10 Buku Nonfiksi Terlaris di Periplus.com Sepanjang Maret 2024

0
Share

Hai Bibliobesties, kali ini Perimin hendak membagikan Rekomendasyik 10 buku nonfiksi terlaris di Periplus.com sepanjang Maret 2024. Dalam daftar buku nonfiksi terlaris kali ini, kita akan menjumpai buku yang membahas sejarah revolusi indonesia hingga aspek-aspek uang dan kapitalisme. Tentu tidak ketinggalan, sebuah buku yang hendak memandu kita untuk membangun percakapan-percakapan penuh kasih. Penasaran buku apa saja yang masuk kategori buku nonfiksi terlaris sepanjang bulan Maret di Periplus.com? Yuk, simak!

1. The Woke Salaryman Crash Course on Capitalism & Money

The Woke Salaryman Crash Course on Capitalism & Money adalah sebuah buku yang menyelidiki berbagai aspek, dari keuangan pribadi, ekonomi, sosiologi, hingga psikologi guna menyampaikan konsep uang dan kapitalisme secara jelas dan singkat. Buku ini dirancang khusus untuk lulusan baru yang sedang menghadapi tantangan pertama mereka dalam memahami dunia keuangan.

2. Revolusi

Buku ini bercerita tentang periode pergolakan dan kekerasan di Indonesia setelah Perang Dunia II. Ketika Jepang terpontang-panting karena serangan sekutu pada 1945, para nasionalis Indonesia mendesak untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Namun, Belanda yang telah memerintah Indonesia selama lebih dari 300 tahun, tidak bisa menerima Indonesia menjadi negara yang merdeka. Hasilnya, perang berdarah berlangsung selama empat tahun dan merenggut nyawa lebih dari 100.000 orang.

3.  The Book You Wish Your Parents Had Read

Singkat, padat, namun mengena. Anak-anak adalah peniru yang sempurna. Apa yang mereka lakukan, sepenuhnya cermin dari apa yang orang tua mereka lakukan. Masalahnya, berapa banyak orang tua yang sungguh memedulikan cara parenting mereka? Mereka bersikap acuh tak acuh pada apa yang mereka lakukan sebagai orang tua, karena tidak punya banyak waktu memikirkannya. Beragam alasan lain bisa disodorkan. Yang paling jamak, mungkin, karena mereka sangat sibuk dengan pekerjaan dan aktivitasnya.

4. Conversations on Love

Buku nonfiksi ini memang terselip di antara sekian banyak buku fiksi untuk menghangatkan Hari Kasih Sayang. Natasha Lunn yang seorang jurnalis “merangkum” persoalan cinta-cintaan melalui percakapan-percakapan dengan para ahli dan sejawat penulis lainnya. Buku ini menawarkan kedalaman dimensi cinta—kerapuhan, jatuh cinta perlahan, menerima perubahan, hingga makna kesepian—dan bukan sekadar “gula-gula” percintaan.

5.  The Things You Can See Only When You Slow Down 

The Things You Can See Only When You Slow Down ditulis oleh seorang biksu Zen asal Korea bernama Haenim Sunim. Melalui buku ini, Haenim Sunim hendak memberikan panduan untuk menemukan ketenangan dalam dunia yang serba cepat ini. Sunim menggunakan pengalaman pribadi dan ajaran Budha untuk membantu kita mengelola stres, menghargai apa yang ada saat ini, dan menemukan kebahagiaan batin. Dalam buku ini, Sunim menekankan pentingnya mindfulness, yaitu memperhatikan setiap momen yang terjadi saat ini tanpa menghakiminya. Dengan mindfulness, kita dapat menghargai hal-hal kecil dalam hidup dan menikmati pengalaman kita. Di samping itu, Sunim juga menjelaskan manfaat kita memperlambat ritme hidup. Dia berpendapat, ketika kita memperlambat hidup, kita memberi diri waktu untuk berpikir jernih, membuat keputusan yang lebih baik, dan memiliki hubungan yang lebih dalam dengan orang-orang di sekitar kita.

6.  Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ

Dalam buku ini, Daniel Goleman membahas tentang kecerdasan emosional. Dia berpendapat bahwa kecerdasan emosional lebih penting daripada IQ dalam menentukan kesuksesan dalam hidup. Menurunnya, kecerdasan emosonal terdiri dari lima komponen utama, yaitu kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan. Di samping itu, Goleman juga menyajikan bukti ilmiah yang menunjukan bahwa kecerdasan emosional dapat dipelajari dan dikembangkan. Dalam buku ini, dia juga menawarkan tips untuk meningkatkan kecerdasan emosional kita.

7. Meditations

Meditations berisi kumpulan renungan filosofis tentang kehidupan Marcus Aurelius. Pada awalnya, Kaisar Romawi sekaligus filsuf Stoa ini menulis renungan bukan untuk dipublikasikan, melainkan sebagai panduan untuk dirinya sendiri dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, termasuk sebagai pemimpin. Buku ini mengajak kita untuk merenungkan apa yang membuat hidup menjadi bermakna dan bagaimana agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai kita. Marcus Aurelius meyakini bahwa kebajikan adalah hal terpenting dalam hidup. Dia juga menekankan pentingnya kualitas-kualitas seperti keadilan, keberanian, kebijaksanaan, dan kesederhanaan.

8. How to Think Like a Roman Emperor: The Stoic Philosophy of Marcus Aurelius

Melalui buku ini, Donald J. Robertson membahas paham filsafat stoikisme yang dipraktekkan oleh kaisar Romawi Marcus Aurelius. Robertson mengupas tuntas kehidupan Marcus Aurelius dari masa mudanya sebagai murid filsafat hingga dirinya menjadi salah satu kaisar Romawi paling berkuasa. Dalam buku ini, Robertson juga menjelaskan prinsip-prinsip utama stoikisme, seperti pentingnya kebajikan, akal budi, dan menerima apa yang berada di luar kendali kita. Sebagai gambaran, Robertson menunjukkan bagaimana Marcus Aurelius menerapkan prinsip-prinsip ini dalam hidupnya dalam menghadapi berbagai tantangan seperti perang, bencana alam, dan kehilangan.

9.  Do the New You

Dalam karyanya buku ini, Steven Furtick mengemukakan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk membentuk diri mereka sesuai dengan keinginan, namun banyak dari mereka terhalang oleh pola pikir yang negatif. Furtick mengidentifikasi enam pola pikir utama yang mampu membantu seseorang mengatasi kendala tersebut dan mencapai potensi penuh: identitas, visi, keberanian, ketahanan, pertumbuhan, dan dampak. Melalui narasi dari pengalaman pribadi, kutipan dari Alkitab, serta saran praktis, Furtick menjelaskan setiap pola pikir tersebut dengan rinci.

10.  When Things Don’t Go Your Way: Zen Wisdom for Difficult Times

Meskipun pengalaman kehilangan, patah hati, konflik, dan kesepian adalah bagian dari pengalaman manusia, Haemin Sunim meyakini ada saat-saat yang sebenarnya bisa menjadi kesempatan langka untuk menemukan jati diri. Sebutlah, semacam batu loncatan menuju hal-hal yang lebih besar. Sang biksu menawarkan perspektif spiritual baru: kemudahan dan pengertian, penghiburan, dan keberanian di momen bilamana kita sungguh membutuhkannya.

Demikianlah Rekomendasyik 10 buku nonfiksi terlaris di Periplus.com sepanjang Maret 2024. Semoga melalui daftar buku di atas Bibliobesties dapat semakin memantapkan buku mana yang dapat memperkuat wawasan sesuai keadaan masing-masing. Sebab, setiap keadan memiliki kenyataan yang berbeda-beda .

Jika Bibliobesties hendak membaca Rekomendasyik lainnya, temukan di sini.