Literature and Ideas Festival adalah perhelatan sastra dan ide-ide yang diadakan Komunitas Salihara tiap dua tahun. Judul kali ini adalah “mon Amour!” (“Cintaku!”, dalam bahasa Prancis) yang berlangsung mulai dari 5-12 Agustus 2023. Perhelatan tahun ini, berfokus pada budaya Prancis dan Frankofoni (negeri di mana bahasa Prancis dipakai atau berpengaruh).
Dalam acara LIFEs, para peserta bisa mendengarkan langsung wawancara dengan filsuf Prancis penting Jacques Rancière, mantan pejuang kebebasan. Juga, menteri luar negeri Aljazair Lakhdar Brahimi, kurator Arwad Esber (yang kebetulan juga putri dari penyair terkenal Adonis). Tentu saja, harapannya semua yang hadir pun terpercik semangat melalui acara yang dikemas secara menarik serta mencerdaskan ini.
Lantas, apa yang membedakan LIFEs dengan festival sastra lainnya? LIFEs tidak hanya menampilkan perkembangan sastra terkini, tapi menggarap tema agar ada kedalaman dalam keragaman aspek dan acara: sastra, filsafat, musik, teater, seminar, juga makan malam di bawah langit terbuka.
Tentang LIFEs
Kontribusi literatur dan ide-ide Prancis kepada dunia dan Indonesia sepertinya tidak perlu dijelaskan lagi. Semangat kebebasan, egalitas, dan persaudaraan Revolusi Prancis telah mengilhami gerakan kebebasan Indonesia pada awal abad ke-20. “Trias Politica Montesquieu” dianggap memiliki pengaruh vital dalam pembentukan Republik Indonesia. Puisi Modern Prancis–Baudelaire, Rimbaud, Mallarme–dibaca oleh lingkaran sastra Indonesia dalam penciptaan awal sastra Indonesia modern. Para filsuf kontemporer Prancis–Derrida, Cixous, hingga Rancière– juga dianggap tetap relevan sampai hari ini di Indonesia.
Interelasi budaya Prancis dan budaya lainnya juga bukan sesuatu yang berlangsung tanpa dinamika dan bebas dari ketegangan. Kolonialisme, dengan aspek-aspek yang pahit dan manis, telah menciptakan komunitas berbahasa Prancis di luar Prancis. Transmisi budaya selalu terjadi dalam berbagai arah. Bahasa Prancis dan ide-ide di dalamnya tidak terbatas pada wilayah Prancis. Mereka menyebar ke luar Eropa, Afrika, Amerika, hingga Asia.
The Literature and Ideas Festival (LIFEs)—sebuah acara dwi tahunan yang diselenggarakan oleh Komunitas Salihara di Jakarta, Indonesia–dirancang untuk merayakan literatur dan ide-ide frankofon di penyelenggaraannya tahun ini (5 hingga 12 Agustus 2023). Meski fokus festival adalah sastra dan ide, bentuk presentasi lainnya (tari, musik, teater, dan kuliner) selalu menjadi bagian dari program ini.
LIFEs sendiri bukanlah sebuah festival dengan skala besar. Program ini bertujuan untuk menghadirkan interaksi yang mendalam di antara penulis dan pembaca. Jumlah audiens dari festival terakhir kami di
tahun 2021, yang terorganisir secara hibrida (luring & daring) adalah 7.921. Di tahun ini, Komunitas Salihara akan kembali melaksanakan festival ini secara hibrida.
Program LIFEs 2023
Di bawah ini adalah sejumlah mata program yang dirancang dalam penyelenggaraan LIFEs 2023:
1. Ceramah (Keynote Speech)
Ceramah adalah mata program utama dalam festival ini. Acara ini akan menampilkan rekaman ceramah salah satu tokoh literatur frankofon di luar negeri di hadapan penonton di Teater Black Box Komunitas Salihara. Ceramah kemudian akan diikuti dengan seminar daring dan sesi tanya jawab. Pembicara yang direncanakan untuk hadir adalah: Jean Couteau dan Leïla Slimani.
2. Pentas Pembacaan
Pentas Pembacaan adalah mata program berisi pembacaan literatur yang dipadukan dengan penampilan musik, teater, dan yang lain. Pembicara yang direncanakan untuk hadir adalah: Amelia Yunus, Pinto Anugrah, Fitra Yanti, Beni Satryo, Ali Chahrour, Fatima Daas, Gabriel Laufer/Le Rhonchons, Happy Salma , Ariel Tatum , Ine Febriyanti, Ki Gamblang Carito, Marsha Timothy , Windy Setiadi/Klassikhaus, Zack Rogow, Zulfa, Arawinda, Marsha Habib, dan Winny.
3. Seminar, Diskusi, Bincang-Bincang
Mata program ini akan diisi dengan diskusi seputar dua topik utama berupa literatur fankrofon dan pemikiran Jacques Rancière. Beberapa diskusi akan diselingi dengan listening session yang menghadirkan sejumlah musisi Indonesia. Pembicara, pembaca, serta musisi yang diharapkan hadir dalam mata program ini, di antaranya: Jean Couteau, Jean Baptiste, Johary Ravaloson, Ronny Agustinus, Rizal Iwan, Erik, Arif Zulkifli, Arward Esber, Agustinus Setyo, Grace Ly, Lakhdar Brahimi, Leila Chudori, Maria Antonia Raharti, Ravando Lie, Rara Sekar, Cholil, & Ananda Badudu.
4. Pameran
Pameran LIFEs 2023 akan berisi karyakarya dengan tema Komik Garis-Jelas (Ligne-Claire Comic) yang akan menampilkan karya dari kartunis frankofon terkenal seperti komik Tintin karya Hergé. Pameran ini akan dikuratori oleh Beng Rahardian.
***
Tentang Komunitas Salihara
Komunitas Salihara merupakan sebuah pusat pengembangan seni dan kebudayaan alternatif yang berdiri sejak 8 Agustus 2008 berlokasi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Komunitas Salihara didirikan sebagai sebuah kantong kebudayaan yang berupaya menampilkan beragam kesenian terkini dari Indonesia dan dunia, baik yang bersifat pertunujkan maupun edukasi.
Komunitas Salihara dapat juga disebut pusat kebudayaan alternatif mandiri yang tidak memiliki dan menerima sokongan dana rutin dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun kedutaan asing. Berbeda dari banyak pusat kesenian yang lain, Komunitas Salihara memiliki program yang relatif berjanka panjang, yang disusun oleh Dewan Kurator yang beranggotakan sastrawan dan seniman terkemuka di Indonesia.
Dalam program yang dijalankannya, Komunitas Salihara memprioritaskan kesenian-kesenian baru. Kebaruan ini bagi kami menandakan masyarakat pendukung kesenian yang dinamis, juga kreatif terhadap berbagai warisan kesenian Indonesia dan dunia. Komunitas Salihara mengajak penonton dan setiap pihak dengan tujuan yang sama untuk mendukung kebaruan ini.
***