Rekomendasyik Buku-buku untuk Memaknai Manusia

0
Share
Rekomendasyik Buku Soal Memaknai “Manusia”

Apakah pernah terlintas dalam pikiranmu betapa menakjubkannya kompleksitas manusia? Dari kekuatan emosi yang mendalam hingga ketidakpastian eksistensi, manusia selalu menjadi misteri yang menarik untuk dipecahkan. Dalam menjalani perjalanan kehidupan, buku sering kali menjadi pemandu setia yang membantu kita memahami dan mengapresiasi keberagaman dan keunikan manusia. Dari kisah nyata yang menginspirasi hingga imajinasi yang luar biasa, buku-buku yang kami rekomendasikan tidak hanya mengajak kita merenung tentang siapa kita sebagai manusia, tetapi juga memberikan sudut pandang yang dalam tentang kehidupan itu sendiri. Dengan demikian, mari kita telusuri beberapa karya luar biasa yang membuka jendela ke dalam keberagaman manusia dan membantu kita memahami arti sejati dari eksistensi kita. Tanpa berlama-lama, berikut Rekomendasyik buku-buku untuk memaknai manusia.

Sapiens (10 Year Anniversary Edition)

Ini adalah buku perayaan 10 tahun terbitnya Sapiens, salah satu buku “kembar” karya monumental Yuval Noah Harari, Homo Deus. Dalam Sapiens, Harari berkisah bahwa seratus ribu tahun lalu, setidaknya ada enam spesies manusia yang menghuni Bumi. Namun, saat ini kita hanya menemukan satu spesies manusia, Homo sapiens. Harari menggunakan pendekatan sejarah–juga ilmu biologi–untuk memberikan pembahasan yang luas dari buku ini, mulai dari peran evolusi manusia, bengkitnya kerajaan-kerajaan di masa lampau, hingga bagaimana cara sapiens merajut sejarah dan sains dan membentangkannya sebagai jalan untuk mengkaji peristiwa dan gagasan yang lebih besar. Buku yang menampilkan 27 foto, 6 peta, dan 25 ilustrasi atau diagram ini adalah karya provokatif yang akan memancing kita bertanya ke manakah laju sejarah yang telah “diciptakan” Homo sapiens.

Unmasked

Unmasked ditulis oleh Ellie Middleton, seorang neurodivergent. Neurodivergent adalah sebutan untuk seseorang yang memiliki cara kerja otak yang berbeda dibandingkan mereka yang dianggap standar atau tipikal. Ellie sendiri didiagnosis menderita ADHD dan autisme pada usia 24 tahun. Oleh sebab inilah dia sering disalahpahami dan dianggap sebagai pribadi yang bermasalah. Ellie membagikan apa yang dia ketahui dan pelajari tentang kesehatan mental, “hak-hak istimewa” neurodivergent, cara mengarahkan diri dalam dunia kerja, dan pentingnya diagnosis mandiri yang selayaknya. Inilah buku untuk mereka yang ingin memahami neurodivergence, sehingga menjadikan dunia yang lebih inklusif.

There’s Beauty in Your Brokenness

Sering kali, kita merasakan bahwa dalam hidup, hidup ini masih saja terasa belum cukup. Buku indah yang ditulis bersama-sama antara Brittany Maher dan Cassandra Speer ini mencoba menyajikan permenungan yang mendalam tentang makna terdalam diri kita. There’s Beauty in Your Brokennessmenyajikan 90 permenungan yang menuntun kita pada kesadaran bahwa setiap kita adalah berarti bagi Tuhan. Tidak masalah betapa kita terbatas dan hancur dalam hidup, Tuhan akan tetap mencintai dan menerima kita sebagaimana ada diri kita.

Some People Need Killing

Some People Need Killing adalah catatan seorang jurnalis, Patricia Evangelista, atas rezim pemerintahan tangan besi Filipina yang dipimpin oleh Rodrigo Duterte. Langkah-langkah Presiden Duterte yang menyatakan perang terhadap narkoba. Perang ini tentu saja menyisakan korban yang jumlahnya bukan kaleng-kaleng. Judul buku ini diangkat dari sisi psikologis penegak kebijakan rezim Duterte yang mengaku bahwa dirinya bukan orang jahat yang tega membantai mereka yang diduga terjerat lingkaran perdagangan narkoba tanpa proses hukum yang sepantasnya. “Saya bukan orang jahat. Beberapa orang perlu pembunuhan ini.” Buku ini menyingkap bahasa kekerasan dan penelusuran terhadap dorongan manusiawi untuk menguasai dan melakukan perlawanan.

Why Our Minds Wander

Pernahkah kita bertanya, apa yang terjadi dengan otak kita saat melamun? Mengapa kita melamun? Apakah melamun memiliki fungsi tertentu bagi otak kita? Secara tradisional, melamun dipahami sebagai kondisi pikiran yang mengembara. Namun demikian, penelitian neurologis paling mutakhir menunjukkan bahwa melamun dilatarbelakangi oleh kondisi pikiran yang berbeda-beda dan diatur oleh jalur saraf yang berbeda-beda pula. Why Our Minds Wander akan menunjukkan alasan ilmiah melamun dan menawarkan teknik praktis untuk mengembangkan pengembaraan pikiran yang berujung pada kreativitas yang semakin matang.

Reasons Not to Worry​

Buku ini mengulas cara mengatasi kegelisahan dan ketakutan dalam rutinitas harian dengan merujuk pada prinsip-prinsip filosofi Stoa. Filsafat Yunani kuno ini mengajarkan pentingnya memusatkan perhatian pada hal-hal yang dapat kita kontrol sambil menerima dengan lapang dada hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan.

Straw Dogs: Thoughts on Humans

John Gray pernah mengajar Politik di Universitas Oxford, selain menjadi pengajar tamu pada Universitas Harvard dan Yale. Di London School of Economics, ia mengampu kuliah tentang pemikiran Eropa. Dengan rekam jejak yang mentereng sebagai seorang pemikir, Gray hadir dengan kumpulan esainya, Straw Dogs. Buku ini menantang kepercayaan kita pada manusia yang terentang dalam tradisi pemikiran Barat, mulai dari Platon hingga era kekristenan dan sejak Pencerahan hingga Nietzsche. Gray mengeksplorasi betapa manusia makhluk yang penuh kontradiksi melalui penilaian liberalisme, Marxisme, hingga Darwinisme. Rasanya, gagasan yang ditawarkan Gray layak diberi ruang, terutama bagi kita, manusia pasca-COVID 19.

Eve: How Female Body Drove 200 Million Years of Human Evolution

Melalui buku ini Cat Bohannon akan membahas tentang peran tubuh perempuan dalam evolusi manusia. Bohannon memulai buku ini dengan menjelaskan bagaimana tubuh perempuan berbeda. Dia kemudian membahas tentang bagaimana perbedaan-perbedaan ini berevolusi selama jutaan tahun. Bohannon berpendapat bahwa tubuh perempuan berevolusi untuk memenuhi kebutuhan khusus mereka, seperti kehamilan, menyusui, dan pengasuhan anak. Dia juga berpendapat bahwa tubuh perempuan memainkan peran penting dalam perkembangan budaya manusia.

Face Belongs to Us

Dalam buku ini, Kashmir Hill membahas tentang potensi ancaman teknologi pengenalan wajah terhadap privasi dan kebebasan individu. Hill berpendapat bahwa teknologi pengenalan wajah dapat digunakan untuk melacak pergerakan, memantau aktivitas, bahkan mampu mengidentifikasi orang-orang tanpa sepengetahuan mereka. Dalam buku ini Hill juga memaparkan penelitiannya tentang penggunaan teknologi pengenalan wajah oleh pemerintah Cina. Pemerintah Cina menggunakan teknologi ini untuk memantau pergerakan warganya, melacak mereka yang dianggap sebagai ancaman, bahkan mengontrol akses ke tempat umum.

***

Demikianlah Rekomendasyik buku-buku untuk memaknai manusia. Semoga dari daftar Rekomendasyik ini kita semakin dalam memaknai manusia.