Periplus mengundang BiblioBesties yang tertarik dalam studi tentang sejarah untuk hadir dan bergabung dalam diskusi sejarah dengan seorang content creator yang mendedikasikan dirinya mendesain dan mempublikasikan sajian menarik tentang candi dan sejarah Indonesia melalui kanal di Youtube: Asisi Channel.
Ben Anderson, almarhum, mencandrakan Indonesia sebagai sebuah “masyarakat terbayang” (imagined society). Mengapa ia menggunakan kata “terbayang”? Hal ini tidak lain karena bagian terkecil dalam komunitas tersebut tidak mengenal sebagian besar anggota, bertemu langsung dengan mereka, atau mendengar informasi tentang mereka, namun demikian dalam benak setiap orang hiduplah imaji tentang komunitas bersama ini. (Anderson 2006:6) Gagasan ini menjadi sangat masuk akal ketika kita masuk dalam kehidupan harian. Bukankah komunitas di luar lingkungan kita yang dijumpai sehari-hari (kampung atau dusun, kelurahan atau desa) hanya bisa kita bayangkan saja? Bahkan, kadang kita hanya bisa membayangkan kehidupan orang-orang di kota tetangga saja tanpa pernah tahu betul bagaimana rupa penduduknya satu per satu!
Imaji tentang keindonesiaan ini sebenarnya meninggalkan “lubang” di sana-sini, utamanya ketika menarik benang merah yang namanya sejarah. Namun demikian, betapa kita harus bersyukur karena masih ada orang-orang muda yang mengisi “lubang-lubang” imajinasi keindonesiaan. Salah satu orang “muda” yang dengan penuh kesadaran dan semangat mengisi “lubang” itu adalah Fransiskus Asisi Suhariyanto dengan Asisi Channel yang dibangunnya. Kanal ini menyumbangkan wawasan berkat penyelisikan ke peninggalan dari kerajaan-kerajaan di Nusantara dalam bentuk bangunan, baik candi dan situs bernilai sejarah lainnya. Selain kisah yang dirangkum dari berbagai pendekatan seperti historiografi, mitologi, hingga legenda, Asisi Channel memberikan analisis berdasarkan teks dan konteks dalam sebuah peristiwa bersejarah pada zaman Jawa klasik. Hal ini dilakukan tentu saja untuk meraup sebanyak mungkin pelajaran yang diwariskan orang-orang di masa lalu.
Satu periode yang perlu dipelajari dan didalami dari zaman Jawa klasik adalah masa di sekitar abad ke-11 ketika Kerajaan Singosari menegakkan panji kekuasaannya di segala penjuru Nusantara. Pada periode ini, setidak-tidaknya ada empat raja yang berkuasa, yaitu Ken Arok, Anusapati, Wisnuwardhana, dan Kertanegara. Dari keempat penguasa—secara khusus akan didalami masa pemerintahan Wisnuwardhana—dan perguliran kekuasaan yang mengikutinya, kita bisa menarik pelajaran berharga tentang makna “kejayaan” di bumi Nusantara kuno. Hipotesis yang digulirkan adalah bahwa makna “kejayaan” di era ini selalu terkait dengan dua hal, yakni (1) kestabilan dalam kehidupan sosial dan politis, dan (2) tegaknya hukum di dalam masyarakat.
Periplus, sebagai toko buku impor berkualitas, memberi ruang untuk membahas isu-isu aktual dalam wadah Periplus TALK. Periplus juga memiliki beberapa koleksi buku tentang kebudayaan Nusantara dari masa lampau, seperti Magical Prambanan (2013), Kraton Ratu Boko: A Javanese Site of Enigmatic Beauty (2015), Majapahit Terracotta (2012), maupun Borobudur (2019). Buku-buku ini tentunya bisa dijadikan referensi visual dan tekstual demi melengkapi imaji tentang keluhuran budaya masyarakat Nusantara lama. Sementara tawaran koleksi buku dari Periplus layaknya ornamen, naratif dari Asisi Channel adalah bangunan utama yang memberikan struktur dan bentuk. Ini adalah kali kesempatan kedua Periplus berkolaborasi dengan Asisi Channel.
Diskusi kali ini mengangkat tema sejarah masa klasik Nusantara dengan mengundang kreator konten dan pecinta sejarah klasik Nusantara, Asisi Suharyanto sebagai narator. Harapannya, ada banyak inspirasi yang bisa ditimba, utamanya bagi kaum muda, sehingga kecintaan akan budaya dan sejarah Indonesia semakin deras.
Periplus menyajikan wadah untuk mengadakan diskusi tentang permasalahan dan tema-tema mutakhir dan relevan, dengan tajuk Periplus TALK. Diskusi diarahkan pada keprihatinan-keprihatinan yang dirumuskan dalam latar belakang. Arah diskusi akan berfokus pada mempelajari dan mendiskusikan bersama sejarah kejayaan Nusantara di masa lalu, khususnya periode Jawa klasik, abad ke-11. Mengingat kita tidak banyak mengetahui masa-masa kejayaan kerajaan di masa Jawa klasik yang ada di wilayah Nusantara.