagi dengan materinya yang akan dilanjutkan sesi tanya jawab atau diskusi bersama. Kita diajak untuk saling berbagi lebih banyak dan belajar lebih menyenangkan tentang menghadapi ujian akhir sekolah.
Dave yang merupakan pengarang buku ajar Macmillan Gateway, pada akhir sesi akan membagikan informsi dan detail terbaru tentang buku teranyarnya, “Gateway to the world“. Anda bisa menengoknya dahulu di sini.
Registrasi bisa dilakukan dengan menekan tombol di bawah ini:
Ceria dan PD menghadapi aneka ujian dan ujian akhir sekolah
Ujian akhir sekolah dalam bentuk Ujian Nasional telah ditiadakan, setidaknya secara aturan formal. Namun demikian, aneka bentuk “ujian” akan tetap kita hadapi. Sudah lumrah bahwa dalam rekrutmen di tempat kerja, seorang kandidat akan diwawancarai dan diuji lebih dahulu, termasuk adanya syarat lulus ujian kesehatan. Untuk memeroleh SIM (Surat Izin Mengemudi) pun kita menjalani macam-macam ujian. Dalam dunia entertainment, audisi juga merupakan sebentuk ujian untuk didapatkan personil yang paling potensial untuk diorbitkan (dan paling menguntungkan!).
Meskipun aneka bentuk ujian tersebut tidak bisa dielakkan, bahkan kadang dianggap sebagai bagian integral (dari sistem) kehidupan dan tidak bisa kita ubah semau-maunya, setidaknya kita masih bisa mengubah sikap hati kita. Mari belajar dari Dave bagaimana memiliki sikap yang wajar dan rasional terhadap aneka bentuk ujian dalam kehidupan kita, termasuk ketika mesti menjalani Ujian (Akhir) Bahasa Inggris dan/atau mata pelajaran maupun mata kuliah lainnya.