7 Buku Nonfiksi Paling Dicari Januari 2024

0
Share
Rekomendasyik 7 Buku nonfiksi Paling Dicari

Wahai Bibliobesties para pembaca buku-buku nonfiksi nan serius, Perimin persembahkan padamu 9 buku Nonfiksi paling dicari sepanjang Januari 2024. Deretan buku yang masuk dalam daftar Perimin kali ini tidak hanya menawarkan wawasan mendalam, melainkan juga memberikan perspektif baru untuk memahami dunia di sekitar kita. Misalnya, pada urutan pertama ada The Hundred Years’ War on Palestine yang akan mengajak kita melihat lebih dekat persoalan perang yang tak berkesudahan di Palestina. Pada posisi kedua ada Letters from a Stoic karya Seneca yang akan mengajak kita untuk melihat betapa bermartabatnya kehidupan manusia. Penasaran dengan buku-buku nonfiksi paling dicari lainnya? Yuk, simak lebih lanjut!

1. The Hundred Years’ War on Palestine 

The Hundred Years’ War on Palestine,karya Rashid Khalidi, mengupas tuntas sejarah konflik Palestina-Israel. Buku ini ditulis dari perspektif Palestina dan mengkaji konflik tersebut sebagai sebuah perang kolonial antara penduduk asli Palestina dan para pemukim Yahudi yang didukung oleh kekuatan imperialis Barat. Melalui buku ini, Khalidi menjelaskan bagaimana Palestina menjadi sasaran kolonialisme Barat, baik oleh para pemukim Yahudi maupun oleh kekuatan-kekuatan imperialis, seperti Inggris dan Prancis. Buku ini menggunakan berbagai sumber, termasuk dokumen-dokumen resmi, catatan sejarah, dan wawancara dengan para pelaku sejarah. Khalidi juga menggunakan sumber-sumber dari keluarganya sendiri, yang memiliki sejarah panjang di Palestina.

2. Letters from a Stoic

Letters from a Stoic merupakan karya Seneca, salah satu pemikir yang mengikuti gagasan-gagasan sekolah Stoikisme. Surat-surat Seneca yang dikumpulkan dan diseleksi ini menggambarkan betapa dirinya menjunjung tinggi ide etika Stoikisme. Seneca, dalam buku ini, mengungkap interpretasi mengharukan sekaligus mengundang inspirasi tentang martabat kemanusiaan.

3. Putin

Melalui buku ini Philip Short, hendak mengajak kita melihat melihat dunia menggunakan perspektif Rusia dari sosok Putin. Short mengambil pendekatan yang segar dengan menolak memberikan penilaian moral kepada Putin. Dia lebih memilih menjelaskan bagaimana keputusan Putin dapat diinterpretasikan sebagai dampak dari runtuhnya Uni Soviet selama 30 tahun.

4. Einstein in Time and Space

Kita semua tahu seberapa jenius Albert Einstein. Melalui pemikirannya, ia telah menyumbang pemahaman besar yang merevolusi pemahaman kita tentang ruang dan waktu. Namun demikian, ia terkadang menjadi semacam mitos alih-alih seorang pribadi yang sama dengan kita. Melalui Einstein in Time and Space, Samuel Graydon hendak membenamkan Einstein dalam ruang dan waktu. Kita akan bertemu dengan sisi manusiawi Einstein: pemalas yang gagal hampir dalam semua pelajaran selain matematika, pencari kerja yang ditolak sana-sini, lelaki yang pandai memainkan hati wanita, dan biang keriangan pesta. Melalui buku ini, kita akan meruntuhkan mitos-mitos tentang Einstein dan membangunnya lagi menjadi lebih utuh dan menyeluruh. 

5. All the Knowledge in the World

Hingga beberapa dekade yang lalu, pengertian kita tentang dunia dibangun di atas ensiklopedia. Sebelum era “Mbah Gugel,” ensiklopedia adalah tempat kita mencari tahu hampir semua yang ingin kita ketahui. Ensiklopedia juga diisi oleh pengetahuan dari orang-orang pandai di muka bumi, seperti Albert Einstein, Sigmund Freud, Orville Wright, Alfred Hitchcock, Marie Curie, hingga Indira Gandhi. Buku yang ditulis oleh Simon Garfield ini membawa kita untuk bersama merayakan rasa lapar akan pengetahuan yang dimiliki umat manusia, mulai dari masa Yunani Kuno hingga era Wikipedia.

6. Some People Need Killing

Some People Need Killing adalah catatan seorang jurnalis, Patricia Evangelista, atas rezim pemerintahan tangan besi Filipina yang dipimpin oleh Rodrigo Duterte. Langkah-langkah Presiden Duterte yang menyatakan perang terhadap narkoba. Perang ini tentu saja menyisakan korban yang jumlahnya bukan kaleng-kaleng. Judul buku ini diangkat dari sisi psikologis penegak kebijakan rezim Duterte yang mengaku bahwa dirinya bukan orang jahat yang tega membantai mereka yang diduga terjerat lingkaran perdagangan narkoba tanpa proses hukum yang sepantasnya. “Saya bukan orang jahat. Beberapa orang perlu pembunuhan ini.” Buku ini menyingkap bahasa kekerasan dan penelusuran terhadap dorongan manusiawi untuk menguasai dan melakukan perlawanan.

7. The Essential Stoic: The Most Important Writings

Mereka yang sudah menyelesaikan Filosofi Teras (2019) dan merasakan urgensi untuk menelusuri lebih jauh gagasan-gagasan kaum Stoa, buku ini bisa dijadikan anak tangga yang baru. Dalam buku ini, tersaji saripati gagasan-gagasan penting tiga filsuf Stoa, yaitu Epictetus, Marcus Aurelius, dan Seneca. Mark Tuitert, pemegang medali emas Olimpiade untuk cabang speed skater sekaligus penulis buku laris The Stoic Mindset (2024) memberi pengantar untuk buku ini. Dengan The Essential Stoic, harapannya pembaca pada zaman kiwari bisa menggali kedalaman pemikiran dan kebijaksanaan dari masa lampau demi mengarungi kegelisahan zaman ini.

Demikianlah Rekomendasyik 7 buku nonfiksi paling dicari sepanjang Januari. Semoga melalui buku-buku ini, Bibliobesties dapat semakin dekat untuk melihat realitas yang ada di sekitar. Sebab, kesadaran terhadap realitas menjadi kunci penting untuk mengambil langkah-langkah yang tepat.

Jika Bibliobesties hendak membaca Rekomendasyik lainnya, temukan di sini!