Terkadang, kita berpikir untuk mendapatkan hasil yang maksimal diperlukan hasil yang maksimal juga. Namun, cara kita bekerja dapat menjadi lebih efektif dengan cara fokus pada 20% hal terpenting untuk menghasilkan output sebesar 80%. Hal ini dikenal dengan prinsip 80/20. Prinsip 80/20 awalnya ditemukan pada tahun 1897 oleh Pareto, seorang ekonom Italia, yang menemukan adanya ketidakseimbangan ekonomi. Ia menemukan bahwa 80% dari hasil kekayaan hanya dinikmati oleh 20% dari populasi. Temuan Pareto ini kemudian dikembangkan kembali oleh Zipf yang menyatakan bahwa sumber daya produktif cenderung hanya bekerja sekitar 20-30% dari kemampuan maksimalnya dan telah berkontribusi sebesar 70-80% pada aktivitas tersebut.
Prinsip 80/20 ini dirasa penting oleh sang penulis, Richard Koch, karena ia merasa bahwa dunia ini dipenuhi oleh segala hal yang tidak imbang. Kadang-kadang kita tanpa sadar mengira bahwa kalau kita memberikan setengah usaha atau perhatian, maka hasil yang kita dapatkan juga akan setengah dari yang diharapkan. Seakan-akan kita punya keyakinan dalam hati yang merasa bahwa hubungan antara apa yang kita lakukan dan akibatnya akan selalu adil. Dan, ya, ada saat-saat di mana hal itu benar-benar terjadi. Prinsip 80/20, sebenarnya, mengajarkan kepada kita bahwa ketika kita melihat dua kelompok data yang terkait, seperti alasan dan hasilnya, kemungkinan besar kita akan menemukan bahwa tidak semuanya berjalan seimbang.
Selama ini, kita sering diberitahu bahwa kita harus bekerja keras untuk meraih sukses. Bahwa kita harus berusaha dengan luar biasa untuk mendapatkan hasil yang luar biasa juga. Seperti konsep ‘seimbang’ di mana apabila kita memberikan usaha dengan nilai 50, maka kita akan mendapatkan hasil yang bernilai 50 juga.
Namun, dalam buku ini, Richard Koch mengajak kita untuk merenung bahwa mungkin ada cara yang lebih cerdas dan efisien untuk mencapai tujuan kita. Bukan berarti kita sepenuhnya menghindari usaha atau pengorbanan, tetapi lebih kepada mengarahkan usaha kita dengan lebih bijak. Untuk mencapai hasil yang lebih besar, langkah terbaik adalah mengambil tindakan yang lebih terarah. Pendekatan yang lebih terfokus akan lebih efektif ketika kita hanya memusatkan perhatian pada aspek yang benar-benar signifikan, termasuk kebahagiaan pribadi dan hubungan dengan orang-orang yang kita sayangi.
Kita dapat mengurangi hal-hal yang sekadar menghabiskan waktu kita tanpa memberikan hasil yang signifikan. Fokus pada beberapa hal utama yang benar-benar mendorong kesuksesan dan kebahagiaan dapat menghasilkan perubahan besar dalam hidup kita. Jadi, intinya adalah tentang memilih dengan bijak bagaimana kita menggunakan sumber daya berharga kita, baik itu waktu, energi, atau perhatian, untuk meraih hasil yang paling berarti bagi kita.
The 80/20 Principle adalah buku yang membahas tentang prinsip 80/20, yaitu konsep bahwa 80% hasil yang dicapai berasal dari 20% usaha yang dilakukan. Buku ini ditulis oleh Richard Koch dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1997. Dalam buku ini, Koch menjelaskan bagaimana prinsip 80/20 dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti bisnis, keuangan, dan hubungan personal. Buku ini juga membahas risiko dan kelemahan dari menerapkan prinsip 80/20 secara berlebihan atau tidak
tepat, serta memberikan strategi dan tips untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dengan menerapkan prinsip 80/20. The 80/20 Principle telah menjadi buku yang populer dan banyak dibaca oleh orang-orang yang ingin meningkatkan kinerja dan efisiensi mereka dalam berbagai aspek kehidupan.
Prinsip The 80/20 dan Penerapannya
Tentang prinsip 80/20, dapat dijelaskan bahwa konsep ini menyatakan bahwa 80% hasil yang dicapai berasal dari 20% usaha yang dilakukan. Dalam buku The 80/20 Principle, Richard Koch menjelaskan bahwa prinsip ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk bisnis, keuangan, dan hubungan personal.
Dalam bisnis, prinsip 80/20 dapat diterapkan dengan fokus pada produk atau layanan yang paling menguntungkan dan memberikan kontribusi terbesar pada pendapatan. Dengan memfokuskan usaha pada produk atau layanan tersebut, kita dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis secara keseluruhan.
Dalam keuangan, prinsip 80/20 dapat diterapkan dengan fokus pada pengeluaran yang paling penting dan memberikan kontribusi terbesar pada kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Dengan memfokuskan
pengeluaran pada hal-hal tersebut, kita dapat menghemat uang dan mengalokasikan sumber daya kita dengan lebih efektif.
Dalam hubungan personal, prinsip 80/20 dapat diterapkan dengan fokus pada hubungan yang paling penting dan memberikan kontribusi terbesar pada kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Dengan memfokuskan usaha pada hubungan tersebut, kita dapat memperkuat hubungan kita dengan orang-orang yang paling penting dalam hidup kita. Dalam semua aspek kehidupan, prinsip 80/20 dapat membantu kita meningkatkan efisiensi dan produktivitas kita dengan memfokuskan usaha pada hal-hal yang paling penting dan memberikan kontribusi terbesar pada hasil yang ingin kita capai.
Risiko dan Kelemahan Dari Prinsip 80/20 dan Strategi Untuk Menanggulanginya
Tentang risiko dan kelemahan dari prinsip 80/20, penerapan prinsip ini secara berlebihan atau tidak tepat dapat memiliki beberapa risiko dan kelemahan. Salah satu risiko dari menerapkan prinsip 80/20 secara berlebihan adalah kehilangan fokus pada hal-hal yang tidak termasuk dalam 20% usaha yang paling penting. Hal ini dapat menyebabkan kita mengabaikan hal-hal yang sebenarnya juga penting dan dapat memberikan kontribusi pada hasil yang ingin kita capai.
Selain itu, menerapkan prinsip 80/20 secara tidak tepat juga dapat menyebabkan kita mengambil keputusan yang tidak tepat. Misalnya, jika kita hanya fokus pada 20% produk atau layanan yang paling
menguntungkan dalam bisnis, kita mungkin mengabaikan produk atau layanan yang sebenarnya juga penting dan dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan bisnis kita secara keseluruhan.
Salah satu tantangan terbesar adalah mengubah kebiasaan lama dan pola pikir yang sudah terbentuk. Menjadi sulit untuk mengidentifikasi tugas atau aktivitas yang dirasa paling penting dan memberikan hasil terbaik dengan cara kerja yang berbeda.
Diskusi M-Periplus Book Club
Periplus bekerja sama dengan MarkPlus Institute untuk membuka ruang berbincang buku-buku dengan tema Pengembangan Diri, Bisnis, Manajerial, Tren Dunia, sampai juga topik-topik Kepemimpinan. Kami menyebutkan M-Periplus Book Club. Pada edisi kali ini, kami mengajak para insan pembelajar dan BiblioBesties untuk bergabung dalam acara Bincang Buku dengan tajuk:
The 80/20 Principle: Memaksimalkan Hasil dengan Usaha Minimal
M-Periplus Book Club kali ini akan mengundang, utamanya, para pencerita utama sekaligus pembaca yang tekun juga praktisi dalam dunia kerja.
1. Viona Christina (Bookstagram)
Viona Christina dikenal melalui platform media sosial Instagram dengan username @vioreadsbooks. Ia merupakan seorang bookstagram yang aktif memberikan ulasan dan rekomendasi tentang buku-buku yang ia baca. ia juga aktif memberikan ulasan tentang buku-buku yang ia baca dan juga aktif dalam membagikan aktivitasnya yang berkaitan dengan buku melalui platform Youtube. Selain aktif di platform media sosial Instagram dan Youtube, Viona juga aktif memberikan ulasan-ulasan buku yang telah selesai ia baca melalui Goodreads, situs jaringan sosial yang mengkhususkan pada katalogisasi buku. Selain aktif sebagai pengulas buku, Viona juga aktif diundang sebagai speaker pada acara-acara yang berkaitan dengan buku.
2. Dwi Annisa Ramadhanty (Puteri Indonesia Aceh 2023, None Jakarta Timur 2019)
Dwi Annisa Ramadhanty atau yang lebih akrab dipanggil Sasa merupakan seorang Putri Indonesia Aceh 2023. Ia aktif dalam kontes beauty peagant seperti Abang None Buku DKI Jakarta pada tahun 2017 dan Abang None Jakarta Timur pada tahun 2019. Selain aktif pada kontes beauty pageant, sebagai public relations enthusiast ia juga aktif pada dunia public speaking dengan aktif menjadi speaker pada beberapa webinar. Di dunia karir, saat ini Sasa bekerja sebagai Communication and Customer Relation Specialist di PT Kereta Api Indonesia.