Buku-buku Pemenang Pulitzer Prize 2023

0
Share
Buku-buku Pemenang Pulitzer Prize 2023

Pulitzer Prize adalah penghargaan bergengsi untuk karya-karya jurnalistik di Amerika Serikat. Meskipun demikian, Pulitzer Prize juga diberikan untuk karya-karya terbaik di bidang seni dan sastra. Penghargaan ini pertama kali dilaksanakan pada 4 Juni 1917. Hingga saat ini, Pulitzer Prize diumumkan setiap tahun pada bulan April.

Penghargaan Pulitzer tidak bisa terlepas dari kisah legenda jurnalis Amerika Serikat, Joseph Pulitzer (1847—1911). Dalam perjalanan hidupnya, Pulitzer pernah menjadi penerbit surat kabar St Louis-Dispatch dan New York World. Setelah berhasil dalam dunia jurnalistik, kisah Pulitzer merambat ke kancah perpolitikan.

 Pulitzer pernah menjadi tokoh nasional dari Partai Demokrat dan terpilih menjadi anggota Kongres dari New York.  Meski berada di kursi parlemen, naluri jurnalisnya tidak pernah surut.  Pulitzer selalu membongkar siasat korupsi dan persekongkolan gelap. Hal ini membuat Pulitzer menjadi orang yang disegani di kalangan politisi New York.

Pulitzer Prize diadakan oleh Universitas Jurnalis Columbia setelah dua tahun kematian Pulitzer. Pulitzer memang memiliki hubungan dekat dengan Columbia Jurnalism School. Ini karena Pulitzer memiliki peran penting dalam mendirikan universitas yang. Awalnya Columbia Jurnalism School menolak untuk melaksanakan Pulitzer Prize. Namun, setelah pergantian pemimpin, universitas khusus untuk para calon jurnalis ini menyelenggarakan Pulitzer Prize yang pertama pada 1917.

Senin, 8 Mei 2023 lalu, Columbia Jurnalism School telah mengumumkan para pemenang Pulitzer Prize 2023. Dalam pengumumannya, terdapat enam kategori buku di dalamnya, yaitu puisi, sejarah, autobiografi, biografi, fiksi dan nonfiksi. Menariknya, dalam Pulitzer Prize kali ini terdapat dua buku pemenang untuk kategori fiksi. Penasaran buku apa saja yang memenangkan Pulitzer Prize 2023?

Inilah buku-buku pemenang Pulitzer prize 2023.

1. Fiksi

Demon Copperhead

Demon Copperhead lahir dari seorang ibu remaja. Mereka hidup dalam kemiskinan yang berkepanjangan di pegunungan Appalachian di Virginia. Demon menceritakan kisah hidupnya yang dibalut dengan humor yang sinis namun sangat menyedihkan. Ayah Demon meninggal sebelum kelahirannya, untung saja dia mewarisi ketampanan ayahnya. Ibunya kurang beruntung, karena menikah lagi dengan seorang pria yang kasar dan keji.

Trust

Tak ada seorang pun di New York yang tidak mengenal sepasang suami istri Benjamin dan Helen Rask. Mereka adalah taipan di sepanjang Wall Street yang legendaris. Bersama-sama mereka menaiki puncak dunia dengan kekayaan yang seakan tidak ada habisnya. Namun, di balik itu semua, baru-baru ini tersebar desas-desus bahwa keuangan mereka sedang terancam.

2. Sejarah

Freedom’s Dominion

Kebebasan Amerika selalu dikaitkan dengan perjuangan kaum tertindas orang-orang kulit hitam. Selama berabad-abad, setiap kali pemerintah federal campur tangan dalam kasus ini, banyak orang kulit putih yang melawannya. Dalam Freedom’s Dominion Jefferson Cowie menelusuri sejarah Amerika benar-benar dari akarnya. Buku ini memuat sejarah yang panjang tentang pertikaian orang kulit putih dan otoritas federal. Sebelum membaca buku ini, ada baiknya kita mempersiapkan diri terlebih dahulu. Sebab, buku ini secara radikal dapat mengubah pemahaman kita tentang arti kebebasan.

3. Biografi

G-Man

Buku ini mengeksplorasi seluruh kehidupan J. Edgar Hoover. Sebagai direktur FBI dari 1924 hingga 1972, Hoover adalah orang kepercayaan, penasihat sekaligus musuh dari delapan presiden Amerika Serikat yang pernah ada. G-Man menempatkan Hoover kembali dalam sejarah politik Amerika dan menggunakan kisahnya untuk menjelaskan kondisi pemerintahan, ideologi, budaya politik, serta kekuasaan federal pada jaman Hoover menjabat sebagai direktur FBI.

4. Autobiografi

Stay True

Dalam buku ini, Hua Hsu menuliskan sebuah ikatan yang erat dengan teman kuliahnya Ken. Hua Hsu juga mengungkapkan sejarah pribadinya dan perjuangannya untuk menjadi manusia yang utuh. Melalui cerita yang ia tulis secara tulus ini, Hsu ingin kembali menemukan siapa dirinya. Meskipun sebagian besar memoar ini berkisar pada ikatan persahabatan, kita akan mendapat berbagai pelajaran penting untuk hidup kita. Misalnya, pelajaran tentang perasaan bersalah Hsu karena kematian sahabatnya, Ken.

5. Puisi

Then the War

Then the War adalah langkah baru dalam proses penemuan diri bagi penyair juga pembaca puisi. Buku puisi ini menyajikan berbagai karya Carl Phillips selama tiga belas tahun berkarya, hingga akhirnya dia menolak pesimisme. Kini, dia sampai pada posisi memperdebatkan kelembutan dan hubungan manusia sebagai kekuatan besar untuk perubahan yang lebih baik.

6. Nonfiksi

His Name Is George Floyd

George Floyd adalah salah satu orang berkulit hitam yang mati di tangan polisi. Dia dibunuh di depan sebuah toko. Secara cepat, video pembunuhan George menyebar di Amerika dan secara cepat pula pembunuhan ini memicu serangkaian protes, bahkan di seluruh dunia. Kejadian ini membuat orang-orang mempunyai kesadaran untuk menata ulang sistem kepolisian yang bobrok.  Buku ini adalah biografi dari George Floyd. Melalui buku ini, reporter Washington Post Robert Samuels dan Toluse Olorunnpia mengungkapkan perjuangan yang dihadapi George sebagai orang kulit hitam di Amerika.

***

Nah, di atas tadi buku-buku pemenang Pulitzer Prize 2023. Perimin mohon maaf apabila terdapat beberapa judul yang belum bisa Bibliobesties dapatkan di Periplus. Namun percayalah, kami pasti akan menyajikan buku-buku yang belum tersedia, jika itu sudah menjadi keinginan Bibliobesties sekalian.

Jika BIbliobesties ingin membaca Rekomendasyik buku-buku menarik dari Perimin, temukan di sini.