9 Rekomendasyik Novel Sejarah

0
Share
Rekomendasi Novel Sejarah

Novel sejarah mampu menembus batas waktu dan tetap relevan di hati para pembaca dari generasi ke generasi. Perimin pun merasakan bahwa menelusuri jejak sejarah melalui novel adalah salah satu cara yang cukup menyenangkan untuk memahami peristiwa masa lalu sekaligus menikmati kisahnya. Memang, sejarah bukan sekadar rangkaian peristiwa di masa lalu. Lebih dari itu, sejarah akan membawa makna yang lebih kaya ketika dimaknai sebagai refleksi perjalanan manusia dalam memahami dirinya dan dunia di sekelilingnya. Nah, bagi Bibliobesties yang gemar memaknai kisah masa lampau, Perimin telah memilah dan memilih 9 novel sejarah. Yuk, simak!

Berikut 9 rekomendasi novel sejarah a’ la Perimin.

1. My Lady Jane

Novel My Lady Jane adalah petualangan yang menghibur dan tak terduga. Dikisahkan, Lady Jane Grey yang berusia enam belas tahun mendapati dirinya akan menikah dengan seorang pria asing dan terlibat dalam rencana jahat untuk merebut takhta dari sepupunya, Raja Edward. Namun, itu bukan satu-satunya masalah yang dihadapinya—Jane juga akan segera menjadi Ratu Inggris. Dengan nuansa yang mengingatkan pada gabungan The Tudors dan Monty Python, novel ini dipenuhi humor yang mengocok perut, plot twist yang mengejutkan, dan momen-momen dramatis yang akan membuat pembaca tertawa dan terperangah.

2. There Are Rivers In Sky

There Are Rivers in the Sky adalah sebuah novel epik yang menggabungkan sejarah, mitos, dan kisah manusia. Melalui tiga karakter utama dari zaman yang berbeda—Raja Ashurbanipal dari Mesopotamia kuno, Arthur dari London abad ke-19, dan Narin, seorang gadis Yazidi di Turki modern—novel ini menjelajahi tema universal tentang kehidupan, kematian, dan identitas. Ketiga karakter ini terhubung oleh satu elemen yang sama: air. Sungai Tigris dan Thames menjadi simbol dari perjalanan hidup, sejarah, dan kekuatan alam. Novel ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang bagaimana masa lalu, masa kini, dan masa depan saling terhubung, serta pentingnya menjaga kelestarian alam.

3. Crook Manifesto

Novel ini menggambarkan New York tahun 1970-an dengan kekuatan dan hiburan, menampilkan kota yang penuh kemewahan kumuh. Pada tahun 1971, New York City dilanda sampah, kejahatan, dan kebangkrutan, sementara perang tembak meletus antara NYPD dan Black Liberation Army. Ray Carney, pemilik toko furnitur dan mantan penadah, berusaha menjaga hidupnya tetap stabil namun terjebak dalam masalah ketika ia membutuhkan tiket Jackson 5 untuk putrinya, May. Pada tahun 1973, mitra Carney, Pepper, terlibat dalam dunia Blaxploitation di Harlem, berhadapan dengan bintang Hollywood dan pengedar narkoba, serta menghadapi musuh-musuh yang meremehkan kemampuannya. Di tahun 1976, Harlem terbakar saat negara bersiap untuk merayakan Bicentennial, dan Carney harus menghadapi kebakaran yang melukai penyewanya sambil menyelidiki pelaku kejahatan di metropolis yang penuh korupsi.

4. Heaven and Earth Grocery Store 

Heaven and Earth Grocery Store berlatar pada 1970-an, di sebuah komunitas kecil di Pennsylvania. Cerita dimulai ketika kerangka manusia ditemukan di sumur tua, yang membuka misteri tentang kejadian-kejadian kelam di masa lalu kota itu. Novel ini mengangkat kisah para imigran Yahudi, Afrika-Amerika, dan warga lainnya yang hidup di pinggiran masyarakat, berjuang melawan prasangka dan ketidakadilan. Pemilik toko kelontong, Chona, seorang wanita Yahudi yang penuh kasih, memainkan peran penting dalam membantu komunitasnya, terutama Nate, seorang anak laki-laki Afrika-Amerika yang menderita tuli. Melalui hubungan yang terjalin antara karakter-karakternya, McBride mengeksplorasi tema tentang cinta, pengorbanan, dan kekuatan komunitas dalam menghadapi ketidakadilan dan rasisme.

5. The Lost Bookshop

Martha baru saja melarikan diri dari pernikahan yang penuh dengan kekerasan. Kini, dia berusaha untuk mandiri dengan bekerja sebagai pengurus rumah tangga untuk Madame Bowden, seorang mantan aktris eksentrik. Di sisi lain, ada Henry, seorang mahasiswa Ph.D. yang memiliki obsesi luar biasa terhadap naskah-naskah kuno. Dia rela melakukan apa saja untuk menemukan naskah yang ia cari. Suatu ketika, ada sesuatu yang menghubungkan keduanya: sebuah toko buku yang tampaknya hilang, yang semestinya berada di sebelah rumah Madame Bowden. Namun, toko buku itu menghilang tanpa jejak. Seiring berjalannya waktu, Henry dan Martha mulai mengetahui lebih banyak tentang toko buku misterius itu. Dan yang lebih menarik, toko buku tersebut tampaknya ingin ditemukan oleh mereka.

6. By Any Other Name

By Any Other Name mengisahkan dua wanita dari dua zaman berbeda yang memiliki semangat yang sama: keinginan untuk diakui sebagai penulis. Pada abad ke-16, Emilia Bassano, seorang wanita cerdas dan berbakat, terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai penulis drama untuk bisa melihat karyanya dipentaskan. Ia bekerja sama dengan William Shakespeare, memberikan naskah-naskahnya agar dipentaskan dengan nama Shakespeare. Di zaman modern, Melina Green, seorang penulis drama kontemporer, juga menghadapi tantangan serupa. Ia merasa karya-karyanya tidak dianggap serius karena ia adalah seorang wanita. Terinspirasi oleh kisah Emilia, Melina memutuskan untuk menggunakan nama samaran laki-laki agar karyanya mendapatkan perhatian. Novel ini mengupas isu gender, identitas, dan perjuangan untuk diakui dalam dunia literatur.

7. Ball At Versailles

Dalam novel The Ball at Versailles karya Danielle Steel, kita diajak ke tahun 1958, di mana sebuah pesta dansa mewah di Istana Versailles akan mengubah hidup empat wanita muda. Amelia Alexander, putri dari seorang ibu tunggal yang penuh pengorbanan, berharap malam itu membuka pintu ke masa depan yang lebih baik. Caroline Taylor, yang terjebak dalam hubungan asmara dengan bintang film terkenal, mempertanyakan niat sebenarnya di balik ketertarikannya. Felicity Smith, mahasiswi fisika nuklir yang lebih tertarik pada buku daripada gaun, hadir hanya demi orang tuanya. Dan Samantha Walker, anak kesayangan seorang pengusaha kaya, harus menghadapi kenangan menyakitkan dari masa lalunya. Sebuah undangan istimewa ke Paris dan satu malam megah ini akan meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam kehidupan mereka semua.

8. The Road to the Country

The Road to the Country karya Chigozie Obioma adalah sebuah novel yang mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Kunle di Nigeria pada akhir tahun 1960-an. Kunle, yang semula adalah seorang mahasiswa yang pendiam dan cerdas, terhantui oleh rasa bersalah mendalam. Untuk melepaskan diri dari beban itu, ia memutuskan untuk ikut berperang. Namun, ketika adik laki-lakinya menghilang di tengah-tengah perang saudara yang berkecamuk, Kunle memulai sebuah misi berbahaya untuk menemukannya.

9. The Women 

Novel ini mengisahkan tentang sekelompok perawat wanita yang bertugas di medan perang Vietnam. Novel ini menyoroti keberanian, pengorbanan, dan semangat juang para wanita yang seringkali terlupakan dalam sejarah perang. Melalui kisah para perawat ini, Hannah menggambarkan kerasnya kehidupan di medan perang, trauma yang mereka alami, serta ikatan persahabatan yang kuat di tengah situasi yang penuh bahaya. Novel ini tidak hanya menyajikan kisah perang, tetapi juga mengangkat tema-tema universal seperti cinta, kehilangan, dan kekuatan manusia dalam menghadapi kesulitan. Dengan gaya penulisan yang memikat, Hannah berhasil membawa pembaca seakan-akan ikut merasakan pengalaman para perawat di Vietnam.

***

Demikianlah 9 rekomendasyik novel sejarah. Semoga melalui buku-buku di atas kita dapat lebih kaya dalam memaknai sejarah. Sebab, melalui kisah-kisah dalam novel sejarah, kita tidak hanya belajar tentang peristiwa masa lalu, tetapi juga memahami nilai-nilai kemanusiaan, perjuangan, dan cinta yang melintasi zaman.

Jika Bibliobesties hendak membaca Rekomendasyik lainnya, temukan di sini!