Rekomendasyik 7 Buku Kepemimpinan

Dalam sebuah kontes pemilihan pemimpin, seorang bapak yang mengajukan diri menjadi calon pemimpin berkata bahwa menjadi seorang pemimpin tidak boleh hanya bermodalkan “omon-omon” saja. Yang dimaksud dengan “omon-omon” tentu saja, kita semua tahu, adalah “omong-omong.” Sepenuhnya, kita harus menyetujuai apa yang disampaikan bapak tersebut. Menjadi pemimpin tidak boleh hanya sekadar “pintar omong.” Menjadi seorang pemimpin, seseorang harus mampu mewujudkan “omongan” menjadi tindakan, lebih spesifik lagi: tindakan yang akan menyejahterakan orang-orang yang dipimpinnya. Namun demikian, gagasan baik seorang pemimpin memang harus disampaikan dengan baik dan efektif pada sebanyak mungkin orang. Tujuannya jelas, tentu saja, agar kebaikan menyebar dan menjadi gerak bersama sebanyak mungkin orang hingga kesejahteraan yang diidam-idamkan dapat dirasakan setiap harinya.

Nah, Perimin mencoba memilah dan memilih tujuh buku tentang kepemimpinan dan komunikasi. Di dalam daftar pendek ini, Perimin berharap para BiblioBestie semua dapat mengambil manfaat. Mungkin, jiwa kepemimpinan adalah anugerah yang melekat sejak lahir. Namun demikian, tidak ada kelirunya ketika kita belajar soal kepemimpinan dan cara berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, bukan?

The Most Powerful Woman in the Room Is You: Command an Audience and Sell Your Way to Success

Di dalam buku ini, kita akan bertemu dengan Lydia Fenet. Lydia menceritakan dinamika perjalanan karirnya bekerja di Rumah Lelang Christie. Lydia mengawali karirnya dari bawah, sebagai pegawai magang. Selang dua puluh tahun, Lydia menempati posisi Managing Director dan Head of Strategic Partnership di Rumah Lelang Christie. Dalam buku ini, Lydia membagikan pengalamannya membangun karier dengan pendekatan yang revolusioner. Melalui pengalaman Lydia yang kaya, melalui buku ini, kita bisa belajar tentang bagaimana menjadi pemimpin untuk diri sendiri. Kita akan diajak untuk menerima kekuatan alami dalam diri, memetakan karier, dan mengambil keputusan untuk hidup yang kita jalani sendiri.

Quiet: The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking

Sering kali, para introver disalahpahami begitu dalam. Corak kepribadian para introver menyebabkan mereka lebih senang mendengarkan daripada berbicara, lebih memilih berinovasi tanpa memikirkan promosi, atau lebih nyaman bekerja sendiri dibanding bekerja dalam tim. Beberapa nama introver bisa disebut di sini, seperti Rosa Parks, Frédéric Chopin, Dr. Seuss, atau Steve Wozniak. Jika boleh jujur, masyarakat berutang banyak dari para introver. Susan Cain, dalam Quiet menunjukkan betapa selama ini kita keliru jika menganggap remeh para introver yang menyumbang banyak bagi masyarakat.

The Emotionally Intelligent Leader

Sebagai seorang ilmuwan, Daniel Goleman memberi sumbangan besar saat mengungkap gagasan tentang kecerdasan emosional (emotional intelligent). Dalam buku ini, terangkum gagasan Goleman tentang kecerdasan emosional yang ditempatkan dalam konteks dunia bisnis. Buku ini sendiri berisi tiga tulisan Goleman tentang pemimpin yang pernah dimuat di Harvard Business Review. Dari ketiga tulisan itu, Goleman hendak menunjukkan bahwa pemimpin haruslah memiliki kesadaran diri yang tinggi sekaligus keterampilan sosial yang mumpuni. Kecerdasan emosional, bagi Goleman, adalah atribut pembeda apakah seorang layak menjadi seorang pemimpin atau tidak.

Leaders Eat Last: Why Some Teams Pull Together and Others Don’t

Sinek mengamati pola kepemimpinan yang dikembangkan dalam pasukan Marinir Amerika Serikat. Ia melihat fakta bahwa ketika anggota Marinir muda makan, para seniornya akan menunggu. Setelah para Marinir muda selesai makan, baru kemudian para Marinir senior makan. Dalam sebuah percakapan dengan seorang Jenderal Marinir Amerika Serikat, Sinek mendengar ucapan, “Para perwira makan belakangan.” Sinek menangkap inilah semangat seorang pemimpin sejati, yaitu rela berkorban, menanggalkan kenyamanan hidupnya—bahkan jiwanya sendiri—demi kebaikan orang-orang yang menjadi tanggung jawab mereka.

The Culture Code: The Secrets of Highly Successful Groups

Daniel Coyle mengajukan pertanyaan yang selama ini kita andaikan begitu saja, dari manakah budaya berasal? Menjawab pertanyaan tersebut, Coyle masuk dan mencoba menyelisik ke dalam “dapur” oraganisasi-organi besar dunia, seperti: Team Six SEAL yang dimiliki Angkatan Laut Amerika Serikat, perusahaan desain dan inovasi IDEO, dan klub basket San Antonio Spurs. Menggabungkan penelitian ilmiah termutakhir dengan wawasan yang dimiliki orang-orang “lapangan,” dan ide-ide praktis yang mungkin untuk dieksekusi, The Culture Code menawarkan peta jalan pada lingkungan yang inovatif.

Everybody Matters

Bayangkan sebuah keluarga yang sedang mengalami kesusahan. Ayah yang menjadi tulang punggung kehilangan pekerjaannya. Keluarga tersebut tentu tidak akan mengeluarkan salah satu anak dari keluarga tersebut. Setiap orang dalam keluarga tersebut adalah penting. Kira-kira, itulah premis yang ditawarkan oleh Everybody Matters. Buku ini bisa dikatakan sebagai catatan perjalanan sekaligus panggilan pribadi Chapman, bahwa kesuliatan-kesulitan dalam hidup tidak boleh menafikan perhatian, empati, dan inspirasi bagi orang lain. Dan, kualitas dan pemahaman mendasar bahwa setiap orang berarti dalam sebuah tim adalah mutlak bagi seorang pemimpin.

How to Win Friends and Influence People

Buku karya Dale Carnegie ini adalah karya “klasik” dalam komunikasi dan meraih sukses. Dalam buku ini, tersaji kebijaksanaan tentang cara memenangkan hati orang-orang di sekitar kita. Selain itu, buku ini juga menyajikan cara bagaimana memengaruhi orang lain, bahkan mengubah mereka, tanpa menimbulkan kebencian. Sebab, setiap orang senang didengarkan dan tidak suka dihakimi. Buku ini memuat prinsip-prinsip praktis yang akan membuat hubungan dengan orang lain memiliki nilai transformatif.

***

Nah, demikianlah rekomendasi sembilan rekomendasi buku sastra klasik dunia dari Perimin. Semoga bisa membantu BiblioBestie menjadi penuh sebagai manusia. Salam!

Jika Bibliobesties hendak membaca Rekomendasyik lainnya, temukan di sini!