Rekomendasyik Novel Terjemahan Jepang dan Korea

0
Share
Novel Jepang dan Korea

Di kalangan para pembaca buku, dalam 2 tahun belakangan ini, semakin banyak novel-novel terjemahan Jepang dan Korea dalam bahasa Inggris dan Indonesia, khususnya. Muncul nama-nama ‘baru’ di kancah TOP 10 Penulis Asia Timur. Bukan artinya, mereka baru merilis karya lho! Namun, pembacanya makin banyak sehingga karya mereka semakin luas dikenal.

Beberapa BiblioBesties bertanya, hal mendasar apa yang menjadi ciri khas sastra yang lahir dari imajinasi para penulis Asia Timur, sebutlah Jepang dan Korea, dibandingkan dan disandingkan dengan penulis Barat (Eropa dan Amerika, pada umumnya). Perimin, kembali mencoba mengingat saat dulu pernah membaca soal Filsafat Perbandingan, semacam ilmu khusus yang mengkaji antara falsafah Asia dan Barat: Perbandingan di antara keduanya.

Ini yang penulis ingat: METAFORA. Secara umum, karya sastra dari Jepang dan Korea memberi ruang lega bagi penggunaan kiasan metaforis. Rasanya, tujuan utamanya adalah memfasilitasi pembaca dengan wadah yang luas untuk menafsir sebagaimana pengalaman pribadi. Nah, Perimin rekomendasyikkan 8 pilihan novel karya penulis Jepang dan Korea yang sedang viral: apakah BiblioBesties setuju soal METAFORA di dalam novel-novel tersebut? Berikut Rekomendasyik novel terjemahan Jepang dan Korea.

1. What You Are Looking For Is In The Library

Sayuri Komachi bukanlah pustakawan biasa. Selain telah membaca semua buku di perpustakaan, dia memiliki kemampuan yang unik. Komachi dapat membaca jiwa setiap orang yang masuk ke perpustakaan. Komachi dapat mengetahui apa yang seseorang cari dalam hidupnya, oleh karena itu dia selalu tepat ketika memberikan rekomendasi buku. Dari sini, buku-buku yang Komachi pinjamkan itu mengubah hidup peminjam buku sepenuhnya.

2. Days at the Morisaki Bookshop

Takako, seorang perempuan 25 tahun yang ditinggal sang kekasih, Hideaki yang menikah dengan orang lain, terpaksa menetap dan bekerja di toko buku bekas milik sang paman. Benih cinta pada sastra Jepang tumbuh. Begitu pula, benih rasa terhadap seorang editor muda ‘akamsi’. Dramatis, sang mantan pacar-suami orang muncul kembali. Toko buku bekas pun menjadi saksi bagi setiap watak menilai hidup.

3. The Goodbye Cat

Kala pancaroba, Spin kecil punya seutas harapan hidup. Kucing liar kecil ini diadopsis dari tempat daur ulang sampah. Keceriaan dan kehiperaktifan Spin menginspirasi seorang pria yang sedang bingung di masa awal menjadi ayah: membesarkan bayi mungil. Itu baru kisah pertama. Ada kisah tentang koloni kucing liar. Ada juga seekor kucing yang begitu setia pada seorang ayah yang cuek-bebek. Juga, kucing sepuh yang sedia pindah alam-roh demi tetap bersama dengan pemiliknya. Inilah kisah para kucing yang tak’kan mengecewakan kasih sang pemilik. Sungguh hangat bukan?

4. Before We Say Goodbye

Seri keempat Before the Coffee Gets Cold ini mengisahkan para pelanggan tetap di Café Funiculi Funicula yang sangat mengenal kemampuan super: melakukan perjalanan ke masa lalu. Syaratnya, harus kembali ke masa kini sebelum kopinya dingin. Jika sebelumnya para pelanggan bertemu dengan cinta lama, pada bagian ini mereka akan berjumpa dengan pengunjung baru: karakter-karakter yang menghangatkan hati sembari mengajukan tanya, “Apa yang akan kau ubah jika bisa melakukan perjalanan kembali ke masa lalu?”

5. Sweet Bean Paste

Sweet Bean Paste menceritakan kisah seorang wanita muda bernama Sentaro yang bekerja di sebuah toko kue tradisional Jepang. Sentaro adalah seorang pria yang pemarah dan penyendiri, dan ia tidak memiliki hubungan yang dekat dengan siapa pun. Suatu hari, seorang wanita tua bernama Tokue datang ke toko kue Sentaro. Tokue adalah seorang wanita yang cacat dan memiliki bekas luka di wajah. Dia meminta Sentaro untuk mengajarinya cara membuat pasta kacang merah yang lezat. Sentaro awalnya menolak, tetapi Tokue terus membujuknya. Akhirnya, Sentaro setuju untuk mengajari Tokue cara membuat pasta kacang merah. Seiring waktu, Sentaro dan Tokue menjadi teman. Tokue menceritakan masa lalunya kepada Sentaro, dan Sentaro mulai membuka diri kepada Tokue.

6. How to Smile

Senyuman adalah ungkapan universal yang mampu mencerminkan beragam emosi, termasuk kegembiraan, kebahagiaan, empati, dan penerimaan. Lebih dari sekadar ekspresi, senyuman juga memiliki dampak positif pada kesehatan fisik dan kesejahteraan mental kita, seperti mengurangi stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta memperbaiki mood. Dalam buku ini,Thich Nhat Hanh mengajak kita untuk belajar senyum secara sadar. Senyuman yang dihasilkan dari hati yang tenang dan pikiran yang penuh kesadaran adalah senyuman yang memungkinkan kita untuk lebih hadir dalam setiap momen dan menghargai diri sendiri dan orang lain dengan lebih mendalam.

7. How Do You Live?

How Do You Live? adalah novel kisah klasik yang selalu dicintai di Jepang. Oleh Genzaburo Yoshino, kita akan dibawa masuk ke dalam hidup Copper, bocah laki-laki kelas 2 SMP, yang hidup di Jepang sekitar 1937. Nama aslinya Honda Junichi, Copper hanya julukan. Pengantar buku ini ditulis oleh Neil Gaiman. Di situ, Gaiman menyebut bahwa ini adalah buku yang tidak lazim, namun juga buku yang menawarkan kebijaksanaan. Copper dan pamannya akan membawa kita menyelisik kemendalaman, melalui sains, etika, atau percik pemikiran lainnya. Kata Gaiman, Hayao Miyazaki pun menyiapkan sebuah film berdasarkan inspirasi dari novel ini.

8. Welcome to the Hyunam-dong Bookshop

Meskipun Yeongjo telah hidup bergelimang harta, dia merasakan kebahagiaan sedikit pun. Hal ini membuat Yeongjo merasa bahwa hidupnya membosankan. Perasaan ini menumpuk hari demi hari hingga Yeongju memutuskan untuk meninggalkan semua yang ada di hidupnya dan memulai lembaran baru dengan membuka sebuah toko buku. Seiring berjalannya waktu toko buku Yeongju menjadi tempat berkumpul bagi orang-orang berbagai macam latar belakang. Mereka datang untuk membaca, berdiskusi, dan menemukan tempat yang nyaman di dunia ini.

Demikianlah Rekomendasyik novel terjemahan Jepang dan Korea. Kiranya Rekomendasayik ini dapat membantu Bibliobesties dalam memilah dan memilih bahan bacaan. Sebab, memimalah dan memilih buku terkadang sama susahnya dengan memilah dan memilih pasangan.

Jika Bibliobesties hendak membaca Rekomendasyik lainnya, temukan di sini.